" ARJUNAAAAAA" suara Rika membuat semua orang yang ada dikoridor lantai dua melihat kearahnya.
Rika sebenarnya tidak ingin berteriak-teriak kalau bukan ulah cowok yang selalu bikin dia marah-marah ya siapa lagi kalau bukan Arjuna, kali ini Arjuna sudah keterlaluan karena saat pelajaran Bahasa Inggris tadi dia terus menerus mengirim Rika pesan melalui kertas kecil yang dioper dari belakang hingga menumpuk dimeja Rika tapi kejahilan Arjuna belum selesai sampai disitu setelah pelajaran selesai Arjuna langsung datang kemeja Rika dan merebut earphone Rika yang tergeletak diatas meja hingga akhirnya disinilah mereka berlarian dikoridor. menurut Rika earphone adalah nyawa keduanya jadi tidak heran kalau dia marah-marah seperti sekarang dan lagi hari ini dia sedang tidak berselera untuk meladeni Arjuna.
" Juna balikin earphone gue , jangan kayak anak kecil napa " Rika terus berlari mengejar Juna.
" Tangkep gue dulu baru gue kasih " Arjuna terus berlari sambil tersenyum lebar.
" Iseng lo nggak lucu sumpah " Rika terus mengejar Arjuna dengan hati yang kesal.
Tanpa Rika dan Arjuna sadari sebenarnya mereka sudah jadi bahan pembicaraan orang-orang yang melihat mereka berlari dikoridor terutama Rika karena hanya dia satu-satunya cewek yang mampu membuat Arjuna tertarik sehingga menjadikan Rika bahan untuk diisengin padahal banyak cewek disekolah yang sudah setengah mati menarik perhatian Arjuna namun gagal total. Arjuna berlari melewati lorong kelas sebelas yang membuat semua seniornya itu melihat kearah Juna dengan tatapan heran dan saat Rika yang lewat untuk menyusul Arjuna tatapan senior perempuan itu berubah menjadi tatapan sinis khusus senior yang cewek karena senior mereka yang cowok sama sekali tidak peduli apa yang dilakukan Arjuna dan Rika sekarang.
Jangan mengira dilihat sinis oleh para senior membuat Rika takut justru dia malah semakin ingin membunuh Arjuna karena sudah membuatnya menjadi tontonan seluruh murid dilantai dua. Rika terus berlari tapi kini larinya semakin pelan karena entah kenapa nafasnya mulai terasa sesak bahkan sekarang dia berhenti sambil memegang dadanya yang dimana setiap kali Rika menarik nafas rasa nyeri mulai menusuk diparu-parunya.
" Jun....a balikin ear..phone gue " Rika sudah tidak kuat lagi berlari malah untuk menarik nafas saja sangat sulit dilakukannya sekarang.
Arjuna yang merasa bahwa Rika tidak mengejarnya lagi langsung menoleh kearah belakang dan mendapatkan Rika sedang bersandar dipembatas koridor sambil memegang dadanya dengan mata yang beberapa kali terpejam. Arjuna sadar bahwa ada yang tidak beres dengan Rika dan dia langsung menghampiri Rika dengan wajah khawatir.
" Ba...likin earphone gu....e " Rika menatap Arjuna kesal sambil terus memegangi dadanya yang nyeri.
" Nanti setelah lo nggak apa-apa " Arjuna langsung menggendong Rika dengan sekali gerakan.
" Tu...runin gue , ma..lu tau Ba..nyak yang li..at " Rika sempat memejamkan matanya karena tidak kuat menahan nyeri yang masuk kerongga paru-parunya.
" Nggak bakal , udah lo diem gue bakal bawa lo ke UKS " Arjuna langsung berjalan menuju UKS sambil menggendong Rika.
Aksi Arjuna itu membuatnya dilihat banyak murid dengan berbagai ekspresi ada yang kagum ada juga yang iri begitu pula dengan Silvie yang melihat Rika digendong Arjuna langsung menghentakan kaki kesal dan pergi masuk kedalam kelas. Arjuna membuka pintu UKS dengan sangat kencang sehingga membuat suara benturan yang keras tapi disana sedang tidak ada yang menjaga jadi Arjuna langsung menaruh Rika diatas tempat tidur yang dilapisi kain berwarna biru muda pucat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Benci Tapi Cinta ( FIN )
Teen FictionJatuh cinta bukan hanya ada karena rasa kagum pada seseorang , namun juga bisa datang karena rasa kesal dan benci pada seseorang. Arjuna yang sudah menutup hatinya karena masa lalu yang hampir merenggut kebahagiaannya kini harus pasrah menerima takd...