Setelah insiden Arjuna yang mencium tangannya dikoprasi sekolah tadi Rika benar-benar tidak ingin melihat wajah Arjuna lagi tidak peduli bagaimana cowok itu berusaha mencari perhatiannya saat dikelas ketika bel masuk berbunyi tiga puluh menit yang lalu. Arjuna mulai berbagai aksinya dari sekedar iseng meminjam berbagai alat tulis pada Rika hingga duduk disamping Rika saat pelajaran Bahasa Indonesia yang diberi tugas untuk membuat puisi , bagi Rika menulis puisi itu hal yang sangat menyenangkan tidak butuh waktu lama baginya untuk menyelasaikan tugas tersebut karena sekarang Rika sudah bersantai dengan musik yang didengarkan.
Bahu Rika diketuk pelan oleh orang yang berada disampingnya tapi ketika melihat siapa yang mengetuk bahunya Rika hanya menghela nafas sambil memutar bola matanya lalu menatap nanar orang itu berharap orang yang duduk disampingnya segera pergi tapi sepertinya Rika harus menelan kekecewaan karena cowok tersebut malah tersenyum pada Rika sambil menyodorkan selembar kertas. Rika mengangkat satu alisnya sambil melihat kertas yang ada ditangan Arjuna lalu tatapan melihat kewajah Arjuna meminta penjelasan apa maksudnya menyodorkan kertas tersebut pada Rika.
" Jangan neting dulu , gue mau lo periksa puisi gue " Juna tersenyum sambil menatap kertas yang ada ditanganya.
" Lo bukannya lebih pinter dari gue ?" Rika masih menatap Arjuna dengan tatapan sinisnya.
" Siapa bilang nilai bahasa gue jelek " Juna mengangkat kedua bahunya lalu menyodorkan kertas tersebut pada Rika.
" Emang nilai bahasa lo berapa pas masuk sini ? Gue denger lo peringkat pertama dijalur beasiswa " Rika mengambil kertas milik Arjuna dan mulai membaca tulisan yang bisa dibilang sangat rapih itu.
" 98 kalo nggak salah , katanya lo peringkat dua ya terus nilai bahasa lo dapet 100. pasti lo jago banget kayak beginian " Arjuna tersenyum saat melihat Rika serius membaca puisi yang dibuatnya.
" Berisik lo, gue nggak bisa konsen " Rika melirik Juna dengan tatapan jutek lalu kembali kekertas yang dia pegang.
Masa Lalu dan Sebuah penyesalan
Aku terbangun dari ketidak pastian mimpi
Disadarkan oleh sang waktu bahwa aku telah tertinggal jauh
Semua kenangan indah yang aku miliki kini telah lenyapKarena kehangatan sang surya mulai memudar
Aku berlari mengejar bayanganmu yang semu
Kau meninggalkanku dengan bakas luka yang tak bisa kusembuhkanKepercayaanku hilang ketika aku melihat kenyataan.
Kenyataan bahwa aku tidak bisa membawamu pergi menuju masa depan bersamaku
Dapatkah aku bangun dari ruang rindu ini
Dapatkah aku berdiri dihadapan sang waktu yang terus mengejekku atas kehilangannya salah satu bidadari surga yang telah aku miliki.
Dan dapatkah aku melupakanmu wahai Masa laluKarena sejujurnya hati kecilku selalu memaggil namamu.
Setelah selesai membaca puisi milik Arjuna entah kenapa Rika merasakan ada sebuah kesedihan dan kekecewaan didalamnya, Rika tidak mengerti kenapa orang seperti dia bisa menulis puisi yang menyayat hati seperti ini karena dari awal Rika melihat Arjuna tidak ada sedikitpun diwajah cowok ngeselin itu yang menggambarkan rasa sakit. Rika memang paling jago membaca mimik orang sehingga menurutnya tidak akan ada yang dapat disembunyikan oleh orang-orang terhadap dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Benci Tapi Cinta ( FIN )
Ficção AdolescenteJatuh cinta bukan hanya ada karena rasa kagum pada seseorang , namun juga bisa datang karena rasa kesal dan benci pada seseorang. Arjuna yang sudah menutup hatinya karena masa lalu yang hampir merenggut kebahagiaannya kini harus pasrah menerima takd...