Pagi ini Rika dan Astrid kedapatan giliran untuk menjadi pengawas dilobby sekolahnya hal ini sudah kewajiban bagi anak kelas X , ya SMA Rika memang melakukan sistem pengawas bagi anak-anak baru untuk mengawasi murid-murid yang terlambat walaupun masih didampingi oleh guru yang ikut piket karena takut ada murid yang berlaku curang. Karena hari ini adalah hari senin dan dalam satu bulan sekali SMA ini melakukan upacara bendera sehingga bagi murid yang biasa datang mepet dengan bel masuk harus siap-siap upacara diarea parkir yang kosong dengan pengawasan guru BP sekolah tercinta yaitu Pak Tito.
Tapi memang sepertinya Rika dan Astrid lagi sial mereka berdua harus membantu guru yang bertugas diarea parkir bahkan Rika sempat dibuat kesal dengan senior yang sudah jelas-jelas salah tapi malah ngotot yang akhirnya membuat Rika marah-marah. Senior tersebut adalah Farid pentolan kelas XII yang terkenal galak dan suka cari masalah dengan murid lain tapi saat dimarahi oleh Rika tadi dia karena dirinya yang ngotot tidak mau ikut upacara dipaekiran sekolah akhirnya Farid sempat tekejud dan akhirnya memilih diam didalam barisan , siapa juga yang berani melawan Rika kalau sedang marah kecuali Arjuna yang memang sengaja mencari gara-gara dengan Rika.
" Rik lo nggak liat Juna ?" Astrid terus melihat kearah gerbang sambil terkadang berjinjit agar melihat lebih jelas.
" HAH ?" Rika mengangkat satu alisnya sambil melihat kearah Astrid seolah-olah dia salah melontarka pertanyaan.
" Serius gue , soalnya dia dari tadi belom dateng terus dikelas juga gue nggak ngerasa hawa-hawanya dia gitu " Astrid berbicara dengan nada tidak bersalah sambil mengangkat bahunya.
" Hawa ? Gue baru tau lo bisa ngebedain mana orang mana setan " Rika menggelengkan kepalanya sambil terus melihat kearah Astrid tidak percaya.
" Setan tapi ganteng Rik " Astrid tersenyum sambil menaik turunkan alisnya pada Rika.
Rika tidak merespon Astrid lagi karena yang ada dia bisa naik darah , Rika tahu kalau sahabatnya itu telah menjadi member dari club pecinta Arjuna entah sejak kapan yang pasti Rika sadar kalau Astrid sering curi-curi pandang pada Arjuna padahal awalnya Rika pikir Astrid suka dengan Aldi teman satu genk Arjuna yang dibilang tampangnya ya lumayan lah nggak jelek-jelek amat. Padahal Aldi sempat minta tolong pada Rika untuk menjadi mak comblangnya dengan Astrid ya namanya Rika mana mau sih ngelakuin itu sehingga Ardi mendapatkan omelan karena sudah mengganggu waktu berharga Rika.
" Nggak telat endasmu hah ini jam berapa ? Kamu nggak punya jam ? Apa semua jam yang ada dirumah kamu mati ? " Tanya Pak Tito itu dengan mata yang melotot seperti akan keluar.
"Pak tolong lah sumpah saya nggak akan ngulangin lagi " Arjuna memohon dengan wajah memelasnya.
" Semua murid yang terlambat juga ngomong gitu , emangnya kamu kira saya bakal kemakan sama rayuan gombal kamu " Guru BP sekolah Rika memang terkenal dengan keras kepala yang melebihi batu kali.
Mata Rika langsung diputar serta berdecak kesal karena orang yang berada digerbang itu adalah Arjuna tapi ada yang aneh bagi Rika mungkin bukan hanya Rika tapi semua teman sekelasnya yang kenal dengan Arjuna yaitu tidak mungkin Arjuna terlambat karena dia selalu datang tepat waktu jadi jika benar Rika menebak ada sesuatu yang terjadi dengannya kemarin setelah pulang sekolah.
" Rik itu bener Juna kan ya ?" Astrid menarik baju Rika tapi tatapan matanya terus pada Arjuna.
" IYA TRID tapi jangan narik baju gue " Rika berusaha melepaskan tangan Astrid yang masih terus menarik baju Arjuna.
Astrid langsung melepaskan tangannya sambil nyengir seperti kuda pada Rika setelah bajunya dilepas oleh Astrid Rika hanya berdecak kesal lalu berjalan meninggalkan Astrid mendekati Arjuna yang sedang diceramahi. Arjuna yang berada didepan gerbang menyadari ada seseorang yang datang dari arah belakang Pak Tito tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Benci Tapi Cinta ( FIN )
Fiksi RemajaJatuh cinta bukan hanya ada karena rasa kagum pada seseorang , namun juga bisa datang karena rasa kesal dan benci pada seseorang. Arjuna yang sudah menutup hatinya karena masa lalu yang hampir merenggut kebahagiaannya kini harus pasrah menerima takd...