"Kenapa bisa sampai seperti ini?"ratap Myungsoo dengan airmata yang berderai. Tzuyu makin menundukkan kepalanya. Tidak tahan melihat wajah merana Myungsoo.
Ini yang ia takutkan sejak dulu. Perasaan Myungsoo yang sangat terluka karena ketidakjujuran Suzy mengenai penyakitnya. Mengenai resiko kematian yang mengancamnya akibat dari kehamilannya.
Mereka berdua saat ini duduk di taman Rumah Sakit yang cukup sepi. Tzuyu menarik napasnya perlahan sebelum memulai bercerita.
"Kenapa kau mendukungnya?"tanya Myungsoo pilu. "Kau tidak sadar jika saat ini aku bukan hanya akan kehilangan Suzy tetapi juga calon bayi kami?"hardik Myungsoo keras ketika Tzuyu sudah menyelesaikan ceritanya. Tzuyu memejamkan matanya rapat-rapat. Telunjuk Myungsoo sudah berada tepat di depan wajahnya.
Menangkup wajahnya dengan kedua tangan, Tzuyu hanya bisa menangis.
"Aku sudah berusaha meyakinkannya sebisaku. Tapi Nona Bae bersikeras untuk tidak memberitahumu Saem.."isak Tzuyu. Myungsoo hanya menggeram di sebelahnya.
"Tadi aku menolak permintaan putus asanya padaku."lanjut Tzuyu dengan mata menghadap ke tanah. "Dan karena itu, Nona Bae menjadi seperti ini."ucapnya lirih penuh rasa bersalah.
Myungsoo diam. Ini begitu mendadak baginya. Sudah sejak lama ia mengetahui penyakit jantung bawaan yang diderita Suzy. Namun ia pikir penyakit itu sudah lama sembuh. Karena Suzy tidak terlihat selemah dulu. Istrinya itu juga sudah hidup seperti manusia normal pada umumnya. Tidak pernah mengeluh dan terlihat sehat. Tapi disitulah letak kebodohan Myungsoo. Penyakit jantung bawaan tidak bisa begitu saja sembuh. Ditambah kondisi kehamilan yang mulai membesar.
"Apa yang harus aku lakukan? Aku memang suami yang tidak berguna! Aku tidak bisa menjaganya! Bagaimana bisa aku yang hidup bersamanya tidak menyadari hal itu."erang Myungsoo frustasi
"Saem..maaf..karena sudah menyembunyikan hal penting ini darimu."ucap Tzuyu. "Sekali lagi maafkan aku.."Tzuyu menggigit bibirnya dengan keras. Myungsoo masih tidak menanggapi permintaan maafnya.
"Saem.."
"Tinggalkan aku sendiri."ujar Myungsoo dingin.
Tzuyu mendesah panjang. Menyeka airmatanya dengan cepat, dan berusaha bangkit meski kakinya sudah lemas. Ini untuk kedua kalinya ia diusir.
"Kau yakin?"tanya Tzuyu hati-hati. Ia belum menyerah.
"KUBILANG TINGGALKAN AKU SENDIRI!"teriak Myungsoo tanpa memedulikan ekspresi mematung Tzuyu. Pria itu menundukkan kepalanya dalam. Mungkin sedang menangis. Dan hati Tzuyu terasa teriris melihat Myungsoo hancur seperti ini.
"Sekeras apapun kau berusaha mengusirku. Menyuruhku pergi, dan meninggalkanmu. Aku akan tetap tinggal!"ucap Tzuyu dengan sorot kesungguhan. "Aku akan tetap tinggal."tegas Tzuyu sekali lagi. Myungsoo hanya bungkam. Ia marah,kecewa,dan juga sedih secara bersamaan. Marah pada dirinya sendiri, kecewa pada Tzuyu, dan sedih dengan keadaan Suzy.
Gadis itu kemudian melangkah mundur, menuju tumpukan batu yang berjarak 50 meter dari tempat Myungsoo. Ia duduk diam dan mengamati pria itu dari sana.
Sampai kemudian Myungsoo memutuskan untuk bangkit dari duduknya dan berjalan melewati Tzuyu begitu saja. Ia benar-benar tidak mau Tzuyu menjadi pelampiasannya. Sudah cukup selama ini ia menjandikan Tzuyu kambing hitam atas segala penyebab masalah rumah tangganya. Ia tidak mau lagi. Itu sebabnya ia menginginkan Tzuyu pergi.
***
"Bagaimana sayang..apa kau setuju?"tanya So Eun setelah ia menjelaskan maksud kepindahan mereka ke Taipei sebagai promosi atas kenaikan jabatan Kim Bum di perusahaannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
KIM MYUNGSOO √[COMPLETED]
FanficKim Tzuyu terlahir sebagai seorang gadis yang ceria. Memiliki bakat menggambar di atas rata-rata. Dengan kemampuan membangkang yang luar biasa. Dalam otaknya hanya tersemat satu nama. KIM MYUNGSOO Tapi apa jadinya jika pria itu sudah memiliki seor...