Tzuyu 36

1.7K 141 8
                                    

Tzuyu tersenyum kecil ketika seorang pria yang sudah cukup lama dikenalnya berlari menerjang pasir pantai. Riley King, tersenyum tak kalah lebar. Pemuda itu merentangkan tangan , kemudian melambai-lambai kegirangan. Sengaja mengosongkan jadwalnya begitu mengetahui Tzuyu pulang ke Taiwan untuk berlibur. Riley memang seperti itu. Baginya tidak ada hal yang lebih penting selain Kim Tzuyu.

"Kapan kau tiba?"serunya keras, mengalahkan suara debur ombak dan angin sore yang cukup kencang.

"Kemarin,"jawab Tzuyu singkat.

"Aaaah seharusnya kau memberitahuku lebih awal! Kalau tahu kau sudah tiba sejak kemarin, aku kan bisa ada di sini pagi tadi,"protes Riley gemas.

"Ck..tidak perlu! Kau kan harus mengisi acara juga. Bagaimana kalau fansmu kecewa jika idolanya tidak ada di panggung."

Riley tertawa sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Tanpa aba-aba, memeluk Tzuyu terlebih dahulu. "Uuuuh,,Beauty..aku sangat merindukanmu!"

Satu bulan sudah Riley tidak melihat Tzuyu secara langsung. Biasanya satu minggu sekali dia akan menyempatkan terbang ke Korea. Tapi apa daya, karena launching album terbaru dan promo album, Riley jadi tidak mendapat izin bepergian. Dan pemuda itu merasa harinya begitu membosankan.

Tzuyu memeluk Riley tak kalah erat. "Aku juga."

Sejak lima tahun yang lalu, ketika Tzuyu merasa separuh jiwanya telah mati, Rileylah yang selalu hadir mengisi hari-harinya. Menghiburnya dengan segala tingkah konyol yang bisa membuat Tzuyu tertawa dalam sekejap. Mungkin karena Tzuyu merasakan persamaan nasibnya dengan Riley. Pria itu diselingkuhi oleh pacar yang sangat dicintainya hingga nyaris bunuh diri, sedangkan Tzuyu yang rasanya ingin mati juga malah mencegahnya.

Andai mereka mati bunuh diri berdua saat itu, atau andai Tzuyu tidak menolong Riley kala itu, mungkin ceritanya akan berbeda.

Riley menepuk bahu Tzuyu perlahan. Pemuda itu menyadari ada yang tidak beres dengan gadis yang dicintainya. Bukannya Riley pura-pura buta, ia tahu kabar menggemparkan mengenai Pemilik Kim Corporation yang melamar Tzuyu di Gedung Management JYP secara live. Hati Riley terasa perih. Ia tidak pernah menyangka bisa melihat ekspresi kesedihan yang teramat sangat di wajah Tzuyu ketika menolak lamaran pria itu.

Yang Riley tahu Tzuyu tidak pernah terlihat tertarik dengan lelaki manapun. Walaupun banyak tawaran kencan berdatangan, dan Tzuyu menerima dengan senang hati, tapi itu tidak lebih sebagai hiburan Tzuyu semata. Gadis itu senang jika melihat orang yang menyukainya juga senang. Ia tidak pernah tega menolak ajakan kencan dari lelaki manapun. Tapi hanya sebatas itu. Hanya sebatas kencan dan tidak lebih.

Dan kali ini tangisan Tzuyu terdengar menyayat. Pria macam apa yang bisa membuat seorang Kim Tzuyu begitu menderita. Riley akui, pria yang melamar Tzuyu itu cukup kaya dan tampan. Apa? Dia memang hanya sebatas itu!

Ah baiklah, Riley menyerah. Dia akui pria itu sangat kaya dan luar biasa tampan. Untuk ukuran duda beranak satu.

Hell! Dan fakta itulah yang membuat Riley tidak habis pikir. Tidak mungkin Tzuyu punya hubungan dengan pria tua yang sudah punya anak. Ia sama sekali tidak rela. Jangankan dengan duda beranak satu, dengan siapapun juga Riley tidak rela. Tzuyu hanya diciptakan untuk Riley seorang! Itu ketetapan dari langit yang tidak bisa diganggu gugat.

Riley meringis ketika Tzuyu malah mencengkram keras pinggangnya. Seolah ingin melampiaskan kekesalan yang tidak tersalurkan. Tapi meski sakit, Riley tidak keberatan. Jika bisa lebih berlama-lama memeluk Tzuyu, apapun akan ia lakukan.

"Tzuyu tenanglah!"gumamnya pelan. Mereka duduk di tepi pantai. Riley terus mengelus rambut ungu Tzuyu. Dengan model dan warna apa saja Tzuyu tetap cantik. Bahkan saat menangis seperti ini, tidak ada pengaruhnya sama sekali. "Kau..tidak mau bercerita padaku? Ini sudah lima tahun dan kau masih memendam semuanya sendiri."

KIM MYUNGSOO  √[COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang