"Satu hari saja. bolehkah aku mengistirahatkan jiwa lelahku?".
.
.
Jauh dari hingar-bingar kebisingan jalan raya dan keramaian kota Seoul, seorang pria remaja menyusuri gang sempit dengan langkah kecil; wajahnya berkeringat dan tampak lelah.
Terlihat dari wajah 'kusut' serta kemeja sekolah yang membalut tubuhnya dengan dua kancing teratas dibiarkan terbuka,
dia memang kelelahan.Selain rumahnya yang semakin hari semakin terasa jauh.
Hal lain yang menyebalkan adalah; Tidak ada suara aktivitas manusia selain suara anjing yang sayup-sayup terdengar menggonggong.
Hal wajar di tengah malam yang sunyi.Tak jauh dari tempatnya menggerutu tadi, sebuah lampu jalan mulai terlihat. Lima meter lagi, dan dia sampai.
Kakinya melangkah menuju rumah kecil yang terlihat sepi, lalu dibukanya pintu yang seketika berderit.Sesekali dia ingin seseorang menyambutnya setidaknya mengatakan, Kookie sudah pulang?
Seperti dulu. Dulu sekali, sebelum hanya suara deritan pintu yang mengisi pendengarannya ketika pulang, sebelum hal sesederhana itu menjadi cita-cita yang sukar untuk digapai.Untuk menetralisir kesunyian, Jungkook menghela napas berlebihan, selalu saja begini saat dia pulang dari bekerja; Rumahnya sepi tanpa penghuni. Suasana seperti ini bukan hanya saat Ia pulang kerja saja, tapi setiap hari. Sepanjang tahun, hampir seumur hidupnya.
Jungkook tinggal dengan Ayahnya yang jarang sekali pulang.
Jungkook tidak berharap pria itu sering pulang, Jungkook tidak suka mendengar desahan yang membuat mual seketika, Jungkook tidak suka banyak botol bekas alkohol berserakan di dapur, ruang tengah, di depan pintu, entah dimanapun.
Jungkook juga tidak suka badannya penuh luka saat berangkat ke sekolah.Dan semuanya akan Jungkook dapatkan ketika sang Ayah pulang.
Jungkook tidak suka.Baru saja anak itu ingin mengistirahatkan tubuhnya, tapi mimpi buruk sudah di depan mata.
Pintu rumah berderit, pertanda bahwa Ayahnya pulang.
Dengan perasaan takut-takut Jungkook ingin mengunci pintu kamar, namun belum sempat tangannya menyentuh kunci..
Dorongan kuat dari luar terpaksa membuatnya mundur ke belakang.
Sang Ayah sudah lebih dulu mendobrak pintu kamar dengan brutal. seperti biasa, Dia mabuk.
''APA KAU INGIN MENUTUP PINTUNYA!!!''
''ANAK KURANG AJAR!"
"KAU TIDAK ADA BEDANYA DENGAN IBUMU!"
"CARI PELACUR ITU SAMPAI KETEMU. DASAR BRENGSEK!!"
Suara Jeon Suk mendominasi rumah kecil itu.
Sementara Jungkook hanya diam. Jungkook terbiasa dengan makian dan teriakan ayahnya.Bahkan sudah tak terhitung telinganya mendengar makian itu. tapi rasanya tetap sama.
Hatinya selalu sakit.
Tanpa harus dikatakan, Jungkook tahu alasan sang ibu melepas cengkraman tangan dirinya, lalu pergi begitu saja.
saat itu Jungkook tidak tau apa-apa. Tapi sekarang, Jungkook sudah tujuh belas tahun; bukan lagi seorang Jungkook yang berumur lima tahun.
Memangnya siapa yang akan bertahan dengan ayahnya.
Jeon Suk, selalu melayangkan pukulan jika mabuk. Dan benar saja, satu tamparan di wajah Jungkook, lalu disusul oleh pukulan ikat pinggang yang juga ikut menyentuh punggungnya.
Pukulan dan makian itu bertubi-tubi menghujam raga juga hatinya.
Namun Jungkook hanya meringis, dia tidak membalas ataupun menghindar.
Ia hanya menangis dalam diam dan memeluk tubuhnya di sudut ruangan, seperti si bodoh yang biasanya.
Biarlah dunia menganggapnya apa, karena hanya dia yang tahu; bagaimana rasanya saat kebencian dan kasih sayang muncul di waktu yang sama.
Saat itu hanya satu rasa yang berhasil membuatnya bisa melihat sang ayah sebagai ayahnya; Sakit.
Karena rasa sakit akan terus mengingatkannya.
▪⭐⭐⭐▪
Jangan vacok please😘
Hihi... Ini work pertama Nana. dengan cast para bias tercinta.
Semua yang terjadi dalam FF ini murni dari imajinasinya Nana.P.s: Segala adegan yang mungkin mengandung unsur kasar TIDAK UNTUK DITIRU!
tinggalkan Vote and coment.
Bye byeBig Love, Nana❤
KAMU SEDANG MEMBACA
Haruman As Delusions
Fanfiction[Complete] Meskipun sulit, bertahanlah. Walaupun hidup dengan ilusi, Ku mohon. bahagialah. Cast: - Jeon Jungkook - all BTS member And others No Yaoi! Warning!! - DON'T PLAGIARISM! -mungkin akan ada kata-kata kasar untuk kebut...