16.Dream

4K 471 37
                                    

"Mimpi itu terkadang begitu indah, hingga kita harus berusaha untuk menghadapi realita. Dan kadang, kita perlu bermimpi untuk diwujudkan. Mimpi tak salah. dan harus diraih Untuk dibawa ke dunia nyata"
.

.

.

Jungkook melangkah malas menuju rumah. wajahnya tertunduk menatap tanah. Dengan kedua tangan Ia masukkan ke kantong hodie tebal yang Ia kenakan.

Yoongi. Sudah tiga hari Jungkook tidak melihat orang itu. tepatnya, sejak keduanya berpisah di halte bus.

"Jungkook"
Suara itu. Suara yang cukup membuat Jungkook tak ingin melihatnya.

Suara Kim Joon. Ia menatap Jungkook dengan tatapan hangat dan ramah.

"Ayo bicara"

🌷🌷🌷

"Apa kabarmu?"
Kim Joon memulai percakapan, setelah cukup lama terjadi keheningan. Hanya asap coklat panas lah yang terus mengepul.

Cocok untuk udara malam yang dingin.

Sementara Jungkook. Ia tidak tahu, harus merespon pertanyaan Kim Joon seperti apa. Ia gugup, merasa tak nyaman. Ia memang pernah melihat pria paruh baya ini. dengan eomma-nya. Dan Jungkook tahu siapa dia.

"Aku, baik-baik saja" Jungkook menjawab pelan, sungguh Ia ingin pulang sekarang.

"Apa hari-hari di sekolah, menyenagkan?" Kim Joon bertanya lagi, berusaha mencari topik pembicaraan.

"Ya, aku menikmatinya" dan lagi-lagi, Jungkook hanya menjawab datar. seolah ingin segera mengakhiri pembicaraan mereka.

"Udara sangat dingin di malam hari. Kau harus selalu memakai pakaian hangat, dan juga-
Makanlah dengan baik"

Kim Joon mengatakan, apa yang selalu Ia katakan pada Taehyung.

Jungkook terenyuh oleh ucapan orang di depannya ini. Ia menantikan semua pertanyaan dan serentet nasihat itu, sudah lama rasanya tak mendengarnya.

Terakhir Ia mendapatkannya dari e-mail Seok Jin. Dan itu sudah lama.

Tapi kenapa harus, Kim Joon?
Kenapa eommanya tak mengatakan semuanya, saat itu.

Dan Jungkook mulai merindukan appa-nya, yang tak sempat menanyakan hal seperti itu.

"Trimakasih, aku akan mengingatnya" ucap Jungkook dengan imtonasi tak secanggung tadi.

Kim Joon tersenyum, Ia semakin merasa bersalah. karena begitu egois telah mengambil kebahagiaan anak lugu di depannya. Walaupun pada awalnya Ia tak mengetahui semuanya.

"Kookie. Kami tahu kau membutuhkan waktu. Dan ingatlah aku, appamu. Selalu menunggumu pulang"

🌷🌷🌷

.

.

.

"Hai. Jungkook" Namjoon tersenyum menampakkan dimple di pipinya. Melambai ke arah Jungkook.

Sementara Jungkook yang baru sampai di rumah, menghentikan langkahnya menatap sejenak guru di depannya ini. Sepertinya hari ini begitu banyak kejutan; seperti Kim Joon yang mengajak 'bicara' tentang menunggunya. lalu mengantarnya pulang, dan sekarang, gurunya yang bernama Kim Namjoon sedang berdiri bersender di mobil dengan mengatakan "Hai."

Haruman As DelusionsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang