"Cahaya itu tak mampu lagi ku jangkau bahkan dengan pandanganpun tak lagi terlihat. Tapi aku masih ingin melihatnya dengan jelas, ku mohon satu hari saja."
Saat memasuki rumah langkah Jungkook terhenti di di depan pintu dapur. Ia mengingat kembali apa yang terjadi tadi pagi.
Sepanjang jalan tadi anak itu terus bertanya-tanya tentang apa yang akan terjadi saat Ia pulang, apa yang akan terjadi di hari esok atau mungkinkah ini akhir dari segalanya.
Entahlah Jungkook hanya berharap ini menjadi awal dari hari terbaiknya.
Kakinya menaiki anak tangga. Mandi, lalu tidur. mungkin itulah yang biasanya Jungkook lakukan, tapi kali ini Ia akan menunggu appanya mungkin dengan hot chocolate akan menyenagkan.
Diputarnya shower, membiarkan setiap tetes air yang jatuh membawa penat di bahunya. Hening, itulah yang selalu Ia dapatkan di rumah kecil itu, mungkin besok akan ada setidaknya sedikit obrolan.
Setelah selesai mandi Jungkook membuat hot chocolate seperti rencana awal, dihirupnya aroma chocolate yang manis. Dulu eommanyalah yang selalu membuatkan minuman kesukaannya itu.
Mengingat itu semua Jungkook menjadi gusar sendiri, Ia tidak ingin memutar kembali kenangan tentang orang yang sangat Ia rindukan sampai-sampai hatinya sakit saat mengingatnya.
Jungkook menggesekkan handuk kecil pada rambutnya yang masih basah lalu meneguk hot chocolate yang telah Ia buat.
Direbahkannya tubuh pada sofa yang Ia dusuki. Kantuk mulai menguasai dirinya, mata sayu itu mulai menutup
Jungkook ingin bermimpi indah malam ini.
Sampai Ia terbangun oleh dering ponsel di atas meja, Jungkook meraihnya setengah hati. anak itu masih belum mengumpulkan seluruh kesadarannya hingga seseorang di seberang sana bersuara.
Jantungnya berpacu tak normal, napasnya tercekat. Dengan pikiran kosong Ia berlari ke luar rumah mengabaikan udara dingin dengan hanya menggunakan baju tipis.
Jungkook tak sempat memikirkannya bahkan rasa kantuknya menguap begitu saja, tak perduli airmata yang lolos begitu saja dari mata lelah itu. Jungkook berlari secepat mungkin.
❄ ❄ ❄
"Haaah.. Lelah sekali hari ini"
Jimin menghela nafas, Ia dan Hoseok tengah menyusuri jalan untuk pulang dengan baju yang sudah basah oleh keringat."Hmm.. Besok aku tak akan turun dari kasurku" Hoseok berucap sambil membayangkan dirinya bermalas-malasan di kasur seharian seperti hari minggu biasanya, Ia akan bangun untuk makan. Mau tidak mau Ia harus melakukan itu agar bisa bertahan hidup.
"Tidak.. Tidak.. Kita akan ke pantai besok" Jimin mengatakannya dengan cepat.
"Untuk apa?" tanya Hoseok.
"Pokoknya hyung harus bersiap besok" Jimin menjawab mengabaikan wajah cemberut Hoseok.
"Oo Jim, setelah ini aku akan mengantar Jin hyung ke bandara dan kemungkinan aku akan tidur larut hari. Apa kau setega itu?"
Jimin mengusap lengannya mendengar ucapan Hoseok yang lebih mirip rengekan anak enam tahun.
"Ayolah, belakangan ini aku jarang bermain dengan Jungkook karena terus latihan denganmu dan kemarin aku mengajaknya pergi ke pantai" Jelas Jimin panjang lebar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Haruman As Delusions
Fanfiction[Complete] Meskipun sulit, bertahanlah. Walaupun hidup dengan ilusi, Ku mohon. bahagialah. Cast: - Jeon Jungkook - all BTS member And others No Yaoi! Warning!! - DON'T PLAGIARISM! -mungkin akan ada kata-kata kasar untuk kebut...