12.Never Walk Alone

4.2K 488 54
                                    

"Aku memang lebih mengenal kesunyian dan aku kesepian. Namun aku juga ingin sesekali tertawa bersama mereka, walaupun hanya ditemani setitik cahaya"

.

.

.

"Benzodiazepin. kau mengkonsumsi itu?" Yoongi menunjuk botol kecil yang berisi puluhan pil putih digenggaman Jungkook.

Jungkook menoleh ke samping.
"Kenapa kau mengikutiku lagi?" tanya Jungkook pada Yoongi.

"Siapa yang kau sebut dengan 'kau' anak kecil?" Yoongi duduk di sisi Jungkook, seperti dua hari lalu saat pertemuan pertama mereka.

"Baiklah, apa hyung mengikutiku?"

Yoongi tersenyum.
"Aku tahu kau anak yang baik. Dan, apakah pantai ini milikmu hingga aku tak boleh datang ke sini?"

Jungkook berdecak, "berbicara dengan orang ini memang menyebalkan" ucapnya dalam hati.

"Kau belum menjawab pertanyaanku tentang itu" lagi-lagi Yoongi menunjuk obat yang ditangan Jungkook.

"Yaah, sesekali saat aku tak bisa berpikir dengan baik. aku membutuhkan ini" ucap Jungkook dengan santai.

"Tapi darimana hyung tahu ini obat penenang?" Jungkook melontarkan pertanyaan, saat menyadari hal bahwa Yoongi tak melihat pil itu dengan jelas.

"Aku melihatnya setiap hari, mana mungkin aku tidak tahu"

"Apa pekerjaan mu?" tanya Jungkook.

"Aku menulis lirik lagu dan bermusik"

"Waah... aku bahkan bermimpi untuk itu" Jungkook antusias saat mendengar jawaban Yoongi. mengabaikan tujuan Ia bertanya, yang sebenarnya ingin tahu apakah Yoongi seorang psikolog atau dokter.

"Tapi. apa kau seorang idol? aku tak pernah melihatmu di TV." tanya Jungkook kembali bersuara.

"Aku tidak melakukannya. Aku hanya bermusik untuk diriku sendiri"

Jawaban Yoongi membuat Jungkook sedikit kecewa.

"Waa... kau menikmatinya sendiri. Suatu saat nanti, akan ku buat semua orang mendengarkan musikku" Jungkook berucap sambil memandang jauh hamparan laut luas di depannya.

"Maka dari itu, tetaplah bertahan, jangan sesekali melakukan kelakuan bodoh.
Kau boleh mempunyai aku sebagai hyung"

"Kenapa?" Jungkook mengalihkan pandangannya pada Yoongi.

"Karena aku akan melindungimu"

❄ ❄ ❄
.

.

.

"Kau melihat Jungkook Tae?" tanya Jimin pada Taehyung yang tengah berjalan di depannya.

"Kenapa hyung bertanya padaku?"
bukannya apa-apa. hanya saja Taehyung merasa sesikit aneh, bukannya Jimin duduk bersebelahan dengan Jungkook.

"Aku ke perpustakaan tadi"

"Hmm. Sepertinya sudah pulang" Taehyung menjawab tak yakin, karena memang Ia tidak melihat Jungkook sejak bel pulang berbunyi.

semenjak hari itu Ia tak pernah lagi bicara pada Jungkook. Sepertinya, anak itu juga seolah menghindari dirinya.

Bukan hanya Taehyung, tapi Jimin juga Hoseok.

Ia hanya akan berbicara seperlunya saja, tak ada lagi Jungkook yang selalu tertawa di depan mereka. Tapi Taehyung pikir lebih baik begitu, daripada memamerkan kepalsuan dengan berpura-pura tersenyum, dan terus memperlihatkan tawa hambar. Ia yakin tak mudah melakukannya.

Haruman As DelusionsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang