" terimalah rasa sakit, jika kau sudah memberi hal yang sama. Karena variabel selalu ada"
..
.
Sudah dua hari sejak kecelakaan itu. Tampak seseorang dengan perban membalut luka di kepalanya, tengah menatap ke luar jendela kamar rumah sakit. Jungkook tengah merenung, memikirkan sesuatu."Jungkook-ah" Namjoon membuka pintu dan masuk menghampiri Jungkook.
"Oh saem" Ia berpaling sepenuhnya dari kaca jendela. kemudian merubah posisi berbaring menjadi duduk dan bersandar pada bantal yang ditumpuk.
"Kemana semua orang?" Dan Namjoon duduk di sisi tempat tidur, yang ditempati Jungkook.
"Ku usir pulang" Jungkook terkekeh kecil setelah berbicara.
"Waah... Sepertinya kau sudah lebih baik"
"Tentu saja. Dan bolehkah aku pulang secepatnya? aku merindukan kelas sastra"
Namjoon mendecak. "Kau ini, tidak akan ku biarkan kau pulang dengan cepat, meski dengan rayuanmu sekalipun."
"Heeuh Psikolog memang susah diajak bekerjasama!" ucap Jungkook dengan polos.
"Sekarang kau mengejekku?"
"Aishh.. Tidak seperti itu saem"
Keduanya tertawa. dan setelah tawa itu redup. Tidak ada yang bersuara lagi, Namjoon bimbang; bagaimana harus memberitahu hasil lab yang sengaja Ia minta.
Tapi ini memang harus.
"Kook-ah ada yang ingin ku beritahu" Namjoon berucap ragu, Ia benar-benar tidak tahu harus mulai dari mana.
Jungkook tersenyum, seolah sudah mengetahui apa yang ingin Namjoon sampaikan.
"Katakan saja""Begini. Kau tidak ingin mengetahui keadaan Yoongi?" Namjoon mulai bertanya dengan benar-benar ragu.
"Tidak"
Jawaban yang diluar dugaan. Jungkook tidak ingin tahu, sontak membuat alis Namjoon bertaut.
"Kenapa?""Karena aku sudah tahu semuanya" Jungkook lagi-lagi tersenyum. Jenis senyum paling menyedihkan, Ia menertawakan dirinya sendiri.
Kemudian, Ia berucap lagi. "Saem. Tidak. Seingatku, aku boleh memanggilmu hyung, kan?"
Namjoon mengangguk seolah berkata; tentu saja.
Ia sengaja tak bersuara. Namjoon hanya ingin Jungkook menyuarakan semuanya. Semuanya yang sudah Ia simpan sendirian."Aku banyak berpikir, sampai kepalaku rasanya hampir meledak. Aku berpikir tentang; mengapa Yoongi hyung mempunyai rumah yang sama dengan rumah lamaku?
mengapa Ia datang saat aku merasa benar-benar membutuhkannya, lalu hilang begitu saja.
Ia mengetahui seluruh isi hati maupun pikirkan ku. Dan dia selalu mengenakan pakaian yang sama."Jungkook menarik napas sejenak.
"Bahkan Ia menyukai musik"
Jungkook sudah berjanji tidak akan menagis.
"Bagaimana ini.
Siapa yang harus aku percaya? Bahkan diriku sendiri berbohong. Tolong aku, Namjoon hyung? dia tidak nyata""Ah ini, benar-benar menakutkan..
Aku.... Aku bahkan tidak sanggup hanya sekedar untuk hidup" Jungkook berucap putus asa, seperti tidak ada lagi alasan baginya untuk tetap tinggal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Haruman As Delusions
Fanfiction[Complete] Meskipun sulit, bertahanlah. Walaupun hidup dengan ilusi, Ku mohon. bahagialah. Cast: - Jeon Jungkook - all BTS member And others No Yaoi! Warning!! - DON'T PLAGIARISM! -mungkin akan ada kata-kata kasar untuk kebut...