02.Move Away

7.6K 600 12
                                    


"Satu hari saja. bisakah aku melupakan hal yang tak sanggup aku ingat?"

"Shhh...."
Jungkook merigis saat ingin bangun. Punggungnya sakit.

Ia tertidur di meja belajar setelah lelah menangis dalam diam semalaman.

Jungkook melangkah pelan ke cermin, sudut bibirnya luka. lalu dilihatnya punggung yang juga penuh luka karena ikat pinggang ayahnya semalam.

"Hhhh..."
Jungkook menghela nafas kasar. Apakah ini akan ada akhirnya?

Bukan tidak pernah Jungkok berpikir untuk meninggalkan rumah juga ayahnya. Tapi itu hanya mampu Ia pikirkan, bagaimanapun saat ini Jungkook hanya mempunyai seorang ayah yang dapat Ia lihat dengan nyata.

Jungkook tidak mampu meninggalkan orang yang menghidupinya sampai Ia bisa bertahan hingga sekarang.

Saat ibunya pergi kala itu, Jungkook sadar, hanya ayah yang Ia punya.

Jungkook sudah bersiap untuk pergi ke sekolah, melangkah kecil melewati ruang tengah;

Dilihatnya botol minuman beralkohol sialan itu dimana-mana, dan juga ayahya
Yang tergeletak di lantai.

Jungkook melangkah pelan menuju pintu agar tidak membangunkan sang ayah,
Kemudian Ia berlari menuju halte bus.

❄ ❄ ❄

"Apa yang kau pikirkan sampai-sampai berkelahi Jungkook!" suara seorang guru muda mendominasi seluruh ruangan.

Jungkook terpaksa tertahan di ruangan guru Kim. penyebabnya adalah memar di pipi serta luka di sudut bibir Jungkook.

Tapi akar dari permasalahan ini, adalah gadis berponi yang sangat senang menebak kesalahan Jungkook. dan tebakan gadis itu selalu berbuah sial.

"Maaf saem*. Tapi saya benar-benar tidak berkelahi."
ucap Jungkook, Ia benar-benar lelah terus mengatakan hal yang sama.

"Lalau apa masalahmu, dan dari mana asal luka itu?"

Jungkook bungkam. Ia tidak bisa menjawab pertanyaan Guru Kim, dan Dia tidak mungkin mengatakan hal yang sebenarnya terjadi.

"Karena kejadian ini di luar sekolah, maka tidak ada sanksi apa-pun. tapi tolong, sayangi tubuhmu sendiri Kook!"

Jungkook mengangguk mendengar nasihat guru Kim Namjoon.
Memangnya Jungkook bisa apa lagi.

Jungkook benar-benar ingin menghabisi Lisa. Gadis yang tiba-tiba melaporkan Jungkook, hanya karena memar yang tidak sama sekali gadis itu ketahui asalnya. dan lebih celaka lagi guru Kim mau-mau saja percaya.

Dari pertama bertemu dan sampai saat ini, Jungkook dan Lisa memang selalu bersaing dalam hal apapun, juga saling menjatuhkan dengan alasan apapun.

''Heey Lisa-ssi*
Apa otakmu terlalu kecil untuk memikirkan sesuatu sebelum mengutarakannya!!"
Jungkook membentak. Sejak keluar dari ruangan guru Kim, tujuannya adalah Lisa.

''Yaak kenapa kau berteriak padaku!!"
Lisa berseru tak mau kalah.

"Apa alasanmu menuduhku berkelahi, apa kau melihat sendiri aku berkelahi!!"

"Memangnya apa lagi yang bisa kau lakukan selain berkelahi, bukannya tiga hari yang lalu kau berkelahi dengan anak kelas B-2!!"

"Dengarkan aku, Lisa-ssi*''
Jungkook mendekatkan wajahnya ke wajah Lisa hingga jarak mereka hanya terpaut beberapa centi. sontak buku yang Lisa pegang terjatuh begitu saja ke lantai perpustakaan.

Haruman As DelusionsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang