Entah apa yang merasuki Naruto. Dia mencubit pipi Hinata. Gemas pada pipi gembul itu.
"Aw, ini sakit, Kak. Kenapa kau melakukan ini padaku?" Hinata mengusap pipinya yang telah dicubit Naruto.
Hinata pikir Naruto akan menyingkirkan helaian surai yang ada di pipinya dengan lembut seperti yang dilakukan Sai pada Ino.
"Hahaha, maaf. Pipimu itu seperti bakpao kesukaan Ibu. Aku gemas dengan pipimu itu." Naruto terkikik geli. Dia mencubit pipi Hinata sekali lagi.
"Kak Naruto menyebalkan." Hinata menangkup pipinya, lalu digembungkan.
"Hinata, jangan marah, aku hanya bercanda. Maaf." Ekspresi Naruto yang berbalik merengut.
"Tidak apa-apa, Kak." Hinata menatap Naruto yang merajuk. Siapa yang salah, siapa yang marah?
"Ini pesanan kalian. Silakan dinikmati." Akhirnya, pesanan yang ditunggu datang bersama pelayan tadi.
"Wah, sepertinya ini lezat." Mata Hinata berbinar melihat makanan favorit-nya.
"Ayo lekas makan, Hinata. Selamat makan." Naruto makan dengan lahap. Dia lapar atau doyan?
"Kak Naruto, kau mau mencicipi es krimku?" Hinata menyodorkan es krimnya.
"Tidak perlu. Oh ya, jangan panggil aku Kak Naruto. Aku merasa tua."
"Naruto-kun? Tapi, terasa tidak sopan."
"Tidak apa-apa. Itu lebih baik."
Sesekali Hinata mencuri pandang pada Naruto yang memakan es krim sampai belepotan. Hinata mengulurkan tangan untuk menghapus sisa es krim di bibir tipis Naruto.
"Eh?" Pandangan mereka bertemu. Hinata segera menjauhkan tangannya.
"Maaf, Naruto-kun. Aku hanya membersihkan sisa es krim di bibirmu."
"Kau perhatian sekali. Aku ingin sekali mempunyai pacar yang perhatian sepertimu." Perkataan Naruto membuat perasaan Hinata terbang ke atas awan.
"Naruto-kun, sebaiknya kita pulang. Aku harus mengerjakan tugas dari guruku," kata Hinata. Naruto menganggukkan kepalanya sebagai jawaban.
Selepas itu, Naruto mengantar Hinata ke apartemen. Tak disangka mereka adalah tetangga.
"Terima kasih untuk hari ini. Aku masuk duluan, Naruto-kun." Hinata masuk ke apartemennya, begitu juga Naruto.
"Sasu, kenapa kau ke sini?" Hinata dikagetkan Sasuke yang sudah bersantai di ruang tamunya.
"Aku ingin tidur di sini, Itachi mengusirku, Hina." Sasuke mengemil; menghabiskan stok keripik Hinata.
"Terserah. Jangan lupa ganti cemilanku." Hinata melempar Sasuke dengan sepatunya.
"Tidak perlu seperti itu. Aku akan menggantinya." Sasuke menatap datar Hinata.
"Wah." Hinata tidak menyesal mempunyai sepupu yang suka bertanggung jawab.
Hinata membanting pintu kamarnya. Dia langsung mandi karena terlalu gerah. Setelah membersihkan badan dan kamarnya, Hinata mengambil buku harian. Dia menuliskan beberapa kalimat untuk mengenang hari membahagiakan ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
[1] Shitteru
RandomToday, I have a hundred wishes that I want to make come true, someday. Once is you will love me. Hinata bahagia dengan adanya Naruto di sampingnya. Hinata berkeyakinan tidak akan jatuh cinta kepada siapa pun kecuali Naruto. Ketika hubungan mereka p...