Hear

1.2K 92 14
                                    

Can you hear me? I'm sorry. It's not my fault.

"Kenapa Toneri-san berkata yang tidak benar? Kenapa Toneri-san tega sekali padaku?" tanya Hinata pada Toneri. Hinata sedang mengobati luka Toneri yang disebabkan kekasih tercintanya.

"Aku bermaksud menggoda senpai itu. Tapi, dia menanggapinya dengan serius," dusta Toneri. Yang sesungguhnya, Toneri memang berencana merebut Hinata dari Naruto.

"Kau tahu Toneri-san? Bercandamu tidaklah lucu." Hinata mengusap kasar luka pada dahi Toneri.

"Aww...bisakah kau pelan-pelan?" pekik Toneri.

"Ayo kita ke lapangan basket. Aku ingin kau meminta maaf pada Naruto-kun." Hinata menyeret Toneri yang masih babak belur.

"Kenapa minta maaf? Aku hanya bercanda tadi." Toneri berontak pada seretan Hinata.

"Bagaimana kalau aku putus karena guyonanmu itu?" tanya Hinata agak berteriak.

"Senpai kuning itu juga harus minta maaf. Kacamataku sekarang patah. Nanti jika di lapangan basket banyak yang tertarik padaku karena tidak menggunakan kacamata bagaimana?" Toneri menunjukkan kacamatanya yang telah rusak.

"Kenapa kau percaya diri sekali? Mukamu rusak seperti ini takkan ada yang tertarik padamu!" Hinata membentak Toneri.

"Kau tidak lihat kalau aku sangat tampan?" Hinata mengira Toneri murid kutu buku yang pemalu. Ternyata, Toneri narsis juga walaupun hanya pada saat bersama Hinata.

"Cepat minta maaf padanya!" Hinata mendorong punggung Toneri. Mereka memasuki lapangan basket yang sepi. Di tengahnya, Naruto bermain basket dengan penuh emosi. Begitu mengerikan di mata Hinata.

"Ha'i," ucap Toneri pasrah.

"Setelah ini, kau harus traktir aku." Hinata Out of Character hari ini.

"Habislah isi dompetku," gumam Toneri. Ini akhir bulan, uangnya pun sudah sangat menipis.

"Masih berani kau menampakkan wajahmu di hadapanku?" Aura dingin menyelimuti tubuh Naruto.

"Gomenasai senpai." Toneri membungkukkan tubuhnya 45°.

"Ha?"

"Aku hanya bercanda tadi," Toneri maju mendekati Naruto, "tapi, ucapanku merebut Hinata itu sangat serius." Toneri meninggalkan Naruto yang mengepalkan kedua tangannya. Naruto menahan diri agar tidak menghajar Toneri. Naruto tidak ingin melihat Hinata ketakutan lagi.

"Naruto-kun," panggil Hinata.

"Hn?" Naruto memainkan bola basketnya.

"Bisakah kau mendengar penjelasanku dulu?" tanya Hinata takut-takut.

"Hn." Naruto duduk di tempat penonton. Hinata pun mengikuti Naruto duduk.

"Aku ingin ke perpustakaan untuk mencari buku sejarah. Toneri kebetulan mengajakku ke sana."

"Kenapa kau tidak mengajakku?" Naruto menyipitkan matanya.

"Kukira Naruto-kun akan menolak. Kukira Naruto-kun bersama Sasu-chan, Haruno-senpai, dan Kiba-senpai." Hinata menjelaskan dengan hati-hati agar Naruto tidak tersinggung.

[1] ShitteruTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang