Holiday?

1.4K 106 18
                                    

Stay with you is my happiness. Without you, I can't feel happiness.

Ting tong ting tong

Naruto membuka pintu sedikit tergesa. Di depannya, Kiba terlihat keren dengan penampilan biasa. Tentunya tanpa seragam.

"Kiba-chan, kau datang juga. Kau memang yang terbaik. I love you, beibeh," kata Naruto yang menampakkan gaya alaynya.

"Hentikan itu, Naruto. Menjijikan sekali." Kiba memandang Naruto dengan wajah datarnya.

"Hinata, Shion, segera turun. Aku dan Kiba akan menunggu di bawah," Naruto berteriak pada Shion dan Hinata yang heboh, "kita tunggu di bawah saja Kiba."

Setelah bermenit-menit Kiba dan Naruto menunggu, Hinata dan Shion datang. Mereka mencari di mana mobil yang akan mereka tumpangi.

"Hoi, disini." Naruto yang berdiri di sebelah mobil melambaikan tangannya.

Hinata dan Shion menghampiri Naruto.

"Aku duduk di mana?" Hinata menunjukkan raut kebingungan.

"Kau duduk di sebelahku saja, Hinata. Biarkan Shion di depan. Kalau tidak di depan, mabuk darat Shion kambuh." Oke, ini kesempatan dalam kesempitan menurut Hinata.

"Hei! Jangan umbar aibku," desis Shion, "maaf Hinata, aku tidak bisa duduk di belakang denganmu."

"Tidak apa-apa, Shion. Aku takut kau malah tidak enak badan sebelum sampai tujuan." Hohoho. Sungguh kesempatan yang tak terduga. Kiranya, seperti itulah batinan Hinata. Dalam hati, Hinata bersyukur Shion mempunyai riwayat mabuk darat.

Perjalanan yang mereka tempuh cukup jauh dan memakan waktu yang lama. Di awal perjalanan, mereka menyanyi bersama dengan riang. Lama kelamaan, suasana hening. Shion melihat ke bagian belakang, dilihatnya Hinata dan Naruto tidur dengan lelap. Naruto merangkul Hinata dan menjadikan lengannya sebagai bantal Hinata. Mereka terlihat sangat nyaman. Shion tersenyum bahagia. Shion yakin kakaknya sudah tidak memiliki perasaan pada Sakura.

"Kiba-nii, apa Sasuke-nii baik-baik saja selama aku di Amerika?" tanya Shion dengan nada lirih.

"Sasuke baik-baik tanpamu. Dia sudah memiliki kekasih. Jangan ganggu dia lagi, Shion. Dia cukup tersakiti ketika kau meninggalkannya."

"Aku tidak akan mengganggu mereka. Aku sudah berjanji pada diriku sendiri untuk tidak mencintainya. Semakin aku mencintainya, semakin aku menyakitinya."

"Baguslah kalau begitu. Setidaknya, aku mempunyai kesempatan untuk mendekatimu," kata Kiba tanpa mengalihkan perhatiannya pada jalan. Rona merah muda tipis menyelimuti pipi Kiba.

"Apa maksudmu, Kiba-nii?"

"Kau memang pintar, tapi kau tidak peka seperti kakakmu."

"Bisa kau jelaskan apa maksudmu, Kiba-nii?"

"Tidak, tidak ada siaran ulang," jawab Kiba seadanya.

"Kau kan bukan radio ataupun televisi," jawab Shion sambil mengetuk jarinya pada dagu.

"Terserah." Kiba menghela napas lelah. Kapan dia bisa pendekatan dengan Shion kalau dia terlalu polos.

_000_

"Hoam...kita sudah sampai?" Naruto masih mengantuk sesampainya di taman hiburan.

"Wah...sudah lama sekali aku tidak kesini," gumam Hinata sembari menarik seulas senyum di wajahnya.

"Kyaaa...senangnya bisa ke sini." Shion lompat-lompat sebagai perwujudan kebahagiaannya hari ini.

Kiba memandangi Shion dengan tatapan yang sulit diartikan. Lalu, Kiba tersenyum lembut.

[1] ShitteruTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang