Misunderstanding

1.1K 88 15
                                    

Didedikasikan untuk; ZalienSaza

Bisakah kau percaya padaku? Bisakah kau memahamiku? Bisakah kau mengerti kalau aku benar-benar mencintaimu?

Hari ini, Hinata dijemput oleh Sasori. Sasori ingin Hinata menemaninya sarapan. Dan berakhirlah mereka sarapan di sebuah restoran. Ini tidak bisa dikatakan sarapan karena makanan yang disajikan terlalu banyak.

 Ini tidak bisa dikatakan sarapan karena makanan yang disajikan terlalu banyak

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Saso, aku tidak pernah sarapan sebanyak ini. Apa kau hari ini ulang tahun hingga kau mentraktirku sarapan ini?" Hinata mengamati cermat makanan di hadapannya. Begitu banyak, Hinata tak mampu menghabiskan semuanya.

"Ini untuk penyambutanku datang ke Tokyo." Sasori mengambil sumpitnya, lalu menyantap nasi terlebih dulu tanpa lauk.

"Apa istrimu tidak masak pagi ini?" tanya Hinata penuh rasa penasaran. Sasori sangat menyukai makanan buatan istrinya. Bagaimana bisa dia melewatkan sarapan di rumah?

"Tidak. Etsuko sangat rewel hari ini. Kurasa dia terlalu lelah karena kami pindah rumah. Akhirnya, aku tidak bisa menikmati masakan istriku." Sasori merengut sebal.

"Aku belum mengunjungi Etsuko. Terakhir kali saat dia baru saja lahir. Dan kala itu, kau bukan seperti Saso yang kukenal karena waktu itu rambutmu masih hitam kelam. Sekarang sudah empat tahun setelah Etsuko lahir, dia pasti sudah besar." Hinata mengingat kapan dia mengunjungi rumah Sasori.

"Kalau begitu, nanti sore berkunjunglah. Kau bisa membantuku merapikan barang-barang." Sasori memelas bak kucing yang minta diberi makan.

"Tentu, aku senang bisa membantu Kak Harumi. Tapi yang paling penting, kau harus menjemputku, Saso. Aku tidak tahu rumahmu yang baru." Hinata rindu sekali dengan orang yang sudah dianggapnya kakak.

"Kuanggap jemputanku menjadi imbalan bantuan darimu." Sasori menertawakan hal yang sama sekali tidak lucu.

"Apa yang lucu?" Hinata mengedipkan kedua matanya berulang kali. Dia tidak tahu kenapa Sasori tertawa begitu saja.

"Lupakan. Tidak akan selesai kalau aku menjawabnya, lalu kita akan berdebat." Sasori tertawa lagi.

"Aku juga tidak ingin berdebat denganmu." Hinata juga tertawa, namun tidak berlebihan.

"Hm? Apa kau sudah menjadi jalang, Hime. Cupu, Merah, selanjutnya siapa lagi?" Naruto memata-matai Hinata dari luar restoran. Naruto tidak mendengar jelas apa yang mereka bicarakan. Yang Naruto simpulkan; mereka begitu mesra.

.

Setibanya di kelas, Naruto menggebrak mejanya dengan amat keras. Mengagetkan Kiba dan Sasuke yang sedang tidur pagi.

"Naruto, ada apa denganmu? Kita akan ujian, tapi kau ribut sendiri," tanya Kiba yang terbangun dari tidur pagi.

Naruto menarik kursinya agar lebih dekat dengan Sasuke dan Kiba. Dan memulai pembicaraan.

[1] ShitteruTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang