There are no happy endings. Endings are the saddest part.
Mikoto, Itachi, dan Shion, mengantar Sasuke ke bandara. Sasuke sudah siap untuk meninggalkan Jepang, juga cintanya.
"Shion, terima kasih untuk beberapa hari ini. Aku akan membalas pertolonganmu suatu saat nanti." Sasuke menepuk pundak Shion, lalu tersenyum kecil.
"Jaga diri di sana, Kak Sasuke."
"Pergilah Sasuke. Pesawatmu akan berangkat." Itachi mendorong tubuh Sasuke agar segera meninggalkan mereka.
"Kau jahat sekali, Kak. Kumohon awasi kekasihku dari jauh," bisik Sasuke pada Itachi.
"Tentu, aku akan mengawasinya." Itachi melambaikan tangannya.
"Sampai jumpa lagi, Sakura. Aku selalu mencintaimu."
.
Sakura mengurung dirinya tiga hari. Tidak ada Sakura yang ceria. Dia sangat sedih melihat Sasuke selalu bersama Shion. Bahkan, berkali-kali dia memergoki Sasuke bersama perempuan pirang itu.
"Sakura." Suara sahabatnya sudah memenuhi pendengarannya sejak lima menit yang lalu. Tapi, dia acuh tak acuh pada panggilan itu.
"Sakura. Keluarlah. Ceritakan apa yang terjadi padamu. Jangan kau pendam seperti ini. Aku sahabatmu." Naruto mengetuk pintu berulang kali. Mencoba agar Sakura keluar menemuinya.
"Masuk." Sakura berkata dengan lirihnya.
Naruto memasuki kamar Sakura yang kurang cahaya. Dia duduk di karpet, tempat biasanya mereka bertiga saling mencurahkan isi hati.
"Apa yang terjadi padamu, Sakura?" Naruto mengamati penampilan Sakura. Sakura masih memakai seragamnya.
"Sasuke-kun, dia berkencan bersama gadis berambut pirang. Dia mengkhianatiku." Sakura menangis keras. Mengeluarkan beban berat yang ditanggung akibat kecemburuan.
"Apa?" Napas Naruto tercekat. Dia tidak menyangka Sasuke begitu kejam pada Sakura. Setelah dia menerima cinta Sakura, begitu saja dia bermain perempuan di belakang. Naruto belum mengetahui kalau perempuan yang dikencani Sasuke adalah adiknya sendiri.
"Aku ...
"hamil anaknya. Bagaimana ini, Naruto? Aku takut apa yang akan terjadi ke depannya." Sakura sangat frustasi dengan semua ini.
"Tenanglah, Sakura." Naruto memeluk sahabatnya, menepuk punggungnya guna menenangkan.
"Bagaimana aku bisa tenang? Aku bingung. Tolonglah aku, Naruto. Bertanggungjawablah atas bayi ini untuk sementara." Sakura bersujud agar permintaan egoisnya kali ini terkabul.
"Aku ...." Naruto masih mematung. Haruskah dia memenuhi keinginan Sakura? Aku sahabatnya, tentu aku harus menolongnya, pikir Naruto.
"Tolong, untuk kali ini saja." Sakura masih sesenggukan dalam keadaan bersujud.
KAMU SEDANG MEMBACA
[1] Shitteru
RandomToday, I have a hundred wishes that I want to make come true, someday. Once is you will love me. Hinata bahagia dengan adanya Naruto di sampingnya. Hinata berkeyakinan tidak akan jatuh cinta kepada siapa pun kecuali Naruto. Ketika hubungan mereka p...