Taehyung melirik dengan takut ke arah Seokjin yang masih setia menatap tajam dirinya.
Ditatap seperti itu oleh Seokjin rasanya seperti ditelanjangi di depan umum, antara malu dan takut juga sedikit ... horny.Taehyung agak takut jika Seokjin marah karna seharian ini dia lebih sering menghabiskan waktu nya bersama Jimin. Lalu berakhir dengan dirinya yang mendapat hukuman.
Bagaimana jika itu benar-benar terjadi?Apa Hyung akan menghukumku di tempat umum?
Blushh
Dalam sekejap pipi namja manis itu dihiasi semburat merah. Oh terimakasih pada pemikiran kotor Taehyung.
Taehyung merasa jantung lepas dari rongga dadanya saat tangan Seokjin menggenggam jemarinya, membawanya menjauh dari Jimin yang masih menatap mereka bingung.
Derap langkah kaki Seokjin begitu menghentak, sedangkan Taehyung mulai terhuyung-huyung di belakangnya.
Tubuh kecil Taehyung terhempas begitu saja di antara jok mobil keluaran baru milik kekasihnya tersebut.
Seokjin kembali mamatai Taehyung yang merengut di sudut mobil, bahkan pemuda tersebut malah terlihat semakin menggemaskan ketika ketakutan seperti itu.
Pemuda dengan bahu lebar tersebut mencondongkan tubuhnya, semakin menyudutkan tubuh mungil si pemuda pemilik senyuman khas-sunggingan bibir berbentuk kotak-itu.
Tatapan mata yang tadi tajam kini kian melembut. Tapi tak mengubah pandangan ketakutan Taehyung.
Pikirannya masih melayang layang perihal hukuman yang pasti bukan main-main. Jika nantinya benar benar akan Seokjin berikan.
Apa? Apa lagi yang Seokjin inginkan saat bibir tebalnya menelusuri perpotongan leher milik Taehyung
Mengecupnya pelan penuh perasaan. Menghantarkan perasaan menggelitik di perut Taehyung.
Kecupan itu turun hingga ke tulang selangkanya. Lalu naik kembali menyapa belahan bibirnya. Melumat penuh gairah di jalan bicara kekasihnya tersebut.
Sejenak, pemuda tersebut menghentikan aksinya hanya demi mematai wajah merah milik Taehyung.
"Kau nakal, kurasa itu saja belum cukup untuk membuatmu jera."
Taehyung kembali merasa tulang tulangnya lepas dari sendinya. suara Seokjin begitu dalam menyapa alat dengarnya yang masih nomal untuk sekedar menyadari ada gurat gairah di hasil getar pita suara milik Seokjin Hyungnya.
"A--aku, aku...."
"Sssttt, kita lanjutkan di mana hukumanmu? Tempatku atau tempatmu?"
Belum sempat Taehyung menyuarakan protesnya Seokjin berujar kembali.
"Tempatku kurasa lebih bagus."
Tidak, jika di tempatnya, Taehyung akan habis tak tersisa.
Atau mungkin, di mana pun nanti, Taehyung seharusnya tahu bahwa ia sudah tamat.
|Fin|
KAMU SEDANG MEMBACA
Secangkir Filantropi
FanfictionIni adalah sebuah ungkapan bagaimana kasih tertuang. Atau ketika ia tertumpah. Atau mungkin, saat ia berlari menghindari keramaian para manusia yang haus akan rajutan asmara. Jangan tanya, tentang mengapa kadang kasih bisa begitu kejam mengaduk rasa...