.
.
.Taehyung duduk di sebuah taman dengan sebuah payung sebagai perlindungan dirinya dari salju yang turun menghiasi sekeliling taman.
Tatapan kosong mengisi iris kedua mata coklat itu. Tanpa sadar bulir- bulir air mata membasahi pipi tirus itu.
Jimin menatap sedih sahabatnya yang terselimuti duka. Ia sangat ingin menghampiri Taehyung, tapi Hoseok melarang. Mereka mengerti Taehyung amat terluka atas kepergian kekasih tercintanya.
Terlebih Seokjin pergi meninggalkan Taehyung demi menyelamatkan hidup Taehyung.
Peristiwa yang menimpa pasangan itu memang tragis. Seokjin menyelamatkan Taehyung dari sebuah tembakan yang mengincarnya.
Taehyung yang merupakan anak seorang Presiden, menjadi pusat sasaran kejahatan yang dilakukan oleh orang-orang yang membenci ayahnya.
Terlebih setelah terdengar kabar bahwa putra bungsu presiden itu menyimpang. Taehyung menjalin hubungan dengan seorang menteri muda.
Hubungan ini ditentang oleh sang ayah dengan tegas. Segala cara ayah Taehyung lakukan untuk memisahkan mereka. Tetapi, kekuatan cinta mereka berhasil melalui rintangan itu.
Hingga akhirnya mereka mendapat restu dari ayah dan keluarga besar mereka.Namun sepertinya Tuhan memang sangat senang memberikan mereka cobaan.
Hari itu, sepulangnya Seokjin dari tugas di luar negerinya, Taehyung bersikeras mengajaknya kencan bersama di taman bermain yang telah disewa oleh Namjoon untuk mengadakan triple date.
Taehyung tidak menyangka bahwa hari itu adalah ari terakhir dia melihat Seokjin. Hari terakhir dia memeluk Seokjin. Hari terakhir melihat tawa dan senyum menawan namja berbahu lebar itu.
Taehyung menangis keras badannya bergetar hebat. Dadanya sesak, merasakan sakit yang luar biasa. Payung yang dia pegang terjatuh. Namja tan itu, tak perduli dinginnya salju yang mengenainya.
Tangan itu terus memukul dadanya yang sakit ketika sekilas bayangan Seokjin memeluknya. Ketika ciuman terakhir yang teramat dalam dihiasi genangan darah mengelilingi mereka.
"Pabo" ujar Taehyung di sela tangisannya yang semakin keras dan memilukan. Bayangan ketika terjadi ledakan di taman bermain itu kembali melintas.
Taehyung yang saat itu, sudah berada dalam mobil meronta-ronta ingin melompat dan berlari menyelamatkan Seokjin yang tengah sekarat.
.
Tiba-tiba sebuah payung melindungi Taehyung. Dan sebuah jaket dan syal telah menghiasi tubuh Taehyung.
"Merindukanku?" tanya namja berbahu lebar yang tersenyum menggoda kepada Taehyung.
Air mata Taehyung keluar semakin deras melihat imajinasi kekasih tercintanya itu.
"Hei, Baby dont cry." ujar Seokjin yang menghapus liquid itu dari pipi chuby Taehyung. Tak lupa sebuah pelukan hangat menyapa tubuh Taehyung.
"Hyung, jangan tinggalkan aku. Tetap bersamaku untuk selamanya. Aku tidak bisa hidup tanpamu" ujar Taehyung yang memeluk Seokjin dan bersandar di dada bidang itu.
Seokjin tersenyum menanggapi ucapan Taehyung. Ia menunduk guna memberi sebuah kecupan di pucuk kepala Taehyung
"Taehyung ~aa hyung harap kau tidak meratapi kepergian hyung. Kau harus menghapus air matamu, hiduplah bahagia walau tanpa hyung. Kau tahu hyung bersyukur bisa bertemu dan jatuh cinta padamu. Kau anugerah terbesar yang diberikan Tuhan kepada hyung." ujar Seokjin yang mengangkat dagu Taehyung lalu mengecup bibir itu sejenak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Secangkir Filantropi
FanfictionIni adalah sebuah ungkapan bagaimana kasih tertuang. Atau ketika ia tertumpah. Atau mungkin, saat ia berlari menghindari keramaian para manusia yang haus akan rajutan asmara. Jangan tanya, tentang mengapa kadang kasih bisa begitu kejam mengaduk rasa...