You're Mine (2)

799 71 8
                                    

Seokjin hanya mampu terdiam menyaksikan punggung sempit yang biasa ia dekap setiap malam itu mulai menjauh selangkah demi selangkah. Tangannya menggantung diudara. Ia ingin meraih pundak sempit itu untuk kembali menghadap padanya. Tapi ia tak kuasa. Langkahnya terhenti saat seseorang memeluknya dari belakang.

"Biarkan saja, Hyung. Pasti dia sedang terbakar jika kau kejar. Biarkan dia tenang dahulu. Kau bisa menjelaskannya lain waktu." Dan tangan Seokjin yang semula menggantung perlahan menurun. Pandangannya mulai buram oleh air mata yang menumpuk. Ia sudah melakukan suatu kesalahan fatal yang sangat dia sadari. Meski nyatanya apa yang sang kekasih lihat adalah kesalah pahaman, ia tidak mampu melakukan apapun untuk saat ini. Karna menurutnya, jika ia menjelaskan sekarang, pasti kekasihnya itu takkan mau mendengar. Mungkin apa yang disarankan oleh 'teman'nya ini masuk akal. Membiarkan sang kekasih tenang dahulu lalu menjelaskan semua.

Jeon Jungkook. Ia tersenyum senang dibalik punggung Kim Seokjin.

.
.

Sejak saat itu Seokjin sering uring-uringan. Ia rindu pada Taehyung. Tapi, ada ketakutan dalam hatinya yang selalu mencegah saat ia akan mengambil jaket lalu menembus hujan demi bertemu sang kekasih. Atau saat ia diam-diam mengikuti Taehyung ke supermarket, dan ingin menerjang tubuh kurus pemuda itu untuk melepas rindu. Tapi ia begitu takut. Ia takut jika Taehyung sudah mengakar salah paham padanya sehingga akan sulit untuk menjelaskan. Meski benar Taehyung salah paham padanya ia hanya tak tahu harus berkata dan menjelaskan dengan kalimat apa agar Taehyung percaya. Seokjin sangat tahu bahwa Taehyung amat cemburu pada Jungkook, mantan kekasihnya. Seseorang yang dilanda cemburu buta seperti itu akan sangat sulit untuk menanamkan pemahaman. Seokjin amat takut kehilangan Taehyung tapi dia sendiri tidak berani untuk mengungkapkan hal yang sebenarnya terjadi.

Malam itu memang hal yang salah bagi Seokjin yang mengiyakan ajakan Jungkook untuk berbicara empat mata. Gang tempat taehyung menemukan mereka tak jauh dari kafe tempat seokjin bekerja. Seokjin memang hanya pria biasa yang masih bekerja part-time disebuah kafe.
Ia tak curiga akan jungkook, karna jungkook bilang ada sesuatu yang harus dia sampaikan dan dia berencana pamit pada seokjin karna akan keluar negeri.
Kemudian semua semakin buruk saat jungkook meminta pelukan perpisahan. Siapa sangka taehyung datang dan melihat saat seokjin memeluk jungkook erat.

Seokjin ingin berteriak, dia memaki kebodohannya. Ternyata semua itu adalah sebuah kelicikan yang diciptakan jungkook. Dan  kelicikan itu tercium oleh seokjin. Jungkook tak benar pergi keluar negeri, justru jungkook semakin gencar mendekatinya lagi dan nekat masuk ke flat kecil yang disewa seokjin guna menggoda pria itu.

Seokjin amat benci pada jungkook mulai saat itu.

Puncaknya terjadi pada malam ketujuh. Seokjin sudah tidak mampu lagi membendung rindunya yang sudah menebal pada taehyung. Ia meminum berbotol-botol soju hingga mabuk. Membawa langkah sempoyongannya menuju apartemen taehyung. Seokjin meracau bahwa ia begitu rindu pada taehyung dan ia juga mencintainya.

Taehyung luluh. Namun kesalahan fatal saat mereka bercinta. Seokjin bermaksud menjelaskan masalah yang terjadi disela aktivitasnya bersama taehyung dengan menyebut nama jungkook. Tujuannya untuk membuka kelicikan jungkook karena telah menjauhkan mereka.
Namun kuasa alkohol sangat kuat. Seokjin tumbang tanpa menjelaskan lebih lanjut.

Lalu, yang terjadi selanjutnya adalah seokjin yang bersimbah darah. Diiringi oleh tangisan Taehyung yang terlihat menyesal melakukannya.

Kemudian jungkook datang entah dari mana.

"Oh, kau sudah membunuh pria yang amat mencintaimu, kim taehyung. Aku masih sangat mencintai seokjin hyung. Namun sekuat apapun aku ingin merebut posisiku lagi dihatinya, kau sudah menguasai tempat itu. Aku tidak bisa melihat kesedihan dimata orang yang aku cintai. Ia gila karena rindu padamu. Ia memang berencana menjelaskan semua padamu. Tapi kau sudah terlanjur membunuhnya. Itu Bagus,karena dengan begitu, baik kau maupun aku, kita sama-sama tak bisa mendapatkan seokjin hyung."
Taehyung langsung jatuh. Merutuki kebodohannya juga merutuki tangan kotornya yang membunuh sendiri kekasihnya.

Taehyung berusaha, berusaha melupakannya sekaligus berusaha menyusul kim seokjin.

End


Jun

Secangkir FilantropiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang