Maniak Ciuman

690 67 20
                                    

Taehyung berdecih melihat telapak telapak tangan lebar itu kembali terluka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Taehyung berdecih melihat telapak telapak tangan lebar itu kembali terluka. ini sudah kesekian kalinya telapak tangan itu terluka karena berkelahi dan alat masaknya.

Ia memang tidak memahami dunia kuliner yang di pelajari kekasihnya. Tapi demi Tuhan sang kekasih ini calon chef tapi masih sering terluka karena pisau dan wajan.

Serta soal berkelahi, kekasihnya baru saja bercerita kalau dia baru melawan peremen dengan pedenya.

"Kau tidak pandai berkelahi"

"Aku ta-Akh!-sakit!"

Taehyung sengaja menekan luka di telapak tangan sang kekasih-Jin.

"Rasakan, tingkat pedemu itu terlalu tinggi hyung, rubahlah" omel Taehyung seraya menyiapkan perban dan membalutnya pada telapak tangan Jin.

Jin meringis, lagi-lagi Taehyung sengaja menekan perbannya. Namun ia menghilangkan ringisannya melihat wajah manis kekasihnya begitu fokus membalut lukanya.

Wajahnya sangat polos dan lucu. Ia terkekeh, memperhatikan lebih seksama wajah itu dan barulah ia sadar bahwa Taehyung memakai anting.

"Kau pakai anting?"

"Apa? Iya, aku membelinya kemarin bersama Jimin, eottae?" tanya Taehyung seraya menghentikan pekerjaannya membalut luka Jin.

"Yeppo~" tanya Taehyung sambil menangkup wajah manisnya di depan Jin, senyumnya begitu lebar dan manis.

"Yeppo~" tanya Taehyung sambil menangkup wajah manisnya di depan Jin, senyumnya begitu lebar dan manis

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Senyum favorit Jin setelah senyum milik ibunya. Ia tidak bisa berkata-kata selain diam di tempat.

Sekarang Taehyung malu, ia berdecih sebal lalu kembali membalut luka Jin. "Aku tahu jawabanmu"

"Memang apa jawabanku?"

"Aku tidak cantik"

"Anni!" balas Jin tidak terima. Taehyung mendongak, menunggu ucapan Jin selanjutnya. "Kau sangat cantik," ucap Jin.

Taehyung terdiam, ia tidak bisa mengontrol ekspresinya sendiri. Wajahnya memerah, ia berdehem dan kembali fokus membalut luka Jin.

"Gombalanmu tidak mempan"

"Itu bukan gombalan, itu jawaban dari pertanyaanmu"

"Diam!!"

Jin kembali terkekeh lalu meringis karena Taehyung menekan perbannya sangat kuat. Pemuda manis berdehem, menatap wajah Jin lalu bangun dan berniat pergi.

"Kau tidak mau naik bis bersama ku?"

Taehyung berhenti, ia menoleh lalu mengangguk dan berlari kecil menghampiri sang kekasih. "Tentu mau!" ucap Taehyung seraya menggengam tangan Jin yg di balut perban.

"Akh!"

"Oh! Mianhae! Apa sakit?" Taehyung panik, ia segera memeriksa tangan itu, kepalanya menunduk tanpa tahu ekspresi wajah Jin

Pria dengan bahu lebar itu tersenyum, ikut menunduk dan saat Taehyung mendongak wajah mereka begitu dekat. Hanya tersisa jarak lima centi.

Taehyung menahan nafasnya, ia bisa melihat dengan jelas wajah tampan Jin dari jarak sedekat ini. Padahal mereka sudah melihat wajah dan tubuh masing-masing tapi kenapa ia masih malu dan merona.

Wajah Jin mendekat, semakin dekat. Taehyung tersenyum malu-malu, memejamkan matanya namun yang ia dapat bukan lah sebuah kecupan melainkan sebuah kekehan lalu suara tawa.

 Taehyung tersenyum malu-malu, memejamkan matanya namun yang ia dapat bukan lah sebuah kecupan melainkan sebuah kekehan lalu suara tawa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Maniak ciuman! Kau berharap aku mencium mu?"

"ANNI!!!"

Taehyung sudah kesal, ia menjauy tapi Jin secara tiba-tiba mengecup kening Taehyung.

"Oh!"

Lalu pipi.

"Oh!"

dan bibir.

"Oh!!"

Jin tertawa, mengusak kepala Taehyung lalu menggendong Taehyung di punggungnya.

"Hyung tidak apa-apa menggendongku?"

"Aku masih kuat, lagipula tanganku yang terluka"

Taehyung tersenyum, mengalungkan lengannya di leher Jin dan secara mengejutkan mengecup pipi Jin dan berbisik lembut.

"Saranghae~"

"Nado saranghae"

The End

Secangkir FilantropiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang