4.

377 34 8
                                    

Yongguk mengerjab matanya pelan sembari mencerna untaian kalimat lembut -dan pilu- tersebut dari bibir merah Himchan. Namja itu terus memandang sayu dan tak mampu membalas tatapan Yongguk. Ia merasa, dirinya begitu memalukan meminta sesuatu yang tak biasa didengar oleh namja lainnya.

"B-Baiklah, Himchan. Sebaiknya kau masuk ke dalam." Yongguk meraih tubuh Himchan, merangkulnya pelan, merasa perlu melindungi namja itu. Yongguk baru menyadari namja di rangkulannya ini , tubuhnya bergetar hebat seperti ketakutan. Apa tindakannya sudah membuat Himchan ketakutan seperti ini?

.

.

.

.

.

.

Himchan duduk di ranjangnya. Sementara Yongguk memandangi Himchan dengan hati hati di ranjangnya sendiri. Menatap namja manis itu dengan ekspresi menyesal. Begitu ingin Yongguk merangkul namja itu lebih lama lagi -kalau memang itu dapat membuat Himchan tenang. Namun apa ia akan menerima sebuah pelukan dari namja yang sudah membentaknya tadi?

"Himchan-ah, jika kau memang tidak menangis karena aku membentakmu, lalu kenapa kau masih seperti ini? Aku cemas sekali."

Himchan tak mendongak sekalipun. Rasa takutnya, rasa traumanya, tiba tiba muncul hanya karena melihat pisau di balik semak semak itu. Itu yang membuatnya menangis karena ketakutan.

"A-aku..." Himchan sedikit ragu menjawab pertanyaan Yongguk. Konyol sekali bahwa namja galak yang tadi siang mengancam Yongguk, tiba tiba berubah selemah ini.

.

"Aku takut malam hari."

#Degg

Yongguk membulatkan bola matanya. Jawaban Himchan membuatnya semakin mencemaskan namja itu. Malam hari? Adakah alasan dari rasa ketakutannya pada waktu seperti itu?

"T-takut?"

.

.

.

.

.

**Flashback**

"Himchan-ya!"

"Umma!"

Himchan yang saat itu masih kanak kanak, merangkul seorang wanita paruh baya. Wanita cantik yang begitu mempesona. Senyum bagaikan malaikat, wajah cantik dan kulit putih itu, tampak menurun pada namja mungil di hadapannya.

Tak lain tak bukan...

Ia adalah Kim Jung Soo, ibu dari Kim Himchan.

"Aigoo... Lihatlah dirimu. Umurmu sudah 11 tahun, tapi tingkah manjamu seperti anak berumur 5 tahun."

"Umma, jahat! Aku kan anak umma yang paling disayang. Masa aku tak boleh merangkul umma ku yang juga paling kusayang." Himchan semakin mengeratkan pelukannya. Sementara sang umma mencium kening aegya nya dengan sangat lembut dan penuh kasih sayang. Bagaimana mungkin ia menolak rangkulan aegya semata wayangnya yang manis dan cantik ini?

#Grudukk

#Krakkk

"Astaga... Suara apa itu?!"

Jung Soo, menoleh cepat ketika suara gaduh yang berasal dari dapurnya muncul. Himchan juga ikut menoleh ketika perhatian sang umma tergantikan pada hal lain.

"Umma? Apa itu appa?"

Jung Soo mengangguk pelan. Ia yakin sekali suara itu bukan suara dari pintu utama dimana sang Nampyeon seharusnya masuk. Bukan lewat pintu dapur.

With You; BAP[√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang