13.

214 21 0
                                    

"Kau dalam masalah besar, Moon Jongup!"

Jongup berdecak kesal. Langkahnya terhenti. Ia sedikit mengumpat kepada sahabat yang sedang bertolak pinggang di belakang punggungnya. Ia menoleh dengan tatapan datarnya seperti biasa.

"Kenapa kau mengikutiku, Kim Himchan?"

"Ouh... Lalu membiarkanmu terkena hukuman? Masih untung aku memperingatkamu." Himchan menginteruksi Jongup agar berjalan kembali pada sekolahnya. "Sebaiknya kita kembali ke Jungjeon. Saat ini belum ada yang tau tentang kita. Atau .... Akan kucincang kepalamu jika sampai ada yang tau!" Himchan meninju telapak tangan kirinya dengan kepalan tangan kanannya, seolah tangan kiri itu adalah kepala Jongup yang perlu dikasih pelajaran. Namja manis yang bersikap beringas tersebut, membuat Jongup agak bergidik.

"Kita sudah jauh dari Jungjeon. Bahkan kita sudah melewati Myeongdong." Jongup memberi penjelasan detailnya. Sebenarnya , Jongup tak perlu repot repot melakukannya karena Himchan pun tak tau secara jelas letak nya dimana dan sejauh apa dia dari Jungjeon. Ia masih awam sebagai anak perantau.

Yups... Jongup terlalu terburu mengikuti Zelo yang sudah menghilang sosoknya di tengah penduduk Seoul. Melewati pasar malam Myeongdong , hingga ia sadar , seorang namja cantik mengikutinya sedari tadi. Dan Himchan sendiri harus menyusul Jongup... selain untuk mencegah Jongup benar benar membuat masalah, ia ingin meminta penjelasan soal hubungannya dengan Zelo. Pikiran pikiran itu membuat Himchan tak sadar langkahnya sudah sejauh ini.

"Great! Aku bahkan tak tau jelas sedang berada dimana, dan kau mengatakan 'KITA SUDAH JAUH DARI JUNGJEON' ?! Kau tak pernah menelan sepatu rupanya?!" Himchan hendak melepas sepatu sekolahnya, sedangkan Jongup bahkan sudah berancang melarikan diri.

"KYAAAAA! ENYAHLAH KALIAN!"

Teriakan menggelegar itu terdengar cukup jelas akibat suasana malam yang tenang. Jongup dan Himchan menoleh kasar pada sekitarnya, mencari sumber suara yang memilukan itu.

"Suara apa itu?" Jongup memicingkan kedua mata sipitnya. Mengais gelapnya malam dengan cahaya cukup, menjelajah sebisa mungkin dengan penglihatan minimnya. Tak ada siapapun... Seoul begitu tenang , padahal tadi mereka bertemu keramaian penduduk kota sedang asik berbelanja di pasar malam. Benar juga... mereka berjalan terlalu jauh dan tak tentu arah sehingga mereka sudah berada di tempat yang tak diprediksi sama sekali.

"Yang pasti itu bukan suaraku.." ucap Himchan meyakinkan. Dan hanya dibalas putaran mata jengah Jongup.

"TOLONG!"

DEG

Suara itu seakan merenggut raga mereka. Suara itu memecah keheningan malam yang begitu tenang dan hening. Berubah menjadi suasana mencekam. Dan parahnya, hanya Jongup dan Himchan yang bisa mendengar itu. Mereka panik bukan kepalang. Dan manik mata elang sekaligus manik onyx yang saling bertatapan sebentar, menukar jawaban akan pertanyaan di benak mereka. Lalu mereka menoleh pada sebuah gang yang tak jauh beberapa langkah dari tempat mereka berdiri.

TAP

Suara hentakan sepatu terdengar. Bersama hilangnya kedua tubuh membeku akibat suara teriakan itu, berlari semakin mendekat pada gang tersebut.

.

.

.

.

.

.

.

.

Pukulan demi pukulan dirasa belum cukup membunuh Zelo saat itu. Kedua ahjussi bertubuh besar itu telah menginjak-menendang-memukul tak henti pada tubuh ringkih penuh luka Zelo. Namja manis itu terus menahan tendangan demi tendangan dari sepatu besar mereka , hanya dengan perlindungan kedua lengan nya yang ia amankan di depan wajahnya. Tubuhnya kini tergeletak tak berdaya, namun kedua ahjussi itu masih menikmati permainan bengis mereka.

With You; BAP[√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang