.
.
.
.
.
Now Playing : AKMU – I Love You (^.^)~/
.
.
.
.
.
.
Zelo terdiam sesaat ketika dirinya telah menginjakkan kaki , melewati daun pintu yang memisahkannya dari dunia luar dengan ruangan tempat Jongup dirawat. Mesin pemindai detak jantung masih membunyikan suara yang sama setiap waktu. Beraturan. Yang berarti, jantung Jongup masih berdetak dengan baik.
Dari kejauhan, bibir Zelo sudah bergetar. Ia ingin menangis saat itu juga, tak sanggup melihat sosok namja yang ia kagumi, tertidur begitu tak berdayanya. Tak mau melangkahkan kaki sejengkal pun, karena rasanya sudah menyakitkan dilihat dari jauh. Ia takut.
Namun apa daya, kekhawatiran mengalahkan rasa takut itu. Semuanya mengendalikan alat pergerakannya, melaju terus hingga sudah berdiri tepat di samping brankar Jongup yang ditidurinya. Zelo duduki kursi yang kosong di samping brankar tersebut. Tepat berhadapan dengan Jongup, dada Zelo semakin sesak. Bibirnya bergetar , mengkerut ke bawah. Air matanya berlinangan. Ia terus menyeka kasar air mata itu, karena ia masih diliputi pikiran sebagai 'Choi Zelo' si preman sekolah, bukan 'Choi Junhong' si lemah dan cengeng. Namun, kenapa masih saja jatuh?! Masih saja air mata ini menetes tanpa henti, bahkan semakin deras.
"Hiks..... Hyung.... Mianhae~ ~" cukup sudah! Ia tak peduli dia itu Choi Zelo , atau Choi Junhong, atau Choi siapapun! Ia tetap manusia, eoh! Ia tetap manusia!
Manusia memiliki perasaan. Dan manusia menumpahkan perasaan dengan air mata!
Zelo menangis hingga membasahi celana sekolahnya yang kotor dengan beberapa bercak darah sehabis berkelahi , dan kotoran tanah lainnya. Ia menunduk terus menerus, memuaskan hasrat emosinya. Ia hanya bisa berdoa kepada Tuhan.... Mukjizad seharusnya datang, menyadarkan Jongup saat ini juga.
Karena Zelo siap dengan seribu keberaniannya menyatakan apapun yang sudah ia sembunyikan selama ini. Yang mengatasutamakan keegoisannya, sehingga kejujuran sebenarnya tenggelam begitu saja.
"Kau jelek ketika menangis...."
DEG
Mata Zelo membulat seketika. Dadanya bergemuruh cepat, ketika sebuah sentuhan perlahan mengenai pucuk kepalanya yang masih tertunduk. Ia mendongakkan kepalanya sedikit demi sedikit,
Tampaklah sosok malaikat yang terbangun dari tidur panjangnya, sedang tersenyum ke arahnya.
"Tapi kau sangat manis ketika menangisiku...."
"YAKKK! NAPPEUN(jahat) HYUNG!" Zelo hempaskan tangan Jongup yang sedari tadi menempel di kepalanya. Sehingga tangan lemas itu terpental begitu saja ke bagian perut Jongup yang dibalut perban. Membuat Jongup langsung meringis kesakitan. apalagi tangannya sedang terpasang infus.
Zelo gelagapan. Ia langsung bangkit dari kursinya dan memegangi lengan Jongup dengan sigap. Dengan paniknya ia bertingkah, tak menyadari bahwa Jongup tengah menyeringai ke arahnya.
"HYUNG! MIANHAE! AKU TAK SENGAJA! ADA YANG SAKIT?! HARUSKAH KUPANGGIL DOKTER?!" Zelo hampir saja menekan sebuah tombol pemanggil perawat. Namun langsung dicegah oleh Jongup. Namja itu terlihat baik baik saja sekarang. Tak lagi meringis kesakitan. yang justru membuat Zelo semakin cemas.
KAMU SEDANG MEMBACA
With You; BAP[√]
Teen Fiction[BAP FF] Himchan tidak menduga bahwa kehidupannya berubah (kali ini) dengan pindah ke Sekolah Jungjeon. Tidak hanya teman baru, teman sekamar, guru baru, atau kehidupan normal lainnya. Kali ini ia pindah ke tempat yang akan mempengaruhi masa depanny...