Heningnya suasana di kantor periklanan walau hanya terdengar suara dari sela-sela gesekan kain korden dan beberapa karyan sedang bekerja dan sebagian mengerumi Saki dan menanti jawaban Saki.
" Semuanya bohongkan, kalian tidak menikahkan?" Ujar salah satu karyawan bawahan Saki yang memakai kaca mata berbingkai tebal berwarna ungu.
Mereka tidak menyadari kalau Haruhiko sedang memperhatikan mereka dan menyandarkan dirinya di pintu yang terbuka lebar. Dengan gayanya yang nyantai Haruhiko mencari tahu apa masalah mereka sampai-sampai menggerumi Saki. " Apakah benar kau menikah dengan kepala menejer kita?" Sekarang yang melempar pertanyaan adalah seoarang pria berkepala plontos dan memiliki perut yang subur alias buncit.
" Siapa yang menyebar kan gosip yang tak bermutu..." Saki terdiam karena ia teringat Haruhiko pernah mengatakan 'bermutu' itu. Mereka terus saja ngotot mengorek hal yang tidak mungkin bagi mereka.
" Kami juga tidak percaya makanya kami tanya kepadamu." " Kalau kalian tidak percaya, justru aku juga tidak percaya. Mana mungkin aku bisa menikah dengannya." Ia tahu hanya itu yang bisa menyelamatkannya dari amukan Haruhiko nantinya. " Benar juga yah. Kalau begitu kami minta maaf, Sa-Chan" " Tidak apa-apa semuanya ,aku tahu ini semua hanyalah salah pahaman biasa." Ucap Saki dengan lapang dada yang besar dan merasa lega.
" Apa yang kalian lakukan cepat kerja sebentar lagi kita pulang." Suara bentakkan itu milik Haruhiko yang tetap di posisinya yang santai menyandar di pintu. Semuanya bagaikan semut yang berbaris dan berjalan dengan sempoyongan menuju meja kerja mereka. Dengan tatapan tajam Haruhiko menatap kearah Saki dan dengan gerakkan isyarat ia menyuruh Saki menuju ke atap balkon untuk berdikusi. Setibanya mereka diatap gedung, Haruhiko hanya memandang gedung pencakar langit yang menjadi pesaingnya. Mereka berdua terus memandang ke depan dan suara angin terdengar lembut di telinga mereka dan lembut menyapa mereka.
" Bukan aku yang menyebarkanya, dan bukan aku yang mencari masalah." Ungkap Saki kepada Haruhiko. Tetapi pria itu hanya terdiam. " Apakah anda tahu siapa di balik semua ini, pak?" Ia bertanya sambil menepiskan rambutnya dari bibirnya. " Pergilah biarkan aku sendiri". Tanpa pikir panjang Saki melangkah pergi baru dua langkah ia berhenti." Jangan berpikiran bodoh, boss?" Ucap Saki tanpa melihat kearah Haruhiko dan ia pun turun dan menuju ruangannya. Sekarang tinggallah Haruhiko sendirian dan melamunkan sesuatu.
" Kenapa kau lakukan itu. Kau tidak pernah begini. Aku tahu kau tidak suka dengan gosip. Tapi kini kau telah berubah total, tapi syukurlah kau pilihan terakhir ku dan untunglah kita memilih berpisah..." Ucapnya sambil mendongakkan kepalanya dan menatap kelangit biru sembari mmasukan kedua tangannya ke dalam sakunya dan menendang udara.
Dengan langkahnya yang santai Saki menyusuri selasar gedung dan menuju pintu gerbang PT. Industri Elektronika farmasi. Pada saat ia membelok kekiri ia terhenti karena ia mengenal orang yang sedang menyender ke dinding dengan gayanya yang santai. Mau tak mau Saki menghampirinya.
" Kau kenapa ada di sini? Tanya Saki kepada Takaru yang sedang menyender dengan santainya dan kedua tangan nya berada di dalam saku celana santainya.
" Apakah kau tahu kalau kakakku mencarimu.?" Lanjutnya sambil memperhatikan orang itu.
" Kakak mu?" Tanyanya bingung. " Apakah kau mengenal Chizu Minase?" Tanya Saki sambil menggeram kesal. " Lupakan dulu dia. Aku ada perlu dengan mu." " Apa keperluanmu itu?" Tanya Saki sekita itu juga tanpa berpikir apapun.
" Maukah kau berperan menjadi pacarku?" Dengan menyipitkan matanya Saki berkata." Apakah maksudmu kita bermain sandiwara? Jadi siapa penonton kita?" Sembur Saki dengan tenangnya.
" Sekarang kau sudah tahu maksudku. Bersediakah kau membantuku?" Dengan berpikir sejenak Saki memberikan jawaban.
" Ok! Kita lihat saja nanti. Apakah kau bisa mengantarku pulang?" Saki terhenti pada saat ia mengucapkan kata'pulang' kalau begitu ia harus kemana. Kalau ia pulang dengan Takaru itu sama saja mengantar nyawa kemulut harimau. Tapi ia harus membantu hubungan kakaknya.
" Ayao aku antar." Saki tidak mendengar tawaran dari Takaru ia hanya terbuai dalam lamunannya.
" Ayo" ulang Takaru sambil menarik tangan Saki, dan hampir saja Saki terjatuh karena ketidak seimbangan tubuh yang akibat dari lamunannya, tapi untung saja Takaru dengan sigap menangkap tubuh Saki. mereka akhirnya meninggalkan tempat kerja Saki dan menuju halte bis di sebrang jalan. Mereka tidak menyadari bahwa ada seseorang memperhatikan keberadaan mereka dan mereka yang setengah berpelukan itu. Pria misterius itu melihatnya dari ruang lantai tiga yang tidak atau sering tidak di gunakan. Yah pria itu adalah Haruhiko.
Mereka berjalan berdampingan seolah mereka adalah sepasang kekasih yang sebenarnya. Percuma saja bila ia ingin memamerkan hubungan sandiwara ini kepada Haruhiko, karena pria itu sedang berada di kantornya, Haruhiko sedang rapat dengan Presdir dan sekaligus sahabat karib Haruhiko. Jadi rencana nya kini berubah menjadi kearah Chi-Chan( Chizu) yang sedang berada di rumah. Senyuman licik tersungging di wajahnya.
Sesampainya didepan rumah, Saki sengaja mengetuk pintu agar ia bisa tahu apakah ada orang berada di rumah atau tidak. Memang benar Chi-Chan memang berada di dalam rumah dan sedang membuka pintu untuk mereka, tapi dengan segera Chizu menutup pintu kembali dan menyandar pintu itu dengan punggungnya, Saki menyadari akan sikap Chizu yang terkejut.
" Chizu buka pintunya?" Printah Saki sambil mengedor pintu dengan gumpalan tangan nya. Akhirnya pintupun terbuka juga. Saki pun berlenggang masuk kedalam.
" Nah pasti kalian sudah saling mengenal bukan? Kalau begitu aku tinggal. Permisi."
Setelah Takaru pulang Chizu mencercah Saki habis-habisan." Kenapa kau bisa dengannya?" Saki banhgkit dari ranjangnya dan duduk bersila menghadapi kakaknya. " Secara tidak sengaja kami bertemu dan ia berbaik hati mengantar aku pulang. Jadi bagaimana dengan reuni kalian?" Tanya Saki di penghujung akhir.
" Apanya reunian, dia hanya pamit pulang ketika kau sudah tidak ada lagi."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Secret Wedding Series.
RomancePernikahannya batal dan kemudian ia di jodohkan. Kemudian ia tertarik dengan calon tunangannya, Tapi calon tunangannya meninggalkannya pada saat itu juga. Ia selalu mencari perhatian kepada Wanita itu. Dan pada saat itu juga ia terjerat dengan pe...