The Trapped Wedding.

15K 205 0
                                    

" Rumah yang begitu indah, walau terlihat biasa-biasa saja." Setelah memasuki halaman tengah yang berada pas di pintu, Haruhiko berkata kepada diri sendiri. Kini perasaannya terasa tentram, dan sejuk tidak seperti tadi ketika bersama Saki.Dan sepertinya rumah ini membuatnya tenang. 

Saki mulai mengangkat tangannya tuk mengetuk pintu.  

" Kan ada bel. Kenapa tidak menekan bel saja, dasar bodoh." Dengan kesal atau jengkel melihat 

Saki yang tidak otomatis dalam bertindak, Haruhiko berkata dengan nada yang tinggi. 

Dengan menghiraukan Hruhiko, kemudian Saki mulai menekan bel. Ia mengurungkan niatnya tuk mengetuk pintu. 

Kenapa ia tidak pergi-pergi. Bisik Haruhiko ketika ia mengpalingkan wajahnya tuk melihat pohon Willow. " Apakah kau ada perlu dengan pemiliknya.?" Dengan suara rendah tapi beraksen tegas ia bertanya kepada Saki lagi. " Kau bisa meninggalkan aku sendiri."  

" Aku juga pemilik rumah ini." Dengus Saki. 

" Kau... tak mungkin." Haruhiko tidak mempercayai pendengarannya. 

" Mana mungkin kau." Saki menghiraukannya atau mendiamin Haruhiko. Kemudian ia lanjuti menekan bel. Dan seketika itu juga pintu terbuka dengan setengahnya. Kepala wanita paru baya yang terlihat.  

pertama-tama wanita itu menatap tajam kearah Haruhiko. Kemudian wanita itu menatap kearah Saki dan dengan perasaan lega siapa yang telah mengetuk pintunya, ibu itu langsung membuka lebar-lebar mempersilakan Saki masuk.  

Wanita paru baya itu terlihat senang dan gembira ketika ia melihat Saki. 

" Ayuk cepat masuk." Wanita paru baya itu mempersilakan tamunya untuk masuk ke dalam rumah. 

" Aku akan panggil ayah." Kepada Saki dan tetap fokus kepada Saki ia berkata sambil melepaskan pegangan tangannya dari tangan saki. wanita paru baya itu melangkah memasuki ruang dalam. Saki hanya memandang kepergian ibunya. Setelah ibunya telah hilang dalam ruangan lain baru Saki melangkahkan tiga langkah, tapi tiba-tiba, ia dihentikan oleh tangan Haruhiko. 

" Apa yang hendak engkau lakukan. Kita ini tamu." saki berbalik dan melepaskan cengkraman tangan Haruhiko dari tanannya. Dengan menatapnya tajam, dengan puas Saki meninggalkan ruang duduk dan menuju kamarnya.  

" Kurang hajar sekali orang itu. Tak tahu tata krama." Sambil menghempaskan dirinya di sofa, Haruhiko berceloteh dan memperhatikan di sekelilingnya. 

Ruangan itu memiliki rak buku, televisi, dan pemanas ruangan memiliki cerobong asap.  

Sofa-sofa yang berkelas tinggi. Lantaidari kayu kecoklatan, beserta karpet panjang yang terbentang 

pas untuk jalan seperti cat-walk yang bercorak seperti warna zebra, tapi ini bewarna krem dan putih.

The Secret Wedding Series.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang