The Trapped Wedding. 20#

9.9K 127 6
                                    

Musik dansa pun berganti dengan musik slow dan itu bertanda sebagai pergantian pasangan untuk berdansa waltz, dan sekarang pasangan Saki adalah Haruhiko. Badan mereka hampir menyentuh dan tangan mereka salang menyentuh, apalagi sebelah tangan kanan Haruhiko menyentuh punggung Saki, sedangkan Saki hanya menyentuh bahu Haruhiko yang di balut dengan jas hitam tuxedonya. Tuxedo Haruhiko memiliki buntut pendek bak daun pada sayap belalang. Kain itu begitu lembut bila tersentuh di jemari telanjang Saki, kain itu terbuat dari beludru. Musik mengalun dengan khimadnya.

" Siapa laki-laki itu?" Tanya Haruhiko tanpa tendeng aling-aling kepada Saki. Mendengar pertanyaan itu keluar dari bibir Haruhiko Saki menghentikan dansanya untuk sejenak. Sekarang kepalanya sedang berpikir, jawaban apa yang harus ia berikan kepada Haruhiko; pacarkah atau sekedar teman biasa. Haruhiko tetap memandang kearah Saki dan masih menunggu jawaban dari wanita itu.

" Hanya teman biasa" ucap Saki dengan tenang nya. Mereka kembali berdansa karena mereka telah menjadi pusat perhatian para pendasa lain nya.

" Kalau cuma teman, kenapa kalian terlihat seperti pasangan kekasih." Ungkapan yang datar dengan nada yang bergetar. Saki hanya tertawa dan memperhatikan wajah Haruhiko.

" Kami" ia terhenti dan menatap lekat-lekat kearah mata suaminya. " Terlihat seperti sepasang kekasih benarkah itu?" Haruhiko hanya bisa mengangguk-angguk. Kemudian Saki melepas tangannya dan ia mundur dan sekarang hanya tinggal tiga incih jauh dari Haruhiko.

" Sudah yah, aku sudah lelah berdansa." Dan ia pun melangkah mundur kebelakang dan berputar dan berjalan mempunggungi Haruhiko. Ternyata Haruhiko memperhatikan kepergian Saki yang menuju ketempat Erika yang sedang bersama ibu dan bapak mertuanya. Haruhiko terus saja memperhatikan Saki sampai-sampai ia tidak menyadari kehadiran Takaru yang sejak dari tadi berdiri di sebelah kirinya dan sambil menyangga tangannya di pundak bahu Haruhiko.

" Kekasih mu telah ku kembalikan. Thanks!. " Ucap Takaru sambil memukul bahu Haruhiko dan melangkah jauh meninggalkan mereka berdua dan menuju tempat saki. Haruhiko hanya terbengong menyaksikan kepergian Takaru yang dengan santainya berjalan mendekati Saki dan temannya apalagi sekarang dia berdansa dengan Erika.

Dan Saki pun menuju ketempat Mariko yang sedang berbicara sambil berdiri dengan seorang pria tampan dengan rambut panjangnya yang diikat kencang di lehernya. Tinggi pria itu amat sangat tinggi bila ia berdiri sejajar dengan Haruhiko, tentu saja Haruhiko akan kalah. Tubuhnya begitu bidang apalagi kulitnya seputih gading gajah. Saki terus memperhatikan wajah temannya yang sedang gembira dan di lain pihak Haruhiko terus saja memperhatikan tingkah laku Saki seolah ia adalah pengamat yang sejati.

" Ayo kita dansa lagi?" Tawar Chizu kepada Haruhiko sambil menyentuh lengan tuxedo Haruhiko.

" Hayo" ucap Saki ketika ia telah sampai ke arah Mariko, dan menunggu kepergian pria itu baru ia muncul dan menggoda sahabatnya.

" Ternyata ada lagi nih yang bakalan menjadi pengantin atau calon penganti," canda Saki seketika itu dan berdiri berhadapan dengan Mariko. Wanita itu hanya tertawa dan tersenyum tersipu-sipu malu.

" Siapa dia?" Tanya Saki sekali lagi tapi ini dengan nada yang amat seriusnya dan sekaligus melihat lekat-lekat wajah temannya itu.

" Namanya Kim Shin Woo,dia orang korea dan sekaligus teman sewaktu TK dan SD ku. Setelah SMP kami berpisah dan baru sekarang ini kami baru berjumpa." Sambung Mari ketika ingatannya telah kembali menuju masa-masa yang indah ketika ia bersama Kim Shin Woo.

" Dan" pancing Saki kepada Mariko yang sedari tadi tidak melanjutkan ceritanya.

" Sekarang dia duda." " Oh!" Hanya itu saja yang keluar dari bibir Saki." Kau menyukainya lagikan, aku akan selalu mendukungmu." Ucap saki dengan senyuman jailnya.

Kini pesta pernikahan itu telah berlalu kira-kira sudah berjalan dua atau tiga hari Erika dan Richo meminta cuti untuk berbulan madu ke kota kuta, Denpasar.

Kini di ruang menejer pelaksanaan terlihat seorang pria yang sedang menyandar di kursi kerjanya yang empuk, kedua tangannya di jadikan batalan, pikirannya kini telah mengawang-awang. Ia kini yakin akan perasaanny kepada Saki.

Setelah Haruhiko merasa benar-benar cemburu ia memutuskan untuk mengoreksi hatinya.

Akhirnya ia memutuskan permainan sandiwara dengan Chizu, ia tidak menyadari kalau Saki juga melakukan hal yang sama,ia sadar kalau hal itu salah, tapi ia ingin membuktikan kalau Saki juga mencintainya atau menyimpan perasaan kepadanya.

Bila saat Saki berada di rumah Haruhiko mendekati Chizu dan duduk di sebelah wanita itu dan beserta rayuannya dengan ucapan keras dan lembut, agar sengaja di dengar oleh Saki.

Melihat adegan itu dan mendengar rayuan yang di keluarkan oleh Haruhiko membuat Saki panas dan ia segera bangkit dari duduknya dan langsung menuju kekamarnya. Hari-hari dan malam-malam juga begitu akhirnya Saki menelpon Takaru, ia ingin memanasi Chizu dan walau ia hanya di balkon dan mereka berdua berada di dalam yang tak jauh dari Saki.

" Hei! Dari mana saja kau?" Tanya Saki ketika telpon itu telah di angkat.

" Ada apa?" Walau suara itu dari jauh tapi suara itu terdengar nyaring di telinga Saki.

" Enggak aku hanya kangen saja."

"Pasti ada apa-apa nih?" Curiga Takaru kepada Saki. " Yah, mereka hubungan mereka semakin dekat." Ungkap Saki dengan suara berbisik.

" Kalau begitu kita juga tak boleh kalah."

" Sudah lah aku tak ingin melanjutkannya lagi. Aku capai." " Bantu lah aku, non!" Semuanya terdiam dan Saki hanya mendongakkan kepalanya ke atas langit malam seolah ia sedang memohon kepada Tuhan. " Aku tahu kau mencintai suamimu. Tapi tolonglah aku ini calon kakak iparmu.?" Suara Pria itu terdengar memelas, sehingga Saki tak terberdaya.

" Ok! Akan ku lakukan. Tapi hanya seminggu ok?!" tak terdengar apa pun dan ternyata sambungan pararel itu telah putus.

Didalam ruangan yang di tempati oleh Haruhiko dan Chizu mereka berdua sedang berkrompomi atau bernegosiasi tentang Saki.

" Apakah rencana kita telah berhasil?" Tanya Chizu kepada Haruhiko, yang sedang duduk di sofa yang membelakangi dinding yang berwarna melon kuning cerah. " Aku belum tahu!" Ucap Haruhiko yang sedang menerawang.

" Dia itu wanita yang paling sulit memperlihatkan ekspresinya." Sambung Chizu yang tat kala menanti jawaban dari Haruhiko dan walau jawaban Haruhiko sekedar datar. "Walau dia sedang sedih dia akan selalu bersikap ceria." Akhirnya Chizu pun berhenti dan memandang lurus menuju jendela luar siluet.

" Dia menutupi kesedihannya dengan ceria." Celoteh Haruhiko sambil memandang langit-langit lampu hiasan kristal.

" Yah itu dia, ternyata kau bisa juga mengerti akan dirinya." Ucap Chizu serta-merta mencondongkan tubuhnya dan memandang kearah pria itu.

" Kami sekeluarga saja tidak bisa menyadarinya, ketika salah satu diantara kami tak sengaja melihat nya menangis, dia langsung bisa mencari alasan lain." Chizu pun menerawang kejadian pada saat Saki menanjak remaja.

" Kelihatannya dia pandai sekali menyimpan sesuatu." Kata-kata itu keluar begitu saja tanpa ada nada menuding.

The Secret Wedding Series.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang