CLS~09

1.2K 117 5
                                    

Edisi revisi. Enjoy ya

Elo bercerita begitu indahnya, Bear

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Elo bercerita begitu indahnya, Bear.  Kenapa cerita Romeo dan Juliet jadi lebih bagus kalau lo yang membawakan,  Bear?

Sementara lo bercerita, gue malah asik memperhatikan gerakan bibir lo sambil rebahan di ranjang.  Lo grogi ya begitu sadar apa yang fokus gue perhatikan dari tadi?

"Sudah selesai ceritanya?" tanya gue sesaat setelah sadar lo enggak ngelanjutin cerita lagi.

"Hemm."

Lo membukakan laptop gue di meja belajar lo.  "Sha, sini.  Ayo mulai kerjakan laporan tugas kamu."

Gue mencoba berkelit.  "Gue gak mengerti mau mengetik apa, Bear."

"Lho, tadi kan sudah kuceritakan."

"Iya sih, tapi otak gue buntu kalau disuruh nuangin ke bentuk tulisan."  Gue malas beranjak, nyaman banget di ranjang lo Bear.

Happ.  Tiba~tiba lo mengangkat badan gue dan tanpa kompromi mendudukkan di kursi belajar lo.

"Bagaimana kamu bisa kalau tidak mau memulai?  Berani memulai, itu kuncinya Sha!"

Seharusnya lo juga berani memulai hubungan dengan gue, Bear.  Kayaknya gue mulu yang memulai.  Ah, lo memang bikin gue gak berkutik.  Mau gak mau gue mulai mengetik.  Dengan sebelas jari, alias jari telunjuk gue doang yang kerja sendiri.

"Ja...m..a.n  da..h.. mana u ya?  Ini dia.. u.. lu... ka.. la.."  Gue mengetik dengan kecepatan satu kilometer permenit kali, kayaknya lo mulai gak sabar.

"Minggir Sha, biar aku yang ngetik."

Gue langsung meloncat dengan antusias dan memberikan kursi kebesaran itu pada lo.  "Thankyou, Bear sayang," kata gue sambil mengecup pipi lo.  Lo jadi salting kayaknya.

"Kalau nunggu kamu yang ngetik, bisa gak tidur semalaman kita," kata lo menutupi grogi lo.  Gue cuma nyengir, imut banget lo Bear.

"Ayo, mau nulis apa?" tanya lo.

"Katanya lo yang ngerjain tugas gue, Bear."

"Aku cuma bantu ngetik Sha, kamu yang mendiktekan."

"Ow gitu ya."

Gue meluk lo dari belakang, berusaha konsentrasi pada tugas gue.  Mulai dari mana ya?  Duh, rambut lo harum, Bear.  Habis  cuci rambut ya?

"Harum.." cetus gue spontan.  Lo langsung mengetik dengan cepat kata 'harum'.

"Trus?" tanya lo.

"Apanya yang trus?  Gue tadi cuma ngomong rambut lo harum Bear," ucap gue bingung.

Lo buru~buru menghapus kata 'harum' dari laptop gue.  Gue balik berkonsentrasi pada tugas gue lagi.  Tapi gue malah asik memperhatikan jari lo yang lentik, kok ada jari cowok yang seindah ini?

"Indah.." gumam gue tak sadar.

Lo mengetik kata 'indah' di laptop.  Gue mengernyit melihatnya.

"Ups, bukan Bear.  Gue tadi ngomongin jari lo yang indah!"

Lo menghela napas dan buru~buru menghapus kata 'indah' di layar laptop.

"Sha, bisa serius gak?  Kalau begini, kapan selesainya tugas kamu?"

"I'm sorry, Bear.  Gue gak bisa konsen kalau ada lo.  Kehadiran lo menggoda iman gue, Bear."

Lo menatap gue kesal.  Akhirnya lo yang mengerjakan tugas gue.  Sambil lu ngetik, iseng~iseng gue memilin rambut lo dari belakang.  Apa lo jengah, Bear?  Gue perhatiin, lo sering salah ngetik.  Akhirnya lo mengangkat gue dan mendudukkan gue di meja belajar lo.

"Diem disitu, Sha.  Jangan kemana~mana," perintah lo tegas. 

Gue mana bisa dilarang Bear?  Sebentar saja gue udah punya keasikan, mengelus~elus paha lo dengan jari kaki gue.  Lo terganggu ya, Bear.  Kayaknya napas lo jadi berat.  Sambil menggeram lo mengangkat badan gue dan memindahkan ke ranjang lo.

"Sha, jangan bergerak.  Kamu disini sampai aku selesai mengerjakan tugasmu.  Tahu?!" titah lo.

Gue mengangguk patuh.  Gue berusaha seperti patung, gak bergerak sama sekali.  Namun lama kelamaan mata gue terasa berat.  Gue gak tahu.  Kayaknya gue ketiduran di ranjang lo, Bear.  Tengah malam, saat bangun, gue pikir lo sudah mengembalikan gue ke kamar gue.  Ternyata gue masih di ranjang lo, Bear!  Apa lo yang menyelimuti gue?  Selimut lo harum, wangi parfum lo.

Ternyata lo ketiduran di meja belajar lo, Bear.  Pantas lo gak balikin gue ke kamar gue. 

Mendadak gue pengin pipis, gue ke kamar mandi dulu.  Keluar dari kamar mandi, gue ngelihat lo udah tidur di ranjang lo.  Pasti lo terbangun dan mengira gue udah balik kamar gue kan?  Jadi lo langsung rebah di ranjang lo.

 
Gue ikut rebahan di ranjang sempit lo, Bear

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Gue ikut rebahan di ranjang sempit lo, Bear.  Setengah tubuh gue ada diatas badan lo.  Ih, hati gue jadi deg deg ser.

Apalagi saat tangan lo tak sadar memeluk gue dan mendekapnya ke tubuh lo.  Hangat hati gue, Bear tapi tubuh gue yang jadi panas.  Lalu kita tidur berpelukan sampai pagi.

Good night, Bear..


==== >(*~*)< ====

Chapter ini so sweet ya .. apa ada yang ikutan baper??
Wkwkwk .please vomment ya 

06. Campus Love Story (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang