chapter 1

30.8K 2.2K 149
                                    

"J-jungkook kau di panggil ke ruangan pak namjoon sekarang!" Pekik hoseok hingga mengagetkan jungkook.
"Apaaaa?" Teriak jungkook, ia sangat kaget karena pekikan hoseok dan berita yang dibawa oleh temannya itu.

"Haishh, iya cepat sana kau sudah di tungguin." Ucap hoseok sembari mendorong tubuh jungkook yang mematung agar bergerak. "Aaahh i-iyah."jungkook hanya bisa memasang wajah cengonya dan memikirkan apa kesalahan yang ia perbuat.

"Apa yang telah kuperbuat? Tapi selama ini aku menjalankan tugas dengan baik kok, tidak ada masalah,,,,,, ah apa jangan2 tentang itu, tapikan aku sudah minta maaf berkali-kali aku tak sengaja memberikan obat pencahar kepasien itu, obat itu tak sengaja tertukar dengan obat penenang seharusnya." Perdebatan batin jungkook dan ia hanya bisa mengacak rambutnya dan tak terasa ia sudah berada di depan pintu pak namjoon.

Tok tok tok

"Silahkan masuk." Suara yang terdengar berat telah mempersilahkan jungkook untuk masuk, maka tak lama ia masuk dengan wajah takut mode on.
"Permisi pak" sangat terlihat sekali jika jungkook kini sedang gugup.
"Ah kau ternyata jungkook-ssi."namjoon telah berdiri dan menghampiri jungkook. "A-ah iya ada apa ya pak?"tanya jungkook yang tengah menunduk

"mulai besok kau tak usah lagi bekerja disini!" ucap sang pemilik tempat bekerja jungkook, iya memang namjoon adalah pemilik tempat berkerja jungkook. "Apa?! Kenapa saya dipecat memang apa kesalahan yang saya perbuat hingga saya di pecat?!"pekik jungkook "kata siapa kau dipecat tapi aku hanya menyuruhmu mulai besok tak usah lagi bekerja di rumah sakit jiwa ini."jelas namjoon, dan iya memang jungkook bekerja di rumah sakit jiwa iya bekerja sebagai dokter psikolog di RSJ tersebut.

"Lalu?" Jungkook sedang cengo mode on, ia masih memikirkan apa maksud perkataan sang atasan.

"Ah kau tak usah menjadi psikolog di rsj ini lagi, dan kau ku angkat menjadi psikolog pribadi anakku, ku mohon bantu aku!" Pinta sang atasan dengan wajah meminta tulus. "T-tapi aku, ah bukan bukannya kaupun seorang psikolog terhebat disini tapi mengapa kau memintaku yang hanya seorang psikolog baru lulus menjadi psikolog pribadi anakmu namjoon-ssi."tanya jungkook dengan hati2 iya tau jika anak sang atasannya ada masalah dengan psikis nya tapi ia tak tau apa permasalahan sebenarnya.

"Walaupun menurutmu begitu tetapi aku tetap tak bisa mengendalikan anakku sendiri, tapi saat dia bersamamu saat itu dia terlihat begitu tenang."ucap namjoon.
"Tapi bukannya kau itu appanya dan biasanya appa dan seorang anak memiliki hubungan yang lebih dekat bukan?" Ucap jungkook dengan berhati-hati takut melukai hati seorang appa, mungkin kini ia sedang berbicara ke seorang ayah dan dokter bukan dengan atasan dan bawahan.

"Tapi menurutnya aku bukanlah lebih dari seorang pembunuh, pembunuh yang telah mematikan semangat hidupnya." Suara namjoon terdengar lirih

"Dan setidaknya aku bisa memberikan setitik cahaya hidupnya kembali walaupun setitik, setidaknya aku masih memiliki secercah harapan untuk mengembalikan hidupnya seperti dulu." Sambungnya dan menaikan nada bicaranya yang terdengar lebih semangat.

"Baiklah jika aku menjadi psikolognya bisa membantumu dan juga anakmu, aku akan berusaha sekuat tenagaku."jungkook memberikan senyuman semangat kepada namjoon "terimakasih jungkook, aku akan berhutang kepadamu."namjoon menjabat tangan jungkook dan menampilakan senyum cerianya.

"Ah- baiklah."ia sangat merasa canggung dalam suasana ini, "ah jika sudah selasai maka saya akan kembali, permisi."lanjut jungkook menuju ke ambang pintu
"Ah tunggu, lebih baik kau tinggal di rumahku saja bersama anakku. Aku tau masa kontrak apartementmu sudah akan berakhir, maka dari itu lebih baik kau tinggal dirumah bersama anakku dan bukankah pendekatan kepadanya akan lebih mudah. Dan akupun tinggal bersama dengan istriku di apartement apa kau mau? nanti kan ku suruh beberapa maid untuk membantumu."pinta namjoon seperti spg yang hendak menawarkan barang jualannya.

"Ah-ha baiklah."jungkook sekarang bingung ia merasa tak enak tapi memang benar kontrak ku sebentar lagi habis dan gajiku tak terlalu besar jika aku langsung menyewa satu tahun.

"Ah dan satu lagi aku akan tetap membayar gajimu disini dan sebagai psikolog pribadi anakku."namjoon melengkapi penawarannya dan sembari memegang bahu jungkook untuk menyadarkannya dari lamunan

"Hah! Baiklah."pekik jungkook dan namjoon hanya terkekeh melihat calon dokter anaknya. Tapi siapa yang tidak mau mendapatkan gaji 2× lipat biaya hidup ditanggung dengan bayaran cukup tinggal mengurusi 1 pasien saja.

"Terima kasih, jika begitu bersiaplah untuk pindah besok, aku akan menjemput dirumahmu."ucap namjoon dan jungkook keluar ruangan namjoon dengan perasaan shock seneng bingung sedih takut gembira bahagia campur aduk.

"Emak doakan kookie supaya selamat."batin jungkook. sebenarnya jungkook tidak tau siapa calon pasiennya itu walaupun kata sang atasannya jika anaknya pernah berkonsultasi dengannya tetapi ia tidak ingat atau tidak tau karena terlalu banyak pasien ataupun memang sengaja di beritahu.

Skip



Esok harinya

Tok tok tok

"Ah iya sebentar."ucap sang pemilik runah tersebut.

Krekk

"Oh kau namjoon-shi."jungkook baru bangun tidur pada saat itu menunjukkan pukul 07:30 KST. Ia menatap bingung penampilan namjoon yang sangat rapih dan penampilan ia sendiri yang baru bangun tidur dengan piyama kelinci merah muda yang ia kenakan.

1 detik

2 detik

3 detik

4 detik

5 detik

PLAKKK

"Ah yaampun maafkan aku, sungguh aku luoa silahkan masuk namjoon-shi, silahkan duduk dan maaf aku belum bersiap." Jungkook sangat merutuki nasibnya atau kelupaannya jika sekarang ia harus pindah menjadi psikolog pribadi anak atasannya yang tengah duduk di sofa tamu.

skip

Krekkk

"Ah, maafkan aku jika membuatmu menunggu."jungkook keluar dari kamarnya dengan membawa koper yang cukup besar dan kupastikan isinya adalah barang2 yang akan dibawanya pindah kerumah pasiennya. "Tak apa, apakah kau sudah siap?"tanya pria paruh baya tersebut "tentu."balas jungkook dengan semangat "apa hanya koper ini saja barangmu?"tanya lelaki tersebut "iya, aku datang ke seoul hanya membawa sekoper ini dan perlengkapan rumah tangga ini sudah menjadi perlengkapan yang ku sewa di apartement ini."jelasnya

"Ah, baiklah jika seperti lebih baik kita berangkat." Namjoon langsung keluar dari apartementnya jungkook, dan jungkook pun mengikutinya.

Skip

Krekkk

Tak ada yang menyaut kedatangan orang itu walaupun sebenarnya pasti terdengar suara pintu terbuka itu.

"Tae appa membawa apa yang kau inginkan, jadi tolong kau keluar tae."teriak sang appa dengan nada memohon

"apa? mana mana dimana milikku berada?" balas seseorang yang dipanggil tae itu dan berlari menuju dua orang tersebut


















"Hah. Tae-hyung?"
.
.
.
.
.

Ps: hai jan lupa voment ya aku sangat membutuhkan itu dari kalian sebagai penyemangatku melanjutkan ff ini dan minta kritik dan sarannya ya 😘😘😘😘

Controlled Psycho (TAEKOOK/VKOOK)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang