Ibu, Aku ingin berjejak kaki
Jelajahi pelataran luas
Lepas penat sebagai anak tertindas
Bersenggama dengan teman dan alam bebas
.
Nak, dunia terlalu kejam
Di sana akan kau dapati beragam bentuk pilu
Laksana deru ombak menghantam karang
Ibu takut kau kan tenggelam
.
Tapi ibu, Aku lihat di bagian dunia lain
Bocah berlarian bebas tanpa beban
Menapaki padang rumput berteman tawa nan riang
.
Lantas mengapa inginku harus terhalang?
Aku sama seperti mereka
Seorang bocah yang ingin rasakan bahagia
Nikmati masa dimana aku dapat lepas tertawa
.
Nak, coba kau lihat puing-puing di sekitar
Yang memagar jiwa dan suara kita
Hingga tak sampai pada telinga manusia lainnya
.
Nak, coba perhatikan kepulan asap, desingan peluru, dan hujan ledakan itu
.
Ibu takut, mereka memelukmu
Membawamu pergi dari dekapan ibu
Sebagaimana yang t'lah mereka lakukan pada ayahmu
Dia berjalan ke ribath dalam tegar nan bersinar
Kemarin kau saksikan dia pulang diam dan terkapar
Dan kini bertinggal di bawah gundukan tanah bersama teman-temannya
.
Tapi ibu, aku hanya sekedar mengintip langit
Menghirup sedikit udara kotor dalam riangku yang terkurung pilu
.
Lantas aku berlari meninggalkan ibu
Menuju padang puing kehancuran, bertukar senyum pada wajah-wajah penuh derita lainnya
.
Tetiba angkasa mengirimkan bintang dari langit cerahnya
Yang menghujam tubuh kami menjadikannya beberapa bagian
.
Tetiba aku rasa melayang
Jiwaku berpisah dengan badan
Lantas ku saksikan ibu tergopoh, bertatih peluh menujuku
Dipeluknya erat jasadku yang tak utuh
Sembari ibu berkata "harusnya engkau tetap di buaianku nak"
Dengan derai yang banjiri hijab lusuhnya
Ibu berujar lagi, pada langit menatap pilu
.
Merasakan nyeri dikecup sembilu
Sembari mematung Ibu menatap jasadku
Dikemas menuju parit-parit persinggahan
Lantas ditimbun, Ibu kian menggelinjang
Aku pulang bu, ucapku di balik awan
Laksana mendengar hembus suaraku
Ibu menatap langit, melepasku penuh tabah dan kerelaan
.
Mujahid