Mengapa kian sukar Jalan terjal menyenggamai jiwa Kian habis napas, hela telah sampai di ujungnya Menyekarati keadaan yang sudah parah . Maju tak bisa Mundur pun binasa Tinggal bagai mayat hidup Segan dalam menatap dunia Enggan pulang ke alam baka . Apa maumu? Pikirmu sempit penuh sekat Ingin bahagia, namun kau tak bergeliat Ada yang hilang dibongkahan jasad dan jiwamu . Mungkin itu ghiroh Yang kini buatmu sekarat dikecup galau Menerawang lalui teropong tak bermata Hanya gelap kau temui di ujungnya . Tak mampu kau melangkah Layaknya satukan mentari dan bulan pada satu persinggahan Tuturmu kacau dibrangus pongah Kemarin kau ciamik kini tak mampu bertingkah . Ah sudahlah Kau lemah, satu ronde belum usai Kini tanganmu hampir melambai-lambai . Kau bilang; Hidup mulia atau mati syahid Jadi semboyan Namun realita; Hidup hina mati pun tak mulia . Kau payah Dipeluk sukar sedetik Kau sekarat sedasawarsa . Yakinmu rusak Tak lurus seperti anak panah Besok itu mengantarmu melarat dunia-akhirat Bila tak kau rawat dengan tepat . Mujahid
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.