Jiwa Lara

76 2 2
                                        

Mengapa kian sukar
Jalan terjal menyenggamai jiwa
Kian habis napas, hela telah sampai di ujungnya
Menyekarati keadaan yang sudah parah
.
Maju tak bisa
Mundur pun binasa
Tinggal bagai mayat hidup
Segan dalam menatap dunia
Enggan pulang ke alam baka
.
Apa maumu?
Pikirmu sempit penuh sekat
Ingin bahagia, namun kau tak bergeliat
Ada yang hilang dibongkahan jasad dan jiwamu
.
Mungkin itu ghiroh
Yang kini buatmu sekarat dikecup galau
Menerawang lalui teropong tak bermata
Hanya gelap kau temui di ujungnya
.
Tak mampu kau melangkah
Layaknya satukan mentari dan bulan pada satu persinggahan
Tuturmu kacau dibrangus pongah
Kemarin kau ciamik kini tak mampu bertingkah
.
Ah sudahlah
Kau lemah, satu ronde belum usai
Kini tanganmu hampir melambai-lambai
.
Kau bilang; Hidup mulia atau mati syahid
Jadi semboyan
Namun realita; Hidup hina mati pun tak mulia
.
Kau payah
Dipeluk sukar sedetik
Kau sekarat sedasawarsa
.
Yakinmu rusak
Tak lurus seperti anak panah
Besok itu mengantarmu melarat dunia-akhirat
Bila tak kau rawat dengan tepat
.
Mujahid

Mujahid

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sajak-sajak Sang MujahidTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang