Saya berusaha mendengar degup jantung saya. Merasakan hentakannya dalam dada. Menyadari bahwa saya hidup dan bernafas.
Jantung saya berdetak dengan ritme yang lebih lambat dari jam dinding yang sedari tadi berisik ber-tick tock ria. Normalkah ini?.
Detak jantung, salah satu hal yang sering dihubung-hubungkan dengan cinta. Memikirkan hal ini tanpa sadar sudut bibir saya tertarik ke atas.
Kapan ya terakhir kali jantung saya berdegup kencang karena seseorang?saya tidak tahu pasti. Tapi rasanya sudah berbulan-bulan lalu.
Saya juga sudah lupa rasanya perut melilit seperti ada ratusan kupu-kupu yang menari. Juga bagaimana resah tercipta hingga menciptakan lingkaran hitam di bawah mata.
Jujur saya tidak suka terlibat kisah merah muda. Entah menjadi seseorang yang didamba. Atau menjadi yang mendamba. Saya belum ingin merasakan hal-hal diatas untuk sekarang ini.
Bagi saya hal-hal semacam ini terlalu rumit pun runyam. Belum lagi jika terikat dengan seseorang. Membayangkannya saja dapat membuat saya pusing.
Tapi saya tidak akan menyangkal bila suatu saat saya akan bermerah jambu ria. Saya tidak akan menarik perkataan saya ini karena semua hal di dunia ini berubah pun saya. Hal yang saya anggap rumit, runyam dan membuat pusing ini suatu ketika akan menjadi hal yang membuat bahagia membuncah. Mungkin, nanti suatu waktu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Prosa Kamar Mandi
شِعر83% tulisan dalam buku ini ditulis saat berada di kamar mandi. Karena, Kamar Mandi = Ladang Inspirasi. -ditulis oleh manusia yang betah duduk berjam-jam di toilet