kamar mandi

76 6 0
                                    

Malam ini saya kembali terduduk di toilet, memandangi tembok kamar mandi yang dilapisi keramik berwarna biru.

Ada ratusan hal yang bersarang di kepala saya minta dipikirkan. Banyak hal yang ingin saya ketahui tentang dunia ini, banyak kebenaran yang ingin saya lihat dan pahami.

Disamping itu sebuah persidangan sedang terjadi dalam batin saya, melibatkan hati dan logika sebagai hakimnya.

"Hari ini kamu kalap menghambur-hamburkan uang untuk memenuhi nafsu duniawi" hati melemparkan dakwaan pada saya. Saya mencari pembenaran hendak berkelit tetapi tidak menemukannya. Palu diketuk di sebuah meja di ruang khayal dalam batin saya memutuskan bahwa saya bersalah.

"Kamu berbohong tadi,kamu kasar pada adikmu,kamu makan setelah maghrib!!kamu mengingkari janjimu sendiri. Kamu mencemooh orang lain?memang seberapa baik kamu?" dakwaan-dakwaan lain terus bermunculan membuat saya mengerucutkan bibir.

Terdengar seruan adik saya dari luar kamar mandi meminta saya untuk segera keluar karena dia belum mandi, menyebabkan persidangan ini buyar begitu saja. Bersamaan dengan itu saya akan mengakhiri racauan ini sekarang.

Mungkin persidangan ini akan dilanjutkan lagi nanti atau esok hari (jika saya tidak lupa).

Prosa Kamar MandiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang