Hari ini Rubiana dan juga Adelia pindah ke sekolah baru mereka yaitu sekolah milik Wirasena Group.Rubiana dan Adelia clingak-clinguk mencari ruang kepala sekolah yang harus mereka datangi.
Setelah melewati beberapa kelas akhirnya mereka berdua menemuka sebuah pintu dengan tulisan kepala sekolah.Rubiana mengetuknya lalu membuka pintu tersebut.
"Assalamu'alaikum" ucap Rubiana sambil terus menggenggam tangan Adelia.Terlihat seorang wanita yang sepertinya memiliki usia yang sama dengan ibunya.
"Wa'alaiumsalam,sini masuk sayang...jadi ini yah calon mantu mamah" Rubiana mengangkat alisnya sambil tersenyum kikuk
"Calon mantu mamah yang mana nih" tanyanya saat melihat Adelia memasuki ruangannya
Rubiana bingung harus melakukan apa.Harus menjawab apa.Ia takut salah mengucapkan kata kepada orang yang berada dihadapannya ini.
"Saya Adelia Faranisa Azni dan ini teman saya Rubiana Lucida" ucap Adel memperkenalkan dirinya dan juga Rubiana
"Oh jadi kamu..Adel tolong keluar sebentar yah,saya mau berbicara bersama calon menantu saya" ucap Ranti dengan lembut.
Adelia hendak keluar tetapi lengannya digenggam erat oleh Rubiana.Adelia mengangguk untuk memberikan semangat kepada sahabatnya ini lalu ia pergi keluar dari ruangan kepala sekolah.
Rubiana duduk dihadapan Ranti yang sebentar lagi akan menjadi ibunya juga.
"Rubi sekarang saya berbicara sebagai ibu kamu bukan sebagai kepala sekolah jadi panggil saya mamah yah" Rubiana hanya mengangguk dengan senyum yang terlalu dipaksakan
"Karena dalam hitungan hari kamu akan menjadi menantu keluarga Wirasena jadi saya akan membawa kamu untuk tinggal dikediaman kami setelah pulang sekolah" jelas Ranti kepada Rubi yang sepertinya masih mencerna perkataanya.Ranti ingin Rubi tinggal dirumahnya karena ia ingin Rubi melakukan pendekatan yang lebih cepat dengan Juna
"Bu eh maaf ma..h tapi Rubi harus minta izin ke orangtua Rubi terus baju sama perlengkapan Rubi kan masih dirumah" Ranti tersenyum kepada anak polos dihadapannya ini
"Sayang,orangtua kamu sudah menyetujui itu dan soal perlengkapan kamu itu sudah mulai dibawa oleh pegawai Wirasena Group" Rubiana tersenyum sehingga menampilkan lesung pipinya.Karena sudah mendapat izin dari orangtuanya jadi Rubi berpikir untuk mengikuti ucapan Ranti tadi.
"Mah Rubi mau kekelas dulu kesian temen Rubi masih nunggu Rubi kayaknya" Rubi pamit lalu menyalami tangan Ranti
"Saya gak salah pilih calon mantu" gumam Ranti lalu tersenyum
Rubiana mencari kelas dengan tulisan Ipa 3 sedari tadi ia masih belum menemukannya.Padahal saat Rubi bertanya orang yang menjawabnya itu hanya menunjukan Rubi agar terus jalan kedepan.
Rubi bernafas lega saat ia menemuka kelas yang ia cari sedari tadi.Rubi memasuki kelasnya dengan kata salam lalu duduk disebelah Adelia yang sudah berada dipojok kelas
"Gimana sama camer" goda Adelia saat Rubi baru saja menduduki bokongnya
"Dia baiiiiiiiik banget Del" jawab Rubi lalu menelusupkan wajahnya diantara lipatan tangannya diatas meja karena ia akan tertidur
Guru mata pelajaran matematika memasuk kelas IPA 3 sambil membawa beberapa buku dan absen kelas.Ketua murid menyiapkan kelas dan berdoa.
"Keluarkan kertas selembar" ucap Bu Adi sambil membenarkan kacamata yang bertengger di hidungnya
"Hari ini ada tes untuk menambah nilai kalian" semua siswa yang berada dikelas mengeluh termasuk Rubi tetapi berbeda dengan Adel. Rubi tau mengapa Adel bersemangat belajar matematika.Rubi sering bertanya pada dirinya sendiri 'mengapa masih ada orang yang menyukai pelajaran matematika'.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rubi's Diary [HIATUS]
Teen FictionPerjodohan, jalan cerita yang membuat semua itu terbongkar. 28 Agustus 2017 #303inteenfiction 29 Agustus 2017 #197inteenfiction Cover by sachla