"Jadi, hubungan kalian apa?"
"Kita sahabatan" Entah mengapa Rubi bernapas lega dan itu membuat Adel tersenyum geli.
"Terus apa yang dimaksud hubungan spesial?" kali in Rubi yang bertanya dengan menatap juna intens.
Bukannya menjawab, Juna malah langsung pergi meniggalkan mereka berempat tanpa sepatah kata pun. Setelah berpamitan, Acel, Bintang, dan Bagas langsung pergi menyusul Juna.
"Kalem, nanti tanya aja di rumah" Adel tersenyum jahil kepada Rubi. Adel sudah tahu, Rubi pasti sangat penasaran dengan hubungan Acel dan Juna.
"Apaan sih lo?" Rubi tertawa pelan dan melanjutkan makannya. Ia tidak sadar dengan apa yang barusan di ucapkannya.
"Rubi kok lo ngomongnya pake kata "LO" sih" Adel membulatkan matanya sambil menggerakan tangannya membentuk tanda kutip.
"Wah ia?" Rubi hanya tertawa.
Rubi tidak tahu bahwa sebenarnya Adel sudah tahu suatu alasan yang membuat Rubi berbicara kata "lo".
Kalian pikir itu hanya masalah kecil kan? Tidak. Itu masalah. Yang sangat besar bagi kehidupan Rubi.
***
Setelah pulang sekolah Rubi pergi bersana Adel menuju kafe yang sering mereka datangi saat masih sekolah di sekolah lama mereka.
Mereka tidak hanya pergi berdua tetapi di temani oleh Ros. Rubi pergi dengan menggunakan mobil Adel yang disupiri oleh Ros.
Rubi pergi tanpa memberitahu Juna sehingga saat ini Juna masih menunggu di sekolah. Rubi memohon kepada Ros agar Rubi tidak memberitahu Juna bahwa ia tidak akan langsung pulang ke rumah.
Rubi, Adel, dan Ros sudah sampai di kafe yang mereka tuju. Mereka bersenang-senang, sementara Juna sedang jenuh menungggu Rubi yang tak kunjung datang menuju mobil yang mereka pakai tadi.
Juna tidak bisa menghubungi Rubi karena dia tidak memiliki nomor hp Rubi maupun akun sosial media Rubi.
Saat Juna masih menunggu, Rachel mendatangi Juna dan langsung melingkarkan lengannya di lengan Juna.
"Anter gue balik yu" Rachel memasang wajah memelasnya.
Seakan lupa kalau ia sedang menunggu Rubi, Juna langsung saja masuk ke dalam mobilnya. Begitu pula dengan Rachel.
"Ajun, pertanyaan gue tadi pagi belum di jawab?" Juna menoleh sebentar kepada Rachel lalu tersenyum.
Juna saat berada dekat dengan orang yang ia anggap keluargnya pasti akan selalu ramah kepada mereka. Juna tidak suka orang munafik yang hanya baik saat di depannya. Seperti Rubi.
"Pertanyaan yang mana? Lo kan banyak nanya tadi" Rachel memanyunkan bibirnya lalu memukul bahu Juna
"Lo kok kenal anak baru itu, siapa sih Rubi yah?"
"Kita udah nikah"
"Alah boong"
"Yaudah kalau ga percaya"
"Juna yang bener dong?"
"Bener"
"Ah bohong ah"
Juna tidak menjawab ucapan Rachel karena percuma, Rachel tidak akan percaya hanya dengan ucapan saja.
Setelah mengantar Rachel dengan selamat, Juna langsung melesat menuju kediaman Wirasena dan dia berharap Rubi si orang paling menyusahkan sudah berada di rumah.
Juna memarkirkan mobilnya di dalam garasi yang berada di sebelah rumahnya lalu ia bergegas masuk ke dalam untuk mencari Rubi.
Saat membuka pintu, Juna sudah dapat mendengar suara tawa dari orang yang ia kenali yaitu Rubi dan Adel termasuk Ros.
Suara itu berasal dari ruang tengah. Juna dengan wajah yang sangat datar mulai melangkah menuju ruang tamu dan benar saja di sana Rubi sedang bermain kartu remi bersama Adel dan Ros.
Wajah mereka sudah dipenuhi oleh tepung. Yang pertama kali menyadari kehadiran Juna adalah Ros.
Ros langsung berdiri dari posisi duduknya setelah melihat Juna.
"Kak duduk ih kok curang gak mau di hukum" Rubi dengan bodohnya masih tidak menyadari kehadrian Juna.
Adel tertawa melihar Ros yang memasang wajah datar. Saat Adel melihat ke belakang Rubi, tawanya langsung terhenti saat melihat Juna.
"Ih, kok pada diem" Rubi memutar tubuhnya menjadi menghadap ke belakang dan dia melihat Juna yang sedang menatapnya tajam
"Kak sumpah aku lupa ngabarin kak Juna jadi jangan marahin aku karena kak Juna tadi nugguin aku" Rubi menyatukan kedua tangannya dan ia simpan di depan dadanya. Rubi persis seperti orang yang meminta pengampuan.
"Siapa lagi yang nungguin lo" Juna langsung saja memasuki kamarnya sendiri.
Kamar Juna dan Rubi terpisah. Juna yang memintanya, itu adalah persyaratan sebelum Juna menikah. Kamar Juna dan Rubi saling berhadapan.
"Siapa lagi yang nungguin lo" Rubi mengulangi dan mengikuti gaya bicara juna tadi.
Adel dan Ros sama-sama terkikik geli.
Rubi sedang pergi bersama Bagas menuju perusahaan Lucida. Rubi di hubungi oleh ibunya agar mereka bertemu. Ibunya menyuruh Rubi pergi bersama Juna namun Rubi malah tidak mengajak Juna.
Walaupun Rubi sedang tidak berada di rumah tetapi Adel masih berada di sana karena ada yang harus ia bicarakan bersama dengan Juna.
"Kenapa lo kasih ini ke gue?" Juna melempar sebuah Diary berwarna abu-abu dengan motif bunga berwarna biru pink di depannya.
"Kak Juna sudah baca?" Adel dan Juna duduk berhadapan. Mereka berdua sama-sama sedang menatap diary itu.
"Kak Juna bisa rasain kan gimana jadi Rubi?" Juna masih diam enggan berbicara.
"Bantu aku buat bikin Rubi kembali kak"
"Aku tau kok sifat Rubi sekarang jauh lebih baik daripada yang dulu bahkan bukan hanya sifat tapi hal yang dia lakukan"
"Terus kenapa lo mua dia kembali?" Adel mulai meneteskan air matanya. Adel menyeka air matanya menggunakan punggung tangannya lalu tersenyum
"Aku, Mamah Ratna, semua orang yang tau Rubi termasuk kakak pasti sedih kan lihat rubi kayak gitu?" Rahang Juna mengeras. Apa yang di maksud sedih?. Bahkan saat ini yang sedang ia rasakan adalah amarah.
"Jangan rubah takdir Adel"
"Gak kak aku bukan merubah tapi aku ingin semua balik kayak dulu"
"Gak ada yang kayak dulu lagi Ade?!" Adel diam. Gak ada yang kayak dulu lagi? Ia betul Rubi yang dahulu sduah hilang.
"Dan kalau Rubi kembali seperti dulu apa dia akn membunuh seseorang lagi?" Juna tersenyum sinis lalu meninggalkan Adel yang sedang terisak.
"ITU KECELAKAAN KAK" balas Adel dengan berteriak dan Juna mendengarnya.
"Gak ada kecelakaan yang serapih ini" Juna hanya menggumamkannya.
.
.
.
.
.
07 September 2017
Thanks to 10k nya yah...seneng banget aku makasih banyak banyak banyak.
Ayo berlomba tebak alur. Ini chapter khusus untuk temen author Aymara sama Finneta yang ngebully author karena ga update.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rubi's Diary [HIATUS]
Ficção AdolescentePerjodohan, jalan cerita yang membuat semua itu terbongkar. 28 Agustus 2017 #303inteenfiction 29 Agustus 2017 #197inteenfiction Cover by sachla