7.Malam Pertama

12.3K 228 47
                                    

Jangan ambigu sama judulnya ya.....

Happy Reading

.

.

.

Rubi dan Juna sedang berada di salah satu kamar di dalam hotel yang mereka gunakan untuk pesta resepsi. Juna sedang berada di hadapan laptopnya. Saat Rubi bertanya apa yang di kerjakan Juna, Juna hanya menjawab ia mengerjakan tugas.

Rubi terus saja mengguling-gulingkan tubuhnya mencari posisi nyaman untuk tidur. Rubi tidak bisa tidur jika tidak ada sesuatu yang bisa ia peluk. Tidak ada guling disini. Orangtua Rubi sengaja menyingkirkan semua benda yang bisa di peluk Rubi.

Bahkan bantal saja hanya ada 2 untuk Rubi dan Juna. Sengaja tidak ada bantal lebih agar Rubi tidak bisa menjadikannya sebagai benda untuk di peluk.

Juna menghentikan aktivitasnya mengetik di laptop. Juna menyandarkan tubuhnya di sofa lalu matanya terus saja menatap Rubi yang seperti cacing kepanasan.

Rubi merasa dirinya di perhatikan. Rubi menoleh dan benar saja mata elang Juna sedang menatapnya. Rubi langsung saja menarik selimut untuk menutupi seluruh tubuhnya.

"Hih" Rubi kesal sendiri karena sedari tadi dia tidak bisa tidur. Jika dia memaksakan untuk memejamkan mata, justru itu malah membuat Rubi semakin tidak bisa tidur.

Rubi berjalan ke arah lemari yang disana terdapat tas yang ia bawa tadi. Rubi menyimpan banyak novel di dalamnya. Rubi berjalan menuju sofa lalu dia duduk di sebelah Juna.

"Kak jangan bilang mamah yah kalau aku punya novel" Rubi berbicara tanpa menoleh ke Juna orang yang kini sedang memperhatikannya lekat-lekat.

"Mamah mana?" Rubi mendongakan kepalanya.

"Mamah Ratna" Juna hanya mengangguk lalu ia mengambil laptop ke pangkuannya. Juna melanjutkan lagi pekerjaannya yang tertunda tadi.

"Waktu itu tuh kan aku beli novel, nah novelnya itu tentang anak SMA, terus aku tuh ke toilet yah nah aku gak ngeh kalau novelnya tuh belum aku tutup. Pas aku balik tiba-tiba mamah udah natap aku tajam....banget, aku gak tau ada apa yah sama novelnya terus mamah ngasihin itu novel dan pas aku liat kakak tau gak isinya apa?" Juna menggeleng tidak tahu.

"Dalam novel itu bagiannya mereka malam pertama, nah kan nikah yah merekanya itu kan bagian terkahir novel, masa di jelasin gituannya. Aku dimarahin jadi setiap beli atau baca novel aku sembunyi-sembunyi" Juna hanya bisa menyimak cerita Rubi yang terkesan konyol.

"Kadang Rubi aneh sama mamah, baca aja gak boleh terus nanti setelah Rubi nikah gimana" Juna tersedak air liurnya sendiri. Juna menatap Rubi aneh. Bukankah Rubi sudah menikah dengan Juna, lalu apa yang dikatakan Rubi tadi.

"Tidur" Juna memerintah Rubi agar mengalihkan suasana canggung.

"Rubi ke sini karena gak bisa tidur" Rubi membalikan halaman novel yang ia baca. Rubi cekikikan sendiri membaca novel yang menurutnya sangat romantis.

"Kak kalau Rubi hamil gimana" Juna langsung menegakan tubuhnya.

"Gak bakal" jawab Juna enteng padahal di dalam pikirannya ia merutuki ucapan Rubi.

"Tapi semua orang setelah nikah pasti hamil" Rubi memutar tubuhnya, menghadap Juna.

"Ga"

"Hamil"

"Ga"

"Ham—"

"Lo mau hamil?" pertanyaan itu dengan spontan keluar dari mulut Juna. Rubi menggeleng keras, sekeras mungkin.

Rubi's Diary  [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang