Hari ini hari pernikahan Rubi dan Juna. Pernikahan keluarga Lucida dan Wirasena. Semua tamu yang hadir terlihat sangat bahagia. Orangtua Rubi dan Juna sudah berada di dekat meja ijab kobul.
"Bin gue ditinggal kawin sama ayang Ajun" Bagas menampilkan raut wajah sedih. Bintang yang melihat sahabatnya itu hanya menggidikan bahunya merasa geli dengan ucapan Bagas.
Juna sedari tadi hanya duduk diam di depan cermin. Juna menarik nafas dalam lalu menghembuskanya kasar. Juna melirik sinis kedua sahabatnya yang sedari tadi menggodanya untuk malam pertama.
"Jun lu nanti jangan main kasar sama bini lu" Bintang terkikik mendengar ucapan Bagas yang berbibacara dengan wajah yang sangat serius.
"Jun lo mau janji gak sama kita?" Juna menaikan alisnya seperti bertanya 'janji apa?'
"Lo ceritain nanti malam pertama lo ke kita" Juna menyikut perut Bagas dan Bintang. Mereka berdua tertawa sekencang mungkin melihat ekspresi Juna.
"Lo praktekin film FSOG, tapi jangan sampe di iket iket" Juna hanya geleng-geleng mendengar ucapan Bintang sementara Bagas sedang memegangi perutnya sambil tertawa bahagia.
"Tuan sudah di tunggu oleh para tamu" Juna mengangguk lalu keluar di temani oleh Bintang dan Bagas.
Saat Juna duduk di depan penghulu sungguh ini baru pertama kalinya ia mengalami gugup yang sangat sangat. Juna lebih baik presentasi menggunakan Bahasa asing dibanding duduk di depan penghulu.
Rudi menjabat tangan Juna. Rudi mulai melantunkan kalimat yang hanya ingin Juna ucapkan sekali dalam seumur hidupnya.
"Saya nikah dan kawinkan engkau Arjuna Wirasena bin Bara Wirasena dengan Rubiana Lucida binti Rudi Hermawan Lucida dengan maskawin seperangkat alat shalat dan emas seberat 100 gram dibayar tunai"
Juna menarik nafas dalam sebelum ikut melafalkannya kembali.
"Saya terima nikah dan kawinnya Rubiana Lucida binti Rudi Hermawan Lucida dengan maskawin seperangkat alat shalat dan emas seberat 100 gram dibayar tunai" Juna mengatakannya dengan satu tarikan nafas, lantang, dan juga cepat. Juna langsung bernafas lega saat semua orang mengatakan kata sah.
***
"Rubi...kita keluar sekarang" Rubi sekarang sedang berada di dalam kamarnya bersama dengan Adel dan Ros. Sebelum keluar wajah Rubi diberi sedikit sentuhan bedak agar terlihat lebih cantik saat keluar nanti.
Awalnya Rubi tidak ingin didandani apalagi melihat make up yang berada di atas meja riasnya bermacam-macam dan dia tidak pernah memakai itu semua.
Rubi keluar dengan disambut senyuman oleh semua tamu yang datang. Rubi melihat Juna yang sedang menatapnya dengan tatapan datar sama seperti biasanya. Rubi tersenyum saat melihat Fay dan kedua orangtuanya.
Rubi duduk di sebelah Juna. Juna dan Rubi saling menukar cincin yang sudah disiapkan dari jauh-jauh hari. Awalnya Rubi ragu untuk mencium tangan Juna yang kini menjadi suaminya tetapi Rubi tetap melakukannya.
Suasana semakin riuh saat Juna mencium kening Rubi sangat-sangat lama. Wajah Rubi kini seperti kepiting rebus. Rubi tersenyum kikuk saat Fay memandangnya dengan tatapan menggoda.
Semua orang sudah pulang tinggal menunggu resepsi pernikahan Juna dan Rubi nanti malam. Mereka berdua sedang berkumpul di ruang keluarga di rumah WIrasena. Rubi langsung menjatuhkan tubuhnya di sofa diikuti Juna dan juga Fay. Adel sudah pulang kerumahnya nanti sore dia akan datang lagi karena Rubi yang memintanya.
"Capek?" tanya Juna entah untuk siapa. Rubi tidak berani menjawab karena ia takut pertanyaan Juna bukan di lontarkan untuknya tetapi untuk adik iparnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rubi's Diary [HIATUS]
Teen FictionPerjodohan, jalan cerita yang membuat semua itu terbongkar. 28 Agustus 2017 #303inteenfiction 29 Agustus 2017 #197inteenfiction Cover by sachla