Rubi dan Adel sedang berada di mall dekat sekolah mereka. Adel memaksa Rubi agar ditemani untuk berbelanja. Rubi yang moodnya sedang hancur hanya diam mengikuti Adel.
Jika ditanya apakah barang yang akan Adel beli bagus, Rubi hanya mengangguk.
Hal yang membuat moodnya hancur, yang pertama ia masih bingung dengan teka-teki hidupnya. Yang kedua, Rubi sangat tidak suka dengan sikap Juna yang sangat dingin bahkan setelah dia memberitahu bahwa dia berpacaran dengan Rachel.
Rubi rasanya ingin sekali memarahi Rachel dan berkata bahwa dia adalah istrinya. Tapi, ia masih punya akal sehat.
"Bi, astagfirullah yah gue panggil dari tadi malah bengong ih" Rubi hanya memberikan senyum bodohnya kepada Adel.
"Del"
"Hm"
"Kata lo Kak Juna benci kan sama gue? Tapi kenapa di malam pertama kita setelah nikah, kak Juna baik sama gue dan sebelum nikah waktu di restaurant sikap dia tuh baik banget." Adel menampilkan muka datarnya.
"Tanya aja sendiri dan lo bisa gak sih kalau lagi jalan sama gue gak usah bahas si Juna"
"Eh lo gak pake kakak"
"Jijik, dari dulu gak pake kakak. Lo juga dulu kalau ngobrol sama dia tanpa kakak"
Rubi hanya bengong mendengarkan ucapan Adel. Ia tidak mengingatnya tuh kalau dia pernah memanggil Juna tanpa embel-embel Kakak.
"Udah jangan dipikirin. Lo kan hilang ingatan" Adel langsung saja menjauh dari Rubi.
"Kok omongannya pedes yah." Rubi bergumam lalu pergi menuju Adel yang saat ini sedang memilih-milih sepatu.
Setelah berbelanja, Rubi dan Adel pergi menujun tempat makan yang berada di mall itu. Mereka memilih tempat makan yang menyajikan makanan korea.
Adel dan Rubi duduk berhadapan. Mereka menunggu pesanan mereka tiba.
"Bi tadi lo ngomong ke Kak Ros gimana? Kok diizinin biasanya kan kaga" Rubi tidak menjawab pertanyaan Adel. Ia malah membayangkan waktu ia meminta izin kepada Ros.
#Flashback on
"Kak Ros"
"Apa"
"Rubi mau main sama Adel boleh yah"
"Boleh"
"Yey"
"Tapi dikawal"
Rubi langsung menampilkan raut wajah cemberut. Begini ternyata rasanya diterbangin eh tau-taunya baru beberapa detik selanjutnya langsung dijatuhin.
"Kak pelis lah...langsung pulang deh...lagian bukan main sih cuman nganterin Adel belanja yayayaya"
Ros tetap menggeleng. Rubi mengangguk. Ros menggeleng. Begitu seterusnya sampai Juna mengetuk kaca jendela mobil mereka.
"Ros...bilangin ke bokap hari ini gue gak pulang. Nemenin Acel di rumahnya" juna berbicara seakan tidak ada Rubi di sana. Seakan tidak ada istrinya di sana.
Ros mengangguk dan langsung mendapat pelototan dari Rubi.
"Ih jahat banget sih Kak. Masa Kak Juna diizinin aku nggak. Padahal aku main sama cewek loh tapi dia main sama cewek juga sih tapi kan Kak Junanya cowok. Mau nginep segala lagi. Gak mikirin perasaan aku emang sih aku gak suka sama dia tapi kan tetep aku istrinya. Selingkuhnya terang-terangan banget sih" Rubi berbicara dengan kecepatan yang tidak bisa dibilang lambat.
Ros tertawa kecil saat mendengar ocehan Rubi.
"Kak plis"
"Oke tapi-"
"Yey oke syarat apapun aku lakuin asal aku diizinin"
#Flashback Off
"Tunggu-tunggu berdasarkan apa yang udah lo ceritain tadi. Kok menurut gue disitu lo seneng tapi pas udah sama gue badmood lagi" Adel menatap Rubi tajam. Wajahnya menunduk untuk memakan makanan yang ia pesan tetapi matanya menatap Rubi tajam.
"Aku seneng diizinin nah pas sama kamu, aku badmood karena aku liat Kak Juna bareng Kak Rachel." Adel langsung menepuk-nepuk punggung tangan Rubi yang berada di atas meja.
"Jadi intinya lo cemburu Bi"
"Ga"
"Ia"
"Ga ih ngeyel"
"Ia ih"
"Gimana lo aja deh"
Rubi dan Adel sama-sama terdiam karena kalimat yang baru saja Rubi lo"ntarkan. Mereka diam tanpa berkedip sama sekali.
"Itu sifat asli aku yah Del" Rubi tersenyum tetapu senyum itu menandakan kesedihan. Mata Rubi berkaca-kaca.
"Gapapa Bi, gue juga kan ngomongnya lo gue. Emang apa sih masalahnya." Rubi menatap Adel serius.
"Del aku mau mulai untuk mencari tahu siapa aku ini sebenarnya, dan apa yang terjadi pada malam itu, dan apa penyebab ingatanku menghilang." Adel menganggup mantap tetapi dalam dirinya dia merasa takut jika Rubi tahu semua yang terjadi pada malam itu.
***
"Jun mau nginep?"
"Lo kenapa sih Cel?" bukannya menjawab Juna malah berbalik menanyakan pertanyaan.
"Apa?" Rachel panik karena nada bicara Juna yang tidak seperti biasanya.
"Kenapa lo bilang kita pacaran?"
"Kapan?"
"Waktu lo sama gue di kantin bareng Rubi"
"Kenapa gak kita aja sih ngomongnya" Juna diam malas menjawab ucapan Rachel yang malah berbelit-belit.
"Dulu, lo bilang lo udah nikah sama Rubi dan gue pengen buktiin itu tapi buktinya Rubi ngga marah waktu gue ngomong gitu"
"Terserah" setelah itu Juna langsung pergi meniggalkan Rachel yang sedang tersenyum miring.
Juna mengendarai mobilnya dengan kecepatan yang sangat cepat. Ia kesal entah karena Rachel atau Rubi yang sama sekali tidak cemburu pada saat itu.
Setelah sampai di rumah, Juna langsung saja memasuki kamarnya.
***
Rubi yang juga sedang berada di kamarnya langsung membuka diary yang sudah diberikan Adel saat berada di mall tadi.
Rubi membuka halaman pertama diary tersebut.
Mo, 5 Jan 15
Ini tulisan pertama gue di diary, kemarin dia orang yang gue suka diem-diem ngasih diary ini. Dan gue gak tau apa yang mau gue tulis lagi di sini. Intinya gue seneng.
"Orang yang gue suka diem-diem" Rubi mengulang kalimat itu. Siapa?
Rubi berpikir keras untuk mengingatnya tapi apalah daya itu sangat membuang-buang tenaganya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rubi's Diary [HIATUS]
Fiksi RemajaPerjodohan, jalan cerita yang membuat semua itu terbongkar. 28 Agustus 2017 #303inteenfiction 29 Agustus 2017 #197inteenfiction Cover by sachla