(5) MELAHIRKAN ANAK GENDERUWO

1.5K 25 0
                                    


Berpuluh tahun yg silam disebuah dusun terpencil dilereng Pegunungan, tepatnya di ujung desa dekat dengan Masjid ada Rumah sederhana yg terbuat dari kayu, rumah itu dihuni oleh satu keluarga yg terdiri dari Sepasang suami istri bersama dgn 2 orang anaknya. Sang Suami namanya Fery (Nama samaran) sedangkan istrinya namanya Rima. (juga nama Samaran)
Kehidupan mereka jauh dari hiruk pikuk  keramaian. Fery bekerja sebagai penjual binatang ternak sedangkan Rima istrinya kerja sambilan menanam sayuran di kebun yg cukup luas.

Anak2 mereka masih kecil, anak pertama berumur 10 tahun, anak yg kedua berumur 8 tahun. Keduanya bersekolah di Madrasah yg letaknya di sebelah selatan desa.

Sebagai penjual hewan ternak, Fery kerjanya tidak bisa ditentukan waktu jadwal pulang kerumah karena bila sedang dapat banyak pesanan hewan ternak dari luar daerah kadang 2 sampai 5 hari baru bisa pulang.
Fery berperawakan gagah dan kekar, berkulit hitam tapi badannya agak pendek, sedangkan Rima, biarpun wanita dusun tapi wajahnya cantik dan kulitnya juga putih bersih, dulu sebelum diperistri oleh Fery, Rima menjadi primadona bagi para remaja di dusun itu. Fery punya perangai yg temperamental, mudah tersulut emosi dan type pencemburu berat. Fery type laki2 yg jorok dan jarang mandi,sifatnya sangat sombong dan congkak, suka meremehkan orang lain bahkan terhadap saudaranya sendiri.di desanya waktu itu Fery sangat di takuti oleh orang2 di dusun itu karena sifatnya yg mudah tersulut emosi dan juga sering berperilaku nekat memukuli orang yg tidak meng-iya-kan apa yg menjadi pendapatnya.
sangat bertolak belakang dgn istrinya yaitu Rima yg selalu menjaga kebersihan.selalu ramah dan santun pada semua orang.
Suatu saat Fery pernah ribut2 dengan tokoh yg sudah kita kenal yaitu Hari, Hari muda ( ya saat itu Hari masih muda, masih berusia 25 tahun soalnya hehe!). Fery sebetulnya masih ada ikatan keluarga dgn Hari karena Rima adalah adik bungsu dari ayahnya Hari.
Keributan bermula justru pas hari raya Iedul Fitri. Hari sebelumnya sangat menghormati Fery pamannya tetapi pas hari lebaran mubaraq justru Fery bikin masalah,memaki maki Ayahnya Hari di depan banyak orang dgn kata2 kasar hanya karena Ayahnya hari lupa mengembalikan seutas tali yg dipinjamnya. Bahkan dengan kasar ayahnya Hari didorong dgn kasar sampai jatuh. Hari langsung menolong ayahnya dan berusaha melindungi dari amukan pamannya. Entah setan mana yg hinggap di hati Fery, dgn tanpa merasa kasihan Hari dipukuli oleh Fery sehingga bibirnya pecah berdarah.
Orang2 yg melihatnya juga keluarga yg lain cuma berteriak teriak dari jauh tak ada yg berani melerai dari dekat karena takut dengan resikonya..
siapa yg tidak takut menghadapi Gentho (jagoan kampung) yg paling ditakuti diwilayah itu?
Hari merasa sangat geram dgn perlakuan pamannya itu. Biarpun Fery adalah suami dari bibinya tapi Hari merasa wajib melindungi Ayahnya.

Hari menggeram marah sambil meludahkan darah yg mengalir dari bibirnya yg terluka, Hari maju menerjang Fery. Perkelahian sengit pun terjadi antara keduanya antara antara jawara kampung dgn seorang pemuda yg sama sekali tak punya ketrampilan bela diri. Gerakan Fery sangat terampil dan gesit saat melontarkan pukulan yg bertubi ke wajah dan Tubuh Hari. Hari tidak mampu menangkis pukulan pamannya yg bertubi tubi itu.
Hari semakin babak belur bersimbah darah. Fery di usianya yg sudah setengah abad ternyata masih sangat  kuat Fisiknya, pantas saja kalau dia sangat ditakuti oleh orang2 di wilayah itu. Kondisi Hari sudah sangat mengkhawatirkan, tubuhnya terjerambab di tanah, itupun masih harus menerima tendangan keras bertubi tubi dari pamannya tetapi Hari tidak mau menyerah.Hari bertekat lebih baik mati berkalang tanah daripada hidup dipermalukan dihadapan orang.

Entah apa yg terjadi tiba2 Hari seperti memiliki kekuatan baru dan tidak mempedulikan rasa sakit disekujur tubuhnya.. Hari masih sanggup berdiri. disaat Fery mulai menerjang dgn cepat Hari menyongsong serangan Fery dgn pukulan uppercut. Pukulan dari bawah terlontar keatas tepat mengenai Rahang Fery.Fery jatuh terjerambab di tanah pingsan.
Sejak kejadian itu Predikat jagoan kampung yg disandang oleh Fery mulai luntur di mata orang. Hal ini membuat Fery sangat marah dan dendam pada Hari. Suatu saat ketika Hari sedang pulang dari hutan membawa kayu  bakar Fery menghadang dan langsung menyerangnya dgn sebilah parang yg sudah diasah tajam. Hari sadar bahaya besar mengancam jiwanya. Hari meloncat mundur sambil melepaskan kayu bakar yg dibawanya. Sambil mundur Hari mengambil potongan kayu bakar yg dibawanya, Fery dgn ganas menyabetkan parang ke arah leher Hari, dgn cepat Hari menangkis sabetan parang dgn potongan kayu.Fery semakin beringas menyerang Hari tapi Na'as bagi Fery sebelah kakinya terpeleset tanah basah hingga terjatuh. Saat berusaha bangkit satu pukulan keras Hari mengenai pelipisnya sehingga Fery terjatuh lagi.
tanpa memberi kesempatan Fery bangkit berdiri kaki Hari menginjak tangan Fery yg memegang golok, golok pun terlepas dari genggaman,Dengan cepat Hari mengambil golok itu lalu membuangnya jauh jauh. Disaat mulai Fery bangkit berdiri Hari tidak memberi ampun pada Fery tendangan kaki kanan Hari dengan telak mengenai selangkangan Fery. Fery jatuh berguling guling megap megap sambil memegangi perabotannya yg kena tendangan Hari.Fery meraung raung kesakitan, suaranya seperti kerbau yg disembelih.

Story From The DarknessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang