(25) MISTERI PENUNGGU RUMAH TUA

506 22 4
                                    

SFTD 25

Rumah tua warisan jaman belanda itu masih kokoh berdiri di pinggiran bekas stasiun kereta api, rumah dan tanah milik PJKA itu sudah puluhan tahun tidak dihuni,
banyak genteng2 yang bocor, sebagian tembok sudah mengelupas .
di dalamnya banyak sisa2 perabotan lapuk yang sudah mulai hancur dimakan rayap,
puluhan laba2 besar membangun sarangnya di rumah tua itu.

bila malam, rumah tua yg letaknya agak jauh dari pemukiman itu terlihat sangat menyeramkan tanpa adanya penerangan.
satu2nya benda yg masih utuh di rumah itu hanyalah kursi goyang berukuran besar yg terbuat dari kayu jati tua, anehnya kursi yg terletak menghadap jendela itu selain tidak dimakan rayap kondisinya juga bersih,
tak ada laba2 yang bersarang pada kursi itu.

di depan Rumah tua itu tumbuh pohon Krekesan yg tumbuh subur dan berdaun rimbun, bila malam hari kesan keangkeran rumah tua itu semakin nyata, jarang orang berani melewati depan rumah tua itu bila malam telah tiba.
konon menurut beberapa orang yang tinggal di dekat rumah tua itu, orang yang mengontrak rumah itu paling lama hanya kuat bertahan satu bulan saja dikarenakan teror sosok hantu yang berwujud Noni Belanda sering menampakkan diri,
Hantu Noni Belanda bergaun putih berambut panjang sebahu itu sering melongokkan kepalanya keluar jendela saat ada orang yang melewati jalan kecil di depan rumah tua itu,
terkadang ia duduk di kursi goyang sehingga menimbulkan suara "Kriet..kriet.. Kriet!"
----------
Orang2 yang pernah melihatnya berlari ketakutan dan tak pernah lagi berani melewati depan rumah tua itu bila malam hari telah tiba, Sosoknya yg bergaun putih berwajah putih pucat dengan tubuh tinggi semampai itu sangat menyeramkan..
terlebih lagi matanya,
Bola mata tanpa Kornea, Hanya warna putih semata!
Karena adanya sosok hantu yg menyeramkan itulah akhirnya rumah tua itu tidak ada yang berani menghuninya.
-----------------

Sementara itu di kampung yang letaknya hanya beberapa kilo meter dari rumah tua itu,
Hari sedang memotong bambu di kebun bambu yang letaknya dekat dengan kalibeteng untuk membuat pagar pesanan warga kampung sebelah,
sejak pagi hingga siang Hari belum makan karena tak punya uang untuk beli makanan, uangnya sudah habis untuk membeli bambu..
perbatang bambu dibelinya dgn harga lima ribu rupiah..
dgn tubuh agak lemas Hari memotong beberapa batang pohon bambu, saat memotong bambu yang ke lima Hari mengalami nasib sial,
bambu yg baru dipotong itu tiba2 batangnya pecah , pecahan bambu yang lumayan besar itu menghantam muka Hari dgn sangat keras sehingga Hari jatuh terpental.

Hari terkapar ditanah dgn muka berlumuran darah, dengan mengerahkan tenaga yang masih tersisa Hari mencoba berdiri tetapi ambruk lagi..
darah yang mengalir dari luka diwajah dan di kepalanya mengeluarkan darah sangat deras dan hal itu membuat Hari semakin pusing dan lemas tetapi ia berusaha agar tidak pingsan.
dengan tenaga yg masih tersisa Hari berusaha berdiri untuk mencari pertolongan.

Saat itu Hari melihat Lena sedang berjalan membawa ember cucian menuju Kalibeteng.
melihat wajah dan kepala Hari yang terluka dan darah mengalir dgn deras membuat Lena kaget, ember cucian yang dibawanya langsung diletakkan begitu saja di pinggir jalan,
Lena hendak Lari karena ketakutan.

"Len.. Kumohon tolonglah Aku, panggil siapapun yang kamu temui... kepalaku sakit . Aku pusing!" ucap Hari.

"Tunggu sebentar ya Mas, Aku akan minta bantuan orang!" jawab Lena sambil berlari menuju kampung.

beberapa menit kemudian Lena datang bersama mbak Yanti,
Saat itu Hari masih berdiri dgn sekujur tubuh gemetar, kedua tangannya berpegangan pada sebatang pohon agar tidak ambruk, sementara darah masih deras mengucur dari wajah dan kepalanya sehingga bajunya lengan panjang berwarna abu abu yang dipakainya basah oleh darah.

"Ya Allah.. kok bisa seperti ini mas? ayo kerumahku sekarang! Len tolong bantu Aku bawa Mas Hari kerumahku!"
kata Mbak Yanti

Akhirnya Hari dipapah oleh keduanya menuju rumah mbak Yanti.
mbak Yanti mengambil kain lalu di celupkan ke air hangat untuk membersihkan darah di kepala dan wajah Hari, setelah itu lukanya di bersihkan dgn kapas yg sudah dibasahi oleh alkohol.
Hari menggigit bibirnya sendiri dgn keras menahan rasa perih yang menyengat ketika cairan alkohol 85% itu membasahi lukanya.

Story From The DarknessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang