(26) TEROR HANTU JAHIL

417 22 2
                                    

STFD 26

*TEROR HANTU JAHIL*
-------------------------------------------------

*Pernah ukir namamu di altar batu tempat persinggahan kita dulu,, tempat kita mengejar kupu kupu dalam naungan cahaya pelangi..

Kini kusendiri tanpamu,,
dgn bait bait kenangan yg bisu..
wahai gadis, lepaskanlah aku dari belenggu rindu..
padamu*

Sebuah tulisan dengan Spidol Snowman warna hitam itu masih ada sejak lima tahun yang lalu, sebuah prasasti konyol yang tertulis pada sebuah tembok rumah kosong yang sudah puluhan tahun tidak dihuni.Hari tersenyum sendiri bila melihat bekas corat coretnya di rumah kosong itu.

Rumah kosong dengan ukuran kecil dari tembok berukuran 4X5 meter itu terletak di pinggir bendungan yang memisahkan dua aliran sungai dari Kaliprogo dengan Sungai kecil yang menuju Kalibeteng,Rumah kosong itu kotor dan sama sekali tidak terawat,rumah itu jauh dari pemukiman warga,fasilitas yang ada hanya sumur tua dibelakang rumah.

Diatas Bendungan air Hari sering duduk berlama lama menikmati indahnya alam, Sawah Bom bumi terbentang luas,luapan air kaliprogo yang berwarna kecoklatan mengalir membuat hati dan pikirannya tentram.
Siang itu Hari sedang beruntung,
dia mendapatkan hasil pancingan belut yang lumayan,Lima ekor belut Doran diperolehnya walau dgn susah payah. belut Doran itu belut berukuran besar,besarnya bisa mencapai ukuran gagang cangkul.

kira kira pukul sebelas siang Hari pulang setelah membersihkan tangan dan kakinya yang kotor terkena lumpur, mulutnya mendendangkan sebuah lagu lawas dengan suaranya yang sumbang, seekor katak besar yang sedang terkantuk kantuk langsung kaget lalu meloncat menuju semak belukar.

kira kira 30 menit Hari sampai kerumah, kesibukan pun di mulai. dengan cekatan tangannya mengulek garam dan bawang dan sedikit kemiri di atas cobek lalu ulekan bumbu itu dicampurkan dgn belut Doran yang sudah dipotong potong dan dibersihkan isi perutnya.
setelah itu digoreng diatas minyak mendidih...
ya, siang itu Hari menikmati makan siang dgn laut belut goreng dan sambal kemangi.
----------
menjelang sore saat Hari bermalas malasan di ruang tamu sambil menghisap rokok kretek, saat itu pula terdengar suara yang mengalun dengan suara serak dan nada panjangnya lebih mirip suara teriakan di banding suara adzan,
Suara Adzan itu mengalun dari Corong musholla,
padahal seharusnya 15 menit lagi waktu sholat Asyar baru tiba.

Hari tersentak kaget ketika sang Muadzin itu melafadzkan:
“Ash-Shalaatukhairum minan naum..."
yang semestinya dilafadzkan hanya pada waktu Adzan subuh.

kiranya tak cuma Hari saja yang keheranan tetapi orang2 kampung juga kaget.
siapakah muadzin misterius itu?
saat Hari dan beberapa warga yang penasaran sampai di Musholla ternyata tak ada seorangpun didalamnya,yang ada didalam musholla hanya michrophone yang tergeletak diatas lantai musholla.
---++++++---

kejadian malam harinya terulang lagi tetapi kali ini dalam versi lain dan tempatnya bukan di musholla melainkan di Masjid Agung yang letaknya berada di tengah2 desa, Waktu telah menunjukkan pukul 10 malam lebih 15 menit, saat itu pula terdengar suara ratapan mengalun dari Corong masjid memecah keheningan malam, hal itu sontak membuat warga desa dan kampung kampung lain tersentak dan tertegun, yang sedang makan berhenti makan, yang sedang nonton TV langsung mengecilkan volumenya, demikian pula dengan Hari yang sedang tidur tiduran langsung tersentak lalu keluar rumah setelah mendengar Suara yang mengalun dari Corong Speker masjid Agung dengan suara menyayat hati:

"Inalilahi waina ilaihi rojiun x3,
telah meninggal dunia
dengan tidak tenang Jimmy bin Arnold karena keracunan makanan,Jenazah akan di makamkan besok pagi di Pemakaman umum dusun Puspa Agung,Semoga Arwah Jimmy diterima di sisi Tuhan, Aamiin!"

tak cuma Hari saja yang bingung tetapi orang2 kampung juga kebingungan soalnya di kampung mereka tak ada seorangpun yang namanya Jimmy apalagi Arnold,Hari segera berlari menuju Masjid Agung, demikian pula dgn beberapa orang yg rumahnya dekat dengan masjid berdatangan tetapi di dalam masjid tak ada seorangpun, hanya microphone yang tergeletak dilantai dan Amplifyer masjid masih dalam kondisi belum dimatikan.

Story From The DarknessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang