Part 1

192 11 2
                                    

Sinar mentari memasuki jendela kamarku membuat mataku berkata untuk bangun. Tapi aku urungkan niatku untuk tetap tidur. Alhasil beberapa menit setelah itu ibuku membangunkan diriku.

"Glory sayang, bangun sudah pagi nanti telat" seruan ibuku
Ibuku menurutku wanita yang paling sempurna dalam hidupku sabar menghadapi kami. Dia bernama Dita Aditama.

"iya Mommy (mau tidak mau aku tetap melaksanakannya)" rengekku
Aku menuruni anak tangga satu demi satu, telah kulihat ayah, dan adik-adikku memenuhi meja makan

"Sini kak, turun makan bareng-bareng, hans udah buat roti sama kakak, tapi kakak suap hans ya" panggil Hans Tioti Aditama

Dia anak bangsu dikeluarga aditama. Wajar saja masih rengek, masih duduk di kelas 2sd di sekolah Nusabangsa

Beda dengan adikku Gian Ananta Aditama dia memiliki sikap dan sifat yang dingin kepada siapapun. Tetapi wajahnya sangat meniru Ayahku yang berperawakan seperti belanda memiliki Bola mata yang berwarna biru, rambut yang ditata dengan rapi, badan yang kekar, Memiliki otak yang cerdas, bahkan piala kejuaraan dan sertifikat penghargaan jenis apapun yang diperlombakan telah dimilikinya, tak heran banyak yang mengagumi dirinya. Tapi sayangnya dia tidak pernah menyukai perempuan untuk dianggap spesial kecuali ibuku dan diriku.

"Gian, ntar kalian berangkat bareng ya dengan kakakmu, ayah ada meeting dikantor gak bisa lama" ucap Ayah

Ayahku diberi kepercayaan untuk mengolah perusahaan pertanahan di luar negeri. Tapi saat ini ayah memilih bekerja di indonesia karena tak ingin jauh dari keluarganya, Darman Aditama itulah namanya.

"Iya pah, tapi kan kakak lama banget kalau berangkat" ketus gian

"Enak aja, aku gak lambat kok, hanya aja bel nya yang kecepatan ditekan" jawabku

"Sama aja itu kak, kan kakak bangun aja lama" ejek gian

"Ihk, mommy lihat tuh Gian" rengekku

"Udah jangan berantam terus, siap-siap aja kesekolah nanti telat" simpul ibu

"Papa berangkat deluan ya glory, gian, hans baik-baik ya di sekolah" ucap ayah

"iya papa" ketus kami

"Aku berangkat dulu ya sayang baik-baik di rumah ya" pamit ayah pada ibu dan mencium keningnya

              ~~~~~~~~~~~~

Sekolahku, gian, dan hans berbeda. wajar saja aku kelas 1 SMA, gian kelas 2 SMP, dan hans kelas 2 SD. Ayah memberi kepercayaan kepada gian untuk membawa mobil terbaik, Masih kategori populer, dan masih dimiliki oleh orang yang masih dapat dihitung jari.

"Ahk sial lagi dan lagi aku telat dan kali ini lebih parah, mana gerbang sudah ditutup lagi, gak mungkin kan aku lompat pagar" jawabku pada diri sendiri

--titttt titt- -tittt tit-

Suara klakson mobil mengejutkan ku, karena emosiku aku menemuinya dan dia mendiamkanku tidak menghiraukan omelanku. Dan anehnya dengan gampang gerbang sekolah terbuka

"Eh gila tuh anak siluman ya, main ninggal-ninggal. udah itu enak banget lagi gerbang sekolah langsung terbuka hanya dengar klaksonnya" celotehanku.

Dan aku mempergunakan kesempatan ini untuk masuk sekolah, alhasil aku berhasil menyelinap
   

                       ~~~~~~~~~~~~

Maaf sedikit
Maaf ya banyak typo. Masih pemula
Vomment nya ditunggu ya😍
Semoga kalian suka

AndorationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang