"Gomawo atas ajakanmu ke taman bermain dam telah mengantarku pulang," ucap Eunbi sebagai sikap sopan kepada Baekhyun yang telah memaksa untuk mengantar dirinya pulang.
“Pinjam ponselmu sebentar.” Alih-alih membalas ucapan terima kasih Eunbi dengan kata sama-sama, Baekhyun mengucapkan hal yang tak ada kaitannya dengan ucapan terima kasih Eunbi.
“Mau apa kau pinjam ponselku?” tanya Eunbi bingung.
Jujur saja Eunbi ragu utuk menyerahkan ponselnya kepada Baekhyun, meski Baekhyun telah berbaik hati mengantar dirinya pulang, sekeras apapun tadi ia menolak akan ide itu dan tidak mau menerimanya namun Baekhyun tetap memaksa. Bukan Byun Baekhyun namanya jika tidak seperti itu. Ia masih belum dapat memercayai Baekhyun sepenuhnya, terlepas dari fakta mereka baru mengenal satu sama lain.
“Sudah lakukan saja jangan banyak bertanya.”
Eunbi masih tidak dapat mengerti jalan pikiran Baekhyun, walaupun ia telah beberapa kali berada di dalam situasi yang hampir sama.
“Kau tidak akan melakukan hal-hal yang aneh menggunakan ponselku bukan?” Eunbi menatap Baekhyun dengan penuh curiga.
“Mengapa? Kau berharap aku melakukan hal-hal aneh seperti yang kau maksud? Aku penasaran hal aneh apa yang kau pikirkan. Apakah itu adalah—”
“Tidak seperti yang kau pikirkan.” potong Eunbi cepat tanpa membiarkan Baekhyun menyelesaikan ucapannya.
“Sekarang aku yang merasa curiga padamu. Memang seperti apa yang kupikirkan?”
Eunbi dapat melihat senyum menyebalkan di wajah Baekhyun. Tanpa membalas sepatah kata pun ia menyerahkan ponselnya kepada Baekhyun dengan malas. Entah apa yang akan Baekhyun lakukan dengan ponselnya, yang hanya bisa Eunbi lakukan adalah pasrah.
“Dengan begini aku dapat menghubungimu ketika aku membutuhkanmu,” ucap Baekhyun memecahkan keheningan yang ada di antara mereka berdua.
“Membutuhkanku?”
“Ne. Kau harus selalu ada di saat aku membutuhkanmu.”
“Shireo! Aku bukan pembantu atau pun pengasuhmu. Aku tidak mau.”
“Kau ingin menjadi pembantuku? Tapi menjadi pembantu terdengar sangat buruk. Kalau pengasuh, aku bukan lagi anak kecil. Hmm... bagaimana kalau menjadi asistenku? Semacam asisten pribadi, itu terdengar lebih baik bukan?”
Eunbi terdiam sebentar dan menatap Baekhyun dengan sorotan mata yang tidak dapat diartikan sebelum membalas ucapan Baekhyun.
“Neo jugullae? Aku tidak peduli dengan sebutan itu, jawabanku tetap sama. Shireo!”
“Wae?” tanya Baekhyun merengek tak lupa dengan puppy eyes andalannya kepada Eunbi layaknya anak kecil yang merajuk karena tidak dibelikan es krim yang ia inginkan. Berharap agar Eunbi luluh melihat puppy eyes andalannya, karena tidak ada seorang pun yang tidak luluh sebelumnya.
“Hentikan rengekanmu. Kau bertingkah terlalu kekanakan kali ini. Cepat kembalikan ponselku,” ucap Eunbi mendengus kesal dan mengulurkan tangannya, meminta kembali ponselnya yang telah Baekhyun pinjam.
Eunbi sudah terlalu lelah dengan hari ini, yang ia inginkan untuk saat ini hanyalah menjatuhkan dirinya ke atas tempat tidurnya yang empuk secepat mungkin.
“Tidak sebelum kau menjawab permintaanku.”
“Aku sudah menjawabnya barusan. Dan aku sudah lelah. Jadi cepat kembalikan ponselku.” Eunbi memita kembali ponselnya, kali ini dengan suara yang lebih keras dan menaik turunkan tangannua yang telah ia ulurkan dengan tidak sabar.
![](https://img.wattpad.com/cover/91773979-288-k991311.jpg)
YOU ARE READING
I'm His Assistant | EXO Baekhyun [Revisi]
FanfictionKepindahan Eunbi ke Korea tidak berjalan sesuai keinginannya ketika takdir mulai memainkan perannya. Mempertemukan dirinya dengan seorang namja yang menyebalkan baginya. Takdir juga menyeret berbagai hal yang tidak ia pedulikan pada awalnya, tetapi...