Setelah kejadian Baekhyun yang ditinju oleh Suho, pemuda itu terlihat tidak bernyawa, seakan-akan rohnya melayang pergi meninggalkan tubuhnya. Mungkin saja Baekhyun bersikap seperti itu karena ia masih terkejut dengan apa yang terjadi dan menyesali perbuatannya yang sudah melewati batas. Apapun itu Eunbi merasa sedikit prihatin kepadanya.
"YA! Apa yang kau lakukan?! Jangan diam saja! Ayo kita ke ruang kesehatan!"
Eunbi berseru kepada Baekhyun seraya berjalan keluar dari kantin. Hanya itu satu-satunya cara agar pemuda itu mau mengobati lukanya, karena dapat Eunbi pastikan jika ia tidak menyuruh Baekhyun pergi ke ruang kesehatan maka pria itu tidak akan mengobati lukanya.
Tidak Eunbi sangka bahwa Baekhyun akan menuruti ucapannya dengan begitu mudah. Ia mengira bahwa Baekhyun akan melakukan penolakan dan perlawanan sebelum ia berhasil membuat pemuda itu pergi bersama dengannya ke ruang kesehatan. Sesekali Eunbi menengok ke belakang, memastikan bahwa Baekhyun masih berada di belakangnya dan tetap mengikutinya untuk pergi ke ruang kesehatan.
Begitu sampai di ruang kesehatan, Eunbi memegang kenop pintu ruangan itu dan didorongnya dengan pelan agar pintu itu terbuka sehingga ia dan Baekhyun dapat masuk. Keadaan di ruang kesehatan sangat sepi, tidak ada seorang pun di dalam ruangan tersebut. Bahkan murid yang bertugas juga tidak terlihat. Sebelum Eunbi membuka mulutnya untuk meminta Baekhyun duduk di kasur yang ada, pemuda itu telah duduk terlebih dahulu.
Segera Eunbi langsung mencari dimana kotak obat dan tidak membutuhkan waktu yang lama untuknya dapat menemukan kotak obat yang ada meskipun ia tidak pernah masuk ke dalam ruangan ini sebelumnya. Setelah Eunbi mendapatkan kotak obat yang ia butuhkan, ia berjalan ke tempat Baekhyun berada dan mendudukan dirinya tepat di sebelah kiri Baekhyun sembari meletakkan kotak obat yang ia pegang di atas nakas yang berada di samping kasur.
"Ulurkan tangan kirimu," ucap Eunbi seraya membuka kotak obat dan mengeluarkan obat merah dan kapas.
Tanpa mengucapkan sepatah kata pun Baekhyun mengulurkan tangan kirinya kepada Eunbi. Ia meletakkan tangan kiri Baekhyun di atas pangkuannya dan mulai membersihkan tangan Baekhyun dari darah menggunakan kapas. Mulai diobatinya luka Baekhyun setelah memastikan jika tidak ada darah yang tersisa di tangannya.
Ia dapat melihat pria di depannya meringis kesakitan saat dirinya menyentuhkan kapas yang sebelumnya telah ia teteskan obat merah. Meski Baekhyun meringis kesakitan, tetapi tetap tidak ada suara yang lolos keluar dari mulutnya.
"Mengapa kau berkelahi jika luka seperti ini kau masih meringis kesakitan?" tanya Eunbi sambil menekan luka Baekhyun dengan sengaja.
Baekhyun mengernyitkan dahi seiring dengan rasa sakit yang menjalar begitu cepat akibat dari perbuatan yang Eunbi lakukan terhadap lukanya. "Aku tidak berkelahi," balas Baekhyun setelah rasa sakit yang tadi ia rasakan sudah mulai memudar.
"Lalu apa yang kau lakukan tadi jika bukan berkelahi?" tanya Eunbi lagi dengan fokusnya yang masih pada luka Baekhyun.
"Aku hanya menghindar dari pukulan dan tinjuan yang di arahkan kepadaku."
"Apakah kau mempunyai masalah dengan orang tadi?" tanya Eunbi penasaran sambil meletakkan kapas yang ia pegang karena telah selesai mengobati luka pria itu. Terasa sangat aneh jika orang yang tidak kau kenal sebelumnya tiba-tiba memukulmu
Terdapat sedikit jeda saat Eunbi menanyakan hal itu, sebelum akhirnya ia mendapatkan jawaban dari pemuda itu.
"Aniya." Dapat Eunbi dengar suara Baekhyun yang tidak begitu yakin dengan ucapannya sendiri. Tanpa ia sadari ia mengerucutkan bibirnya mendengar jawaban Baekhyun yang sangat tidak memuaskan.
"Aku tidak yakin dengan ucapanmu, karena orang tidak mungkin berkelahi tanpa sebab. Kau tidak perlu—"
***
YOU ARE READING
I'm His Assistant | EXO Baekhyun [Revisi]
FanficKepindahan Eunbi ke Korea tidak berjalan sesuai keinginannya ketika takdir mulai memainkan perannya. Mempertemukan dirinya dengan seorang namja yang menyebalkan baginya. Takdir juga menyeret berbagai hal yang tidak ia pedulikan pada awalnya, tetapi...