"Eunbi-ya, ini ada barang-barangmu yang baru sampai. Eomma letakkan di ruang tamu. Ambillah dan pisahkan mana yang mau kau pakai dan tidak. Karena setelah itu yang tidak terpakai akan eomma letakkan di gudang," teriak ibu Eunbi dari ruang tamu kepada sang anak yang berada di dalam kamarnya.
"Ne eomma. Aku akan segera turun dan mengambilnya," balas Eunbi berteriak juga agar dapat terdengar oleh ibunya.
Eunbi beranjak dari tempat tidurnya dan meletakkan buku yang sedari tadi ia baca di atas meja yang terdapat di samping tempat tidurnya. Ia meregangkan tubuhnya terlebih dahulu sebelum akhirnya membuka pintu kamar dan menuju ke ruang tamu.
Hal pertama yang Eunbi lakukan begitu memasuki ruang tamu adalah mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru ruangan untuk menemukan barang yang ibunya maksud, karena tadi tidak disebutkan barang apa. Ia ingin bertanya kepada ibunya, tetapi ibunya bahkan sudah tidak terlihat di ruang tamu lagi.
Akhirnya Eunbi memutuskan untuk mencarinya sendiri dan mulai menelusuri setiap inci yang ada di ruangan tersebut sampai tak sengaja matanya melihat sebuah kotak yang berada di pojok ruangan. Eunbi segera meraih dan membawanya ke kamarnya untuk melihat apa yang ada di dalam kotak tersebut.
Kotak tersebut dibuka oleh Eunbi dengan penuh penasaran dan ia menemukan barang-barang lamanya. Dengan segera dikeluarkannya barang-barang tersebut dan memilah mana yang akan ia pakai. Setelah selesai memilah, Eunbi meraih barang yang tidak akan ia pakai dan meletakkannya kembali di dalam kotak. Tanpa sengaja mata Eunbi menangkap adanya surat di dasar kotak yang tidak terlihat oleh Eunbi sebelumnya.
Rasa penasaran yang tiba-tiba memuncak, membuat Eunbi meraih surat tersebut, untuk beberapa alasan Eunbi merasa tak asing dengan surat tersebut. Dengan cepat ia membuka amplop surat tersebut, berusaha untuk mengeluarkan surat yang ada di dalam amplop tersebut lalu membuka surat tersebut dan membacanya.
Tanpa Eunbi sadari selembar kertas foto terjatuh masuk kembali ke dalam amplop ketika ia menarik keluar surat yang ada dari amplop tersebut.
Dear my friend,
JeanetteIt's been a while since we last spoke or saw one another, with all the time that has passed, I think it has been around 3 years now if my memory serves me correctly?
First of all I would like to apologize for all what I did to you in the past. I didn't have enough courage to face you. I wasn't brave enough to say goodbye. I know in your eyes I was such a coward. Adding a fact that I apologize used a letter.
I want to tell you about what I feel if you don't mind. At first it was hard for me to can get along with a new place. Fortunately not long from that day I got a new friend at here. It's a guy. Well, he is a good friend though. I hope you can meet him and be his friend.
And from this letter I hope you can live happily like me. I'll always remember you as my childhood friend not only in the past and present, but in the future too.
Your friend,
Zach
Ah akhirnya Eunbi dapat mengingat surat ini. Ketika ia masih tinggal di Amerika, ia berteman dengan satu anak laki-laki yang seumuran dengannya. Anak laki-laki tersebut adalah satu-satunya teman yang selalu ada untuknya, dari dimana ia masih sangat kekanak-kanakkan sampai saat dimana ia telah berubah menjadi sedikit lebih dewasa.
Tetapi sepertinya ia belum berubah menjadi lebih dewasa, meski hanya sedikit. Itu terbukti saat Zach, temannya tersebut tiba-tiba tidak pernah terlihat lagi dari pandangannya seakan-akan menghilang ditelan bumi. Pada saat itu sifat Eunbi yang kekanakan muncul kembali dan ia tahu kalau tidak ada yang berubah sedikitpun dari dirinya itu.
YOU ARE READING
I'm His Assistant | EXO Baekhyun [Revisi]
FanfictionKepindahan Eunbi ke Korea tidak berjalan sesuai keinginannya ketika takdir mulai memainkan perannya. Mempertemukan dirinya dengan seorang namja yang menyebalkan baginya. Takdir juga menyeret berbagai hal yang tidak ia pedulikan pada awalnya, tetapi...