Chapter 19

856 113 3
                                    

Tanpa mengeluarkan suara Eunbi menusuk-nusukkan jarinya ke bahu Baekhyun. Merasa ada jari yang mengusik ketenangannya, Baekhyun membuka matanya dan menemukan Eunbi yang telah menatapnya dengan matanya yang bulat.

"Mwo?" tanya Baekhyun dengan suara serak akibat ia belum berbicara satu kata pun sejak bangun tadi.

Untuk sesaat Eunbi mematung mendengar suara serak milik Baekhyun yang tak pernah ia dengar sebelumnya, perlu beberapa saat bagi Eunbi agar dapat mengembalikan kesadarannya. "Eoh?" ucap Eunbi spontan sambil mengerjapkan matanya beberapa kali.

"Kau tidak mengganggu ketenanganku hanya untuk mengucapkan satu kata itu bukan?" tanya Baekhyun penuh dengan nada sarkasme disertai wajah terganggu atas kelakuan Eunbi barusan.

Sungguh, Eunbi merasa pemuda yang sedang ia ajak bicara sangat bukanlah Baekhyun yang ia kenal. Baekhyun yang ia kenal tidak pernah berkata seperti itu, meski hanya bercanda sekalipun.

"Bahan-bahan untuk membuat laporan ada padamu semua, karena itu aku tidak bisa mengerjakannya. Jadi aku minta padamu untuk memberi bahannya kepadaku."

Baekhyun menekuk kedua alisnya mendengar pernyataan Eunbi, terlihat seperti ia seperti tidak setuju dengan hal itu. "Kau akan mengerjakan laporannya seorang diri?"

"Eoh. Apa ada masalah?" tanya Eunbi sambil menatap langsung mata Baekhyun.

Dengan tegas Baekhyun menolak pernyataan Eunbi. "Aku tidak setuju akan hal itu."

Dahi Eunbi mengerut mendengar penolakan yang diberikan oleh Baekhyun. Ia tidak mengerti jalan pikirnya Baekhyun, sebenarnya apa yang pemuda itu inginkan. Memang apa salahnya kalau ia mengerjakannya seorang diri. "Wae? Bukankah kau diuntungkan jika seperti ini?"

"Tetap saja bagiku itu tidak adil. Lagipula ini juga merupakan bagian dari tanggung jawabku, karena ini tugas kelompok. Tugas kelompok ada untuk kita dapat mengerjakannya bersama-sama, kalau kau mengerjakannya seorang diri lalu apa artinya tugas kelompok?"

Eunbi diam tidak berkutik sedikit pun setelah mendengar alasan yang Baekhyun berikan, karena tidak biasanya Baekhyun tiba-tiba berkata seperti itu.

"Jadi kita akan mengerjakan bersama-sama?" Tidak terdengar suara yang keluar dari bibir Baekhyun dan tidak ada tanda-tanda bahwa Baekhyun akan menganggukan kepalanya, tetapi sikap Baekhyun telah mengatakan segalanya yang membuat Eunbi mengerti jawaban pemuda itu.

***

Malam semakin larut, tetapi itu tidak membuat Eunbi dapat tertidur dengan lelap. Gadis itu justru merasa bosan karena kantuk tidak kunjung datang menghampirinya. "Ah apa yang sebaiknya aku lakukan sekarang? Aku terlalu bosan," tanya Eunbi pada dirinya sendiri. Saat ini ia sedang tidur terlentang di atas tempat tidur sambil menatap langit-langit kamarnya.

"Menunggu agar terlelap dengan sendirinya sangat tidak mungkin terjadi padaku. Huftt... sepertinya tidak ada yang dapat aku lakukan selain memainkan ponselku." Dengan malas Eunbi meraih ponselnya yang berada di atas nakas dan memosisikan dirinya bersandar pada sandaran kasur.

Eunbi mulai menyibukkan dirinya dengan ponselnya, tetapi itu tidak cukup untuk membuatnya mengantuk. Ia meletakkan ponsel miliknya di sampingnya dan memejamkan matanya, berusaha tidur untuk sesaat sebelum akhirnya ia teringat akan sesuatu. "Tugas kelompokku belum selesai," pekik Eunbi panik sambil meraih kembali ponselnya. Dengan cepat ia mencari kontak Baekhyun yang merupakan teman sekelompoknya dan mengirimkan pesan.

To: +82xxxxxxxxxx

Kapan kita akan mengerjakan tugasnya? Deadline semakin dekat.

11.34 PM

Dengan sabar Eunbi meletakkan ponselnya di sebelahnya sambil diam-diam mencuri pandang pada layar ponselnya, menunggu balasan dari pesannya. Detik berganti menit, menit berganti jam, tetapi tidak ada pesan masuk. Eunbi mulai menguap sampai tanpa ia sadari ia terlelap dengan sendirinya.

"Hoamm... sepertinya semalam tidurku nyenyak sekali," gumam Eunbi sambil mengangkat tangannya tinggi-tinggi untuk melakukan peregangan setelah bangun tidur.

Tanpa sengaja kakinya menendang ponselnya sendiri hingga terjatuh ke lantai, menimbulkan suara yang cukup keras. Eunbi yang belum menyelesaikan ritual peregangan tubuhnya di pagi hari langsung mengambil ponselnya yang telah tergeletak di lantai dan meletakkannya di atas nakas.

"Aku beruntung karena ponselku tidak pecah. Cerobohnya aku," gumam Eunbi pelan sambil memukul kepalanya, memarahi dirinya sendiri atas kecerobohan yang telah ia perbuat.

Tanpa membuang waktu Eunbi melanjutkan ritual paginya, yaitu membersihkan dirinya. Tidak membutuhkan waktu yang lama bagi Eunbi untuk menyelesaikan ritual itu.

Dengan santai Eunbi berjalan dan mendudukan dirinya di tempat tidurnya yang empuk sambil bersenandung ria. Tidak lupa ia meraih ponselnya yang tak jauh dari tempatnya duduk.

"Ada pesan masuk rupanya," ucap Eunbi santai sambil membuka pesan itu dan mulai membacanya.

Mata Eunbi membulat begitu selesai membaca tulisan yang tertera di layar ponselnya. Tanpa membuang-buang waktu Eunbi langsung menelpon Baekhyun setelah membaca pesan dari pemuda itu.

Berjalan mondar-mandir itulah yang Eunbi lakukan selagi menunggu panggilan teleponnya diangkat oleh Baekhyun. "Mengapa pemuda itu tidak juga mengangkatnya?"

"Tidak ada waktu lagi untuk menelepon pemuda itu lagi. Aku harus segera bersiap-siap sebelum ia benar-benar datang ke sini," ujar Eunbi dengan gusar serta panik sambil melempar ponselnya ke atas tempat tidurnya dan membuka lemari pakaiannya, mulai mencari pakaian apa yang cocok untuk ia kenakan ketika pergi bersama Baekhyun.

Pergi bersama Baekhyun? Mengapa itu terdengar seperti ia akan pergi berkencan dengan Baekhyun? Ah molla. Sebaiknya ia kembali fokus mencari pakaian yang akan ia kenakan.

Dengan itu Eunbi menelisik kembali pakaian miliknya yang ada di dalam lemari itu dan akhirnya menemukan pakaian yang ia rasa cocok untuk ia kenakan.

Tidak mau membuang-buang waktu lebih banyak lagi, Eunbi langsung mengganti pakaiannya dan merapikan rambutnya.

"Eunbi-ya! Ada mobil di depan rumah, apakah itu adalah temanmu?" teriak ibunya dari ruang tamu.

Eunbi yang mendengar hal itu langsung mengambil tas asal-asalan dan turun ke bawah. "Ne eomma. Aku pergi dulu ya," pamit Eunbi kepada ibunya.

Begitu masuk ke dalam mobil, Eunbi langsung duduk di sebelah kursi pengemudi tanpa menatap wajah Baekhyun. "Tidak seharusnya kau bertindak seperti ini. Aku bisa pergi sendiri," ucap Eunbi datar sambil memasang seat belt sebelum akhirnya mobil itu melaju dengan kencang, membelah jalan menuju ke suatu tempat.

I'm His Assistant | EXO Baekhyun [Revisi]Where stories live. Discover now