Part 6

130 3 0
                                    

Prilly pov

"Gue masih mencoba mencerna kata Kara tadi. Apa iya gue harus coba pertahanin perasaan gue ke Ali atau gak gue lupain Ali aja?" Pikir Prilly sambil melihat langit dari balik jendelanya untuk menenangkan fikirannya.

"Aaaaagh ya Allah tolong Prilly ini." Kata Prilly menengadahkan kedua tangannya.

"Emm gak!! Gue harus lupain Ali demi Icha, sahabat macam apa aku ini, egois! Huh semoga gue bisa lupain Ali masih banyak kan cowok lain yang ada di dunia ini.

Prilly mulai berjalan ke meja belajarnya dan mulai mengambil buku diary nya. Prilly mulai menuliskan tentang perasaannya ke buku tsb. Tanpa ia sadari setetes airmatanya mulai membasahi pipinya dan jatuh ke kertas.

Mungkin melupakanmu adalah hal yang sangat sulit untuk aku lakukan.
Bagaimana tidak, kalau kamu masih ada didekatku, masih memberi perhatian lebih padaku. Tetapi aku sadar kok perhatian kamu itu gak lebih buat seorang sahabat. Bodohnya aku yang mencintai sahabatku sendiri yang sudah benar2 mencintai sahabatku.
Aku rasa ini terakhir kalinya untuk melepas perasaanku. 

Setelah menulis itu, Prilly langsung pergi tidur dengan airmata yang terus membasahi pipi Prilly.

~~~~~

Prilly bangun sangat pagi. Biasanya ia bangun jam set.enam ini baru jam 4 aja Prilly udah bangun.

Kemudian Prilly pergi mandi, dan setelah selesai Prilly hanya duduk saja sambil menonton tv dikamar nya.

Pada saat jam 6 Prilly langsung pergi ke sekolah dengan menggunakan motor merah kesayangannya.

Prilly berjalan santai menuju kelasnya. Dan tidak sengaja Prilly melihat pemandangan yang tidak enak dipandang.

Mereka asik berpelukan ditaman sekolah. Hati Prilly serasa di tusuk duri. Prilly hanya memalingkan pandangannya, dan langsung bergegas ke kelasnya dengan perasaan sedih.

Ali pov

Matahari mulai menyinari sudut kamar melalui celah jendela. Dengan langkah malas gue langsung menuju kamar mandi. Setelah selesai gue langsung menuju bawah untuk sarapan sama mama. 

Gue tinggal berdua sama mama, ayah sudah lama meninggalkan mama pergi sama kembaran gue namanya Shelin. Gue sama kakak gue harus berpisah semenjak kami masih kelas 6. Kami tidak tau alasan orangtua kami selalu bertengkar tiap ayah pulang kerja.

Hingga suatu hari ayah pergi membawa Shelin entah kemana. Semenjak saat itu kami tidak pernah bertemu. Kami saling merindukan keluarga kami yang harmonis.

Tapi... apa boleh buat takdir sudah berkata lain. Udah lah ceritanya sampai sini aja ya...

Setelah sampai diruang makan mama sedang menyiapkan nasi goreng di meja.

"Pagi Al, udah bangun kamu" sapa mama yang masih membawa piring nasi goreng ke meja makan.

"Udah ma" Gue mulai duduk di kursi yang ada didepan mama.

"Lain kali Prilly diajak main kesini lagi ya Al, mama suka sama Prilly. Kamu cocok banget sama dia"

"Apa sih ma, Ali sama Prilly cuma sahabat kok. Kalo urusan itu kapan2 Ali ajak Prilly lagi. Tapi gak janji loh" kataku mengacungkan telunjukku memperingati mama.

"Ya udah kalo gitu mau kamu"

Setelah itu tidak ada percakapan lagi diantara kami. Kami makan makanan kami dengan diam.

Berharap yang Tak PastiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang