Part 14

87 4 1
                                    

"Prilly kamu masih kuat gak, kalau gak kuat kamu istirahat aja. Nanti biar aku aja yang Lanjutin hukuman ini"

"Gak kok, aku masih kuat. Kita Lanjutin larinya lagi yuk "

Dua sejoli sedang berlari beriringan mengelilingi lapangan. Peluh tercetak jelas di pelipis dan dahi mereka.

Setelah selesai menjalani hukuman mereka langsung menuju kelas mereka. Beruntung, kelas mereka kosong karena guru yang mengajar sedang cuti.

Suasana kelas memang sudah bisa ditebak. Yah. Ada yang kejar kejar gak jelas kayak ngejar utang, bagi kutu buku mereka membaca novel mereka atau buku lainnya , ada biang keroknya kelas yang bernama Josh, mungkin orang mengira ia adalah orang yang keren, tajir, pinter. Tapi itu diluar dugaan. Ia adalah murid paling bandel, mesum, keren sih ya lumayan masih banyak perempuan yang masih mau sama dia bahkan kakak kelas rela mengantri buat deketin dia, kaya tapi meditnya minta ampun kas kelas aja numpuk lima bulan.

Namanya Josheno Wardoyo. Mungkin namanya aneh bin jadul. Entah kesambet apa orang tuanya. Yang pasti dia punya nama yang aneh.

"Hai Sya, baca buku mulu gak capek tuh mata liatin buku terus mending liatin Aa yang ganteng kubik ini" Josh mulai membenarkan jambulnya dengan jarinya.

Sasya adalah salah satu gebetan Josh yang gak peka peka. Mungkin dia masih polos, berbanding terbalik dengan Josh. Sasya adalah murid yang cantik walau agak culun karena memakai kacamata tapi bukan bulat, tapi dia tetap modis, namun masih  sangat polos hingga gak peka dengan semua kode yang diberikan Josh.

"Idih Josh kok pede banget sih. Ya mendingan baca buku lah daripada liat muka Josh yang gak berfaedah itu" katanya yang berpaling dari buku ke Josh dan melanjutkan membacanya lagi.

"Ya Sasya mah gitu. Eh Sasya tau gak kopi sama Sasya " Josh mulai menggoda Sasya.

"Ya tualah kopi tuh kan minuman kalo Sasya kan manusia " jawab Sasya enteng yang membuat semua murid menatap mereka dengan menahan tawa dan ada rasa kasihan sama Josh.
"Ih bilang aja gak tau gitu. Kan Josh mau gombal sama Sasya " ada raut wajah kecewa di wajah Josh.

"Yah kan y adi Josh yang tanya sama Sasya" Josh menatap Sasya dengan muka memelas. "Iya iya deh. Sasya gak tau. Emang apa?" Josh tersenyum dan dengan semangat menjawabnya.

"Kalo kopi itu hitam pait tapi kalo Sasya hitam manis" Josh mencolek dagu Sasya yang dibalas dengan pelototan Sasya. Bukannya takut malah Josh tambah menatap Sasya dengan mata berbinar.

"Ih jadi Josh ngatain Sasya item gitu?" Sasya mulai pergi meninggalkan Josh yang tadi duduk dimejanya.

"Jangan ngambek dong Sasya "

"Gak mau"

"Hahah rasain lo Josh "

"Emangnya enak ditolak gebetan"

"Sya, Aa Josh nya nangis tuh Sya "

Begitulah kata yang terlontar dari murid yang lainnya. Sasya tak menghiraukan perkataan teman sekelas. Ia berjalan menuju meja Prilly yang kosong disebelahnya karena Ali sedang di belakang bersama temannya.

"Hai Prill sendirian aja nih, gue boleh duduk sini gak?" Kata Sasya yang melambaikan tangannya ke Prilly.   

"Duduk aja gue juga lagi sepi nih "

"Btw, katanya lo jadian ya sama Ali " begitu Sasya mengucapkan kalimat itu muka Prilly bersemu dan senyum malu malu .

"Heheh kok lo tau sih"

"Siapa yang gak tau coba, di Ig ,  Fb, rame semua sama grup fans kalian berdua"

"Benarkah? Aku gak tau kalo fans kita tuh sampe update banget" Prilly hanya menggelengkan kepalanya tidak percaya.

Berharap yang Tak PastiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang