Author pov
Ternyata Ali membawanya ke sebuah mall. Ali memarkirkan motornya dan membuka helmnya juga helm Prilly. Lagi lagi Prilly dibuat salah tingkah karena tatapan Ali.
Ali membawa Prilly masuk dan menggandeng tangannya. Semua pasang mata menatap mereka takjub ada juga yang iri.Sayup sayup mereka mendengar bisikan orang yang lewat di samping mereka, namun tak digubris.
"Sayang, mau main apa nih?" Ali membuka topik duluan.
"Itu aja basket. Udah lama kan kita gak main basket kaya dulu?" Prilly menunjuk ke arah bermain basket.
"Iya juga ya, ayo" Ali merangkul pundak Prilly dan berjalan menuju arena basket.
Prilly yang dilakukan seperti itu menatap Ali. Ali hanya tersenyum ketika melihat Prilly yang terus menatapnya. Akhirnya Prilly membalas senyuman Ali.
"Yuk lah kita mulai aja" Ali langsung memasukkan koin yang tadi sudah dibelinya.
Mereka melempar bola basket ke arah ring. Mereka banyak mencetak poin. Setelah waktu mereka habis, mereka menukarkan kupon.
"Mau main apa lagi? "Tanya Ali.
"Emm itu tuh aku mau boneka yang itu" Prilly menunjuk ke arah permainan yang dimainkan dengan cara mengarahkan tombol bermain untuk mengambil boneka yang ada di dalam (Author gak tau itu namanya apa, semoga paham penjelasan).
"Yaudah" mereka berjalan menuju ke tempat tsb. Ali langsung memainkan nya.
"Uh, susah banget sih. Eggh kiri lagi kiri lagi, yaaah lepas" Ali mengacak rambutnya kesal karena belum bisa mendapatkan boneka yang Prilly mau.
"Gak papa coba aja lagi, masih ada satu koin kan?" Kata Prilly mencoba menyemangati Ali.
"Maaf ya koin nya habis gara gara aku gak bisa main ini"
"Gak papa kok kan cuma mainan aja "
Namun sia sia. Ali gagal mendapatkan boneka itu. Memang dalam segala hal Ali bisa, tapi untuk kali ini mungkin Ali harus banyak berlatih lagi.
Dengan wajah yang tak semangat Ali meninggalkan arena permainan itu. Prilly yang melihatnya hanya mendesah pelan melihat kekasihnya tak semangat lagi hanya karena permainan kecil.
"Ali, udah gak usah dipikirin, aku juga gak papa kok gak dapet boneka. Mungkin lain kali kita bakal dapet banyak" Prilly mencoba menyemangati Ali.
"Aku udah ngecewain kamu, aku janji pasti nanti aku bisa" Ali senang melihat gadisnya yang menyemangati nya.
"Nah gitu dong, kan jadinya enak dilihat. Jangan cemberut teyus ya, nanti Ily nya gak cayang" Prilly mencubit pipi Ali dengan gemas.
"Aduh Prilly sakit tau, nanti kamu gak mau lagi cium pipi aku"
"Ih Ali mah gitu "Prilly memukul lengan Ali.
"Aduh. Prilly mah gitu"
Keduanya sama sama pura pura ngambek. Mungkin ini kebiasaan baru mereka. Akan sering bertengkar namun tidak butuh waktu lama akan baikan.
"Eh Ali kita beli topi itu yuk. Kamu suka topi kan?" Ajak Prilly.
"Ah boleh juga, kita belinya couple ya"
Mereka menuju ke salah satu stand yang menjual aneka bentuk topi. Mereka mencari cari topi couple yang cocok untuk mereka.
"Ali, mau pilih yang mana? Ini atau yang ini?" Tanya Prilly yang membawa topi couple yang berbeda.
"Emm ini aja. Lucu tuh tulisannya, cocok buat kita"
"Oh ya udah. Mba, kita beli ini ya"
"Ya, tunggu sebentar ya"
KAMU SEDANG MEMBACA
Berharap yang Tak Pasti
FanfictionSejak Sd kelas tiga mereka bertiga berteman dengan baik. Namun perasaan aneh muncul pada hati mereka masing2. Inikah yang dinamakan cinta? Mengapa cinta ini serasa menyakitkan? Haruskah cinta ini aku lupakan? Betapa senangnya aku jika engkau peka sa...