Part 9

123 5 0
                                    

Matahari sudah melambung tinggi di langit. Namun Prilly tetap dalam tidurnya. Suara pintu sudah tidak dihiraukan. Entah sudah berapa kali Kara dan ibunya mengetuk pintu. Dan setelah beberapa menit akhirnya ibunya memutuskan untuk membuka pintu kamar Prilly dengan kunci cadangan.

Mereka langsung menghampiri Prilly yang sedang menggigil sambil ditutupi selimut tebal sampai lehernya.

"Prilly kamu kenapa? Aduh badan kamu panas banget prill" kata ibu Prilly yang memegang dahi Prilly yang sangat panas.

"Kenapa tante?" Tanya Kara yang khawatir begitu melihat ibu Prilly yang panik.

"Badan Prilly sangat panas dan liat tuh Prilly sangat menggigil. Kita harus cepat bawa Prilly ke rumah sakit. Cepat panggil Raka bawa Prilly ke mobil dan kamu siapin mobilnya!" Kata ibu Prilly dengan nada khawatir.

"Baik tante" Kara langsung bergegas keluar dari kamar Prilly dan memanggil Raka.

Akhirnya Raka langsung menggendong Prilly menuju mobil dan mereka bertiga terpaksa tidak berangkat sekolah dan ibunya Prilly sudah meminta izin kepada wali kelas mereka masing masing.

Mereka buru buru membawa Prilly masuk keruan UGD dan prilly langsung ditangani dokter.

"Tante sabar ya pasti Prilly baik baik saja" Kara mengelus pundak tantenya halus berusaha menenangkannya.

Mereka duduk di bangku dekat ruang UGD tersebut. Sedangkan Raka berdiri didekat pintu sesekali melihat keadaan Prilly dari balik kaca jendela dari ruangan tersebut.

Mereka melihat Prilly yang kejang kejang dan langsung ditangani oleh dokter. Hingga 30 menit kemudian dokter pun keluar.

"Dok bagaimana dengan keadaan Prilly, dia baik baik saja kan dok?" Tanya Raka cemas ketika dokter mulai keluar dari ruangan tersebut.

"Suhu badan Prilly sangat tinggi sehingga mengakibatkan Prilly menggigil dan tadi sempat kejang karena suhu yang badan yang tidak normal, tapi sekarang keadaannya sudah baik. Sekarang Prilly harus banyak beristirahat dan makan dan minum yang hangat agar tubuhnya tidak menggigil" jelas dokter panjang lebar.

"Makasih dok. Apa kami sudah boleh masuk?" Tanya Raka yang sudah mulai lega dengan penjelasan dokter.

"Ya kalian sudah boleh masuk asal jangan berisik, saya permisi dulu harus memeriksa pasien saya yang lain" kata dokter memberi senyuman sekilas dan langsung meninggalkan ruangan UGD.

Mereka bertiga langsung masuk menemui Prilly yang tertidur lemas di ranjang. Mereka yang melihat hanya bisa bersedih melihat sepupu dan anak mereka yang tampak pucat.

Ibu Prilly masih menangis terduduk disamping tempat tidur Prilly dan disamping nya Kara yang masih menenangkan nya.

Setelah beberapa menit ada dua suster yang masuk.

"Maaf permisi bu, pasien harus kami pindahkan ke ruang inap sesuai perintah dokter. Dan salah satu dari kalian harap mengurus pembayaran rumah sakit ini" kata salah satu suster berpakaian putih itu.

"Ya baik, Raka tolong kamu urus dulu ya pembayarannya nanti uangnya tante yang akan kasih nanti tante nyusul kesana"

"Baik tante" Raka keluar diikuti dua suster yg mendorong tempat tidur Prilly ke ruang inap serta diikuti oleh Kara dan ibunya Prilly.

~~~~~

Bel berbunyi dengan nyaring, tetapi Ali belum juga menemukan teman sebangkunya itu.

"Ali, Prilly kemana? Udah bel kok belum dateng sih, padahal gue kan ada tugas kelompok yang belum selesai dibahas sana dia untuk hari ini?" Tanya Icha yang menghampiri Ali.

Berharap yang Tak PastiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang