Dua mobil dan dua motor melaju beriringan menuju bandara. Yap mereka adalah Ali, Prilly, Kevin, Rikky, Mila, Gritte, Kara, dan Raka. Mereka s
Ingin mengantar Icha yang akan berangkat ke Australia sekarang.Sebenarnya mereka semua berat harus kehilangan satu sahabat mereka. Namun itu juga terpaksa mereka lakukan karena itu juga keputusan Icha sendiri.
Mereka memarkirkan kendaraan mereka masing masing. Setelah menemukan orang yang di cari, mereka langsung menghampirinya.
"ICHAA" Prilly berteriak dan merasa namanya dipanggil Icha pun menoleh kan wajahnya.
Prilly langsung memeluknya diikuti yang lainnya.
"Kamu beneran mau berangkat sekarang Cha?" Icha hanya mengangguk. Dia tak sanggup berbicara dan matanya sudah berkaca kaca menahan air matanya.
"Jangan lupain kita yah, kita harus tetep kontekan terus"
"Iya Mil, gue gak bakal lupain kalian semua kok"
"Lo belajar yang bener disana jangan sampe lo bolos sekolah"
"Iya Ali, lo gak pernah kan liat gue bolos?" Ali hanya tersenyum diikuti anggukan membenarkan perkataan Icha.
"Cha, pesawatnya mau berangkat tuh, ayo kita siap siap" kata mamanya Icha yang mulai menghampiri Icha.
"Iya mah bentar lagi nih. Semuanya gue berangkat dulu ya, kalian jangan sampe berantem harus saling menolong. " kata Icha yang suaranya menjadi serak karena menahan tangis.
"Gue berangkat dulu"
"Maafin gue ya Cha, kalo gue ada salah sama lo, gue doain lo cepet dapet gebetan disana" kata Prilly yang memeluk Icha. Icha hanya
tersenyum kecut."Gue bakalan kangen sama lo Cha, maafin gue ya" Ali memeluk Icha lagi lagi dibalas dengan senyuman.
Setelah mereka semua berpelukan sama Icha sekarang mereka bersalaman ke ortu Icha.
Kemudian Icha berjalan meninggalkan mereka semua. Semuanya terlihat sedih. Icha kemudian membalikkan badannya dan melambaikan tangannya ke mereka semua.
"Daaah I will miss you all" setitik air mata jatuh ke tanah dan diikuti tetes lainnya. Icha menumpahkan semua perasaannya dan lebih memilih menangis ketika mereka sudah tidak melihatnya.
Mereka terus memperhatikan Icha yang mulai memasuki pesawat. Setelah dibalik pintu pesawat Icha membalikkan badannya lagi dan melambaikan tangannya. Icha langsung mengusap air matanya kasar dan langsung masuk ke dalam pesawat. Kemudian pintu mulai tertutup dan pesawat segera naik.
~~~~~
Prilly pov
Huh! Capek banget. Icha kapan balik ya. Pasti lama lah baru aja pergi udah tanya mau balik kapan.
Setelah mengantar Icha ke bandara gue langsung mandi dan saking capek gue ketiduran di kamar mandi. Eh salah di meja belajar gue setelah melihat kembali kotak yang waktu itu Icha beri ke gue.
Tok... tok.. tok..
Hmm siapa sih tuh berisik banget. Gue lanjut tidur lagi. Tapi suara itu tetep bunyi. Dengan terpaksa gue buka tuh pintu.
"Aduh Prilly lo lama bngits sih buka pintu. Liat tuh di bawah udah ada Ali nunggu lo setengah jam" ujar Kara yang sudah geram karena Prilly baru membuka pintunya.
"Apa? Ali kesini? Lo mah gak bilang dari tadi, tau gitu gue langsung buka pintu" kata Prilly .
" Lo mah denger namanya Ali aja langsung melotot. Cepet gih sana samperin udah jamuran kali tuh anak"
KAMU SEDANG MEMBACA
Berharap yang Tak Pasti
Hayran KurguSejak Sd kelas tiga mereka bertiga berteman dengan baik. Namun perasaan aneh muncul pada hati mereka masing2. Inikah yang dinamakan cinta? Mengapa cinta ini serasa menyakitkan? Haruskah cinta ini aku lupakan? Betapa senangnya aku jika engkau peka sa...